Azora..
Akhir pekan ini aku berencana untuk tidak pergi ke manapun, aku akan menghabiskan waktuku hanya berdua dengan Arata.
Arata sempat marah padaku, karena tak datang ke pertandingannya bulan lalu, aku malah menitipkan nya pada Yongguk yang saat itu mengawasi Zelo yang ternyata ikut dalam perlombaan.
Kini aku sedang memangku Arata di ruang Tv.
"apa kau masih marah padaku" tanyaku padanya yang terlihat masih murung.
Dia hanya menggelengkan kepalanya, tanpa mengucapkan apapun.
Semakin lama Arata memang semakin manja, tapi semakin lama pula akupun semakin sibuk. Bahkan aku banyak melewatkan kuliahku. Ayahku memang menyebalkan, menyerahkan masalah di kantor cabang sepenuhnya padaku. Dan ya hari ini juga dia akan berkunjung bersama Shin, entah apa yang akan dia bahad kali ini.
Aku yang malas mengingat ayah, mengalihkan pikiranku pada Arata. Dia terlihat dangat fokus pada film yang ditontonnya. Melihat Arata yang tenang aku pun mencium pipinya lalu mengelus-elus perutnya, dia terlihat nyaman menyender pada dadaku untuk menikmati elusanku di perutnya. Aku memasukkan tanganku kedalam kaosnya lalu mengelus tinjolan di dadanya, dia memejamkan matanya menikmati setiap gerakan yang aku lakukan. Aku memalingkan wajahnya lalu melumat bibirnya.
Ting
Suara pesan dari handphone ku menghentikanku, aku pun membaca pesan yang ternyata dari Ayah. Dia akan sampai beberapa menit lagi.
"Ayahku akan Datang sebentar lagi, kau sudah tak takut lagi kan padanya?"
Arata hanya mengangguk.
"ayolahh, kenapa kau masih tak ingin bicara padaku?"
Arata diam.
"emm bagaimana kalau kita mengunjungi Zelo sore nanti? Apa kau mau? Kau sudah lama tak bertemu dengannya bukan?" tanyaku lagi, memancing Arata untuk bicara.
"mau!" Arata menjawab dengan semangat, dia berbalik menghadapku lalu memelukku.
"Tuan.. Tuan besar sudah ada di depan"_Joe.
"ah langsung suruh kemari saja, aku malas ke ruang tamu"
"Baik"
Kulihat Ayahku dan Shin datang, Ayahku langsung duduk di single sofa sedangkan Shin tetap berdiri.
"ada maksud apa Ayah berkunjung kemari?" tanya ku to the poin.
"ah kau tak ingin basa basi dulu?" tanyanya.
Aku hanya merespon demgan memberi tatapan yang datar.
"ah baiklah, maaf karena aku membebanimu dengan perusahaan cabang. Aku sedang memperkuat jalinan kerja sama peeusahaan kita dengan perusaha Mr. Kim dari korea. Kerja sama ini akan menguntungkan kita, dan memperbaiki semua masalah yang peeusahaan kita hadapi" jelasnya. Tentu aku tau siapa itu Mr. Kim, ya dia ayahnya Jenny, pimpinan dari perusahaan terbesar di negaranya, yang tentusaja jauh lebih besar dibanding perusahaan milik ayahku.
"jadi kami sepakat untuk menjodohkanmu dengan putrinya, setelah itu ayah akan membuka perusahaan baru di daerah sini, kau dan istrimu nanti yang akan mengurusnya, itu akan membuatmu memiliki waktu luang untuk bermalas-malasan dengan petmu" lanjutnya lagi.
"tunggu, ayah menyepakati perjodohanku tanpa bertanya apakah aku setuju?"
"ayah tak menerima penolakan untuk urusan ini, karena Mr. Kim sendiri yang mengajukan. Lagi pula bukankah kau sudah mengenal baik putrinya kan." jawabnya yang membuatku jengkel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pet (First Version)
RandomAkihiko arata, itulah nama pemberian kedua orangtuaku yang telah tiada saat umurku 8thn, mereka meninggal karena pembunuhan oleh sekelompok preman yang ingin merampok mereka saat pulang kerja, di perjalanan pulang melewati kawasan yang sepi penduduk...