40

684 51 1
                                    

[Japanese]
[Korean]

Arata..

Pagi ini aku dan tuanku sedang bersantai di halaman rumah utama ini, tuanku sedang menikmati secangkir kopi sebagai teman membacanya. Sedangkan aku memilih menyibukkan diri dengan memainkan beberapa kerikil kecil sebagai latihan mengendalikan kekuatanku.

Zelo senpai memang sudah dikeluarkan dari tabung di gudang aneh itu, tapi aku masih belum bisa memintanya melatihku karena dia mengalami demam yang parah serelah dikeluarkan dari tabung.

Latihan Ku saat ini adalah memecahkan kerikil dengan jariku sendiri, aku ingat Zelo senpai bilang padaku bahwa aku ini kuat, jadi aku ingin memancing kekuatanku ini dengan memecahkan kerikil.

"Apa kau akan terus berkutat dengan semua krikil itu?" Tuan Azora ternyata memperhatikanku.

"Aku akan memancing kekuatanku dengan ini, setidaknya sampai kerikil ini retak untuk latihan hari ini"

"Bukankah Zelo memberi tau mu tentang fungsi Katana yang di berikan kakek buyutmu, kau membutuhkannya untuk membangkitkan kekuatanmu"

Aku baru ingat sekarang, aku pun membuang semua kerikil yang ku kumpulkan.

Aku menghampiri Tuan Azora.

"Kapan kita akan pindah ke rumah tuan lagi?" Tanyaku sambil duduk di pangkuannya.

"Mungkin seminggu lagi? Aku harus memastikan Zelo benar-benar sehat sebelum kita berpisah dengannya" Tuan mengecup bibirku.

Zelo...

Hari ini demamku masih tinggi dan semua badanku terasa begitu lemas, Nona Jenny tentu khawatir karna demamku tak membaik sedikit pun.

Nona memutuskan untuk menelfon teman masa kecilnya yang kini merupakan seorang dokter yang bertugas di RS pet ternama di Tokyo.

"Aku Sudah menelfon Billy, dia akan sampai dalam beberapa menit. Kebetulan sekali dia sedang tak ada jadwal." Jelasnya.

"Apa teman masa kecilmu berasal dari Barat?" Bingungku.

"Hahah... Maaf aku belum bercerita apapun padamu." Jenny memberi jeda, ia mengambil kantung es yang ia letakkan di kepalaku, lalu mengecek suhu tubuhku.

"Dulu saat aku kecil aku tinggal di Amerika dan kau tau? pada saat itu aku sangat kesulitan mempunyai teman karena aku berasal dari Asia. Sampai akhirnya Billy dan keluarganya pindah ke rumah sebelah dan kami bertetangga. Dia dan keluarganya berasal dari Korea, sama sepertiku. Kami berteman baik sampai sekarang, bahkan hubungan kami tak pernah terputus". Lanjutnya menjelaskan.

"Aku tak berniat melihat isi hati Nona, tapi maaf, itu sangat terlihan jelas" ucapku yang sebenarnya sangat terdengar ambigu.

Jenny menatapku bingung, 'sudah kuduga dia tak mengerti'.

"Kau menyukainya, Nona. Aku melihat kau memiliki rasa padanya, hanya saja kau ragu mengartikan itu rasa suka sebagai teman masa kecil atau sebuah rasa suka terhadap pasangan. Sekali lagi maaf, aku tidak bermaksud melihatnya, hanya saja itu terlihat sangat jelas". Jelasku.

Jenny tampak berfikir keras tentang perasaan yang ia rasakan. Dia menatapku, mengarahkan tangannya pada kepalaku, dia mengelus kepalaku dengan lembut, lalu tersenyum.

"Sepertinya kau benar hihihi, aku merasa lega saat kau mengatakannya. Hanya saja... Aku tak ingin berharap lebih, kau tau kenapa?"

Aku menggelengkan kepalaku pelan.

"Billy sangat tampan dan pintar, billy memang lebih tua 1 tahun dariku, tapi dia sudah sesukses itu sebagai dokter spesialis pet di RS Pet yang besar dan terkenal di Jepang. Jadi... Mustahil jika dia tak memiliki pasangan bukan?" Jenny beranjak dari duduknya.

Pet (First Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang