Author..Selesai dengan urusannya Azora pun memutuskan untuk pulang, dia khawatir jika Arata kembali ke wujud Werewolfnya.
Selama perjalanan Azora hanya mengamati katana yang ia pegang, 'kenapa tidak bisa ku buka?' Batinnya saat mencoba nelepas sarung katana itu.
"Tuan.., malam ini Ayah anda akan berkunjung ke rumah tuan" lapor Joe saat menerima pesan dari asisten ayah tuannya.
"Untuk apa?" Tanya Azora.
"Ayah anda ingin melihat pet anda, tuan. Dan beliau juga sedang mengurus salah satu perusahaan di kota ini, jadi beliau akan menginap beberapa hari" jelas Joe.
"Hhhmmm..., kalau begitu aku harus segera mengurus Arata. Joe tolong kau siapkan piama flanel yang berbentuk serigala. Aku ingin dia terlihat lucu" Azora tersenyum membayangkannya.
Sesampainya di rumah, Azora langsung bergegas ke kamarnya untuk melihat Arata.
Azora..
Aku masuk kekamar dengan segera, aku takut dia menahan diri sendirian.
Ku lihat Arata masih tertidur pulas di kandangnya, tapi ada yang berbeda. Dia berubah ke wujud werewolfnya, tanpa terlihat menahan diri atau pun mengamuk. Tapi wujudnya saat ini tidak sepenuhnya werewolf. Ukuran tubuhnya tetap seperti biasa, tidak berubah menjadi besar dengan otot-otot yang kekar seperti saat dia berubah sebelumnya.
Ku simpan katana yang sejak tadi ku pegang. Aku mendekati Arata dan mencoba membangunkannya dengan lembut.
"Arata, waktunya bangun... ini sudah sore, waktunya kau mandi.." ucapku dengan lembut sambil mengusap rambutnya yang berubah menjadi lebih panjang dan lebat, tapi tetap lembut saat di pegang.
Arata membuka perlahan matanya, dia terlihat lemah. Kurasa itu memang salah satu bagian dari proses penyempurnaannya (sebutan untuk perubahan pet yg berlangsung selama 1 bulan).
Aku pun membuka pintu kandangnya dan menuntun Arata untuk keluar dari kandangnya. "Kau tidur pulas sekali, Apa selama aku pergi kau menahan hasrat amukanmu?" Tanyaku sambil menggendongnya ala bridal style.
"Aku... tidak merasakan... hasrat amukan... hanya saja... aku merasa tidak bertenaga.." ucapnya yang terlihat benar-benar lemah. Dia terus memejamkan matanya, aku sungguh tidak biasa melihatnya yang seperti ini.
"Hey... jangan tidur lagi, ayahku akan datang melihatmu. Kau juga belum makan malam" tegurku saat menurukannya di bath tub yg masih kosong.
"Maaf... tapi... ini sulit...sekali, aku tidak...bisa" ucapnya.
Aku menghelanafas dan membiarkannya tetap memejamkan matanya.
Aku pun mulai melepaskan pakaian Arata."Kurasa Joe lupa menyiapkan pembersih analmu" ucapku sambil mulai beranjak, berniat untuk memanggil Joe.
Arata menahanku dengab memegang kakiku. "Ku..mohon... kali ini jangan... lakukan itu" ucapnya lemah dengan mata yang sedikit terbuka, menatapku dengan tatapan memohon.
Rasanya tak tega melihatnya seperti ini, tapi ayahku akan datang melihatnya, aku ingin dia tampak sempurna luar dan dalam.
Mungkin, ayah akan memakluminya kali ini. Melihat kondisinya yang saat ini terlihat sangat lemah.
Aku pun mengurungkan niatku dan mulai memandikan Arata. "Terima.. kasih" ucapnya dengan lemah.
"Tak perlu berterima kasih, hanya untuk hal seperti itu" jawabku.
Selesai memandikan Arata, aku mengeringkan rambut panjangnya yang masih belum kembali seperti semula, ku pakaikan baju piama yang sudah disiapkan Joe (pesanan Azora). Dia tampak sangat manis sekali. Bahkan aku tidak bisa berhenti menciumi pipinya, sedangkan Arata masih memejamkan matanya.
"Tuan Ayah anda sudah datang" ucap Joe.
Aku pun kembali menggendong Arata seperti menggendong anak kecil yang tertidur.
Kulihat ayahku datang dengan petnya sendiri, aku pun menghampirinya.
"Ohh... Azora, maaf ayah baru bisa berkunjung sekarang"
"Tidak apa-apa ayah, aku tahu ayah sangat sibuk" ucapku.
Ayahku tersenyum, lalu dia memandang arata yang duduk di pangkuanku masih seperti sebelumnya."Hhhmmm... petmu sedang dalam tahap akhir rupanya, dia setengah berubah dan dalam kondisi sangat lemah bukan?"
"Ya ayah, aku sangat khawatir saat pertama kali melihatnya seperti ini. Ah iya, hari semakin malam, sebaiknya kita makan malam sekarang"
"Ya benar, petku juga sudah terlihat lelah. Aku mengajaknya bekerja bersamaku sebulan ini"
Aku pun melirik kearah Shin -pet Ayah- Dia memang terlihat begitu lelah hingga tertidur di samping ayah yang kini membangun kannya.
"Yahh kurasa aku akan memperkenalkan Arata besok saja. Sekarang dia bahkan sulit hanya untuk nembuka matanya" ucapku.
Ayahku memakluminya "petmu terlihat sangat manis dengan piyama itu, hahah" ayahku terlihat gemas melihat Arata.
Kami pun mulai makan malam bersama. Aku menyuapi Arata dengan hati-hati. Shin terlihat tersenyum melihat cara Arata makan dengan setengah tidur.
Ayahku sebenarnya terlihat seram dari tampilannya dan akan menakutkan jika dia sedang serius. Tapi itu hanya tampilan luarnya saja, jika sedang mengobrol biasa, ayah adalah tipe orabg yang ramah, hangat, dan penyayang. Tapi semua karyawan di kantornya tidak pernah tahu hal itu.
"Pet tuan Azora lucu sekali" ucapnya.
"Aku juga sepemikiran" tanggap Ayah sambil mengelus kepala Shin.
"Itulah, alasan utama mengapa aku memungutnya" ujarku.
Tbc..
______________________________________
Sorry lama
Efek puasa jd susah fokus.Yg penasaran ayahnya Azora sm pet ayahnya↓↓↓↓↓↓↓
Mamoru Suzu (ayah Azora)
Shin / Mamoru Shin (Pet)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pet (First Version)
RandomAkihiko arata, itulah nama pemberian kedua orangtuaku yang telah tiada saat umurku 8thn, mereka meninggal karena pembunuhan oleh sekelompok preman yang ingin merampok mereka saat pulang kerja, di perjalanan pulang melewati kawasan yang sepi penduduk...