20

2.6K 191 9
                                    

(Bahasa Jepang)
(Bahasa Korea)

Zelo...

Seharian penuh aku mengikuti Arata dari jauh. Azora menyuruhku untuk membawa Arata hari ini jg, itu membuatku semakin frustasi.

Wanita yang bernama Jenny itu menyewa 2 pengawal profesional untuk menjaga Arata kemana pun dia pergi, itu membuatku kesulitan. Aku memang bisa menghajar 2 pengawal itu, tapi bisa juga itu hanya sebuah jebakan untukku.

Zzz....zzz...
Kurasakan ponselku bergetar.
"Waktumu 3 jam lg Zelo" perintah Azora.

Aku kembali memperhatikan Arata, dia mulai masuk kedalam mobil bersama 2 pengawalnya. Sepertinya mereka akan pulang, akupun keluar dari tempat persembunyianku untuk mengikuti mereka. Saat aku mulai menyebrangi jalan, sebuah mobil menghadangku, lalu 3 orang keluar dari mobil itu dan menarikku masuk kedalam mobil. Mobilpun dijalankan, aku terus memberontak hingga salah satu dari mereka menyuntikkan sebuah cairan yang membuat tubuhku melemas tak bisa bergerak seperti lumpuh total.

Orang itu mencengkram rahangku "jadilah kucing manis yang penurut puss, hahaha" ucapnya yang hanya bisa ku balas dengan tatapan tajam.

"apa kita bisa menyentuhnya dulu sebelum kita bawa ke rumah boss Jenny?" Tanya orang yang duduk d sebelah supir.

"Kau gila! Apa kau ingin boss membunuh kita!" Jawab org d sebelahnya yg sedang menyetir.

"Nona sudah bilang untuk membawanya tanpa mengotorinya, apa kau masih belum mengerti?!" Ucap orang yang kini sedang mengikat tangan dan kakiku.

"Sebaiknya kau geledah dia, Chan. Bisa saja ada alat pelacak" ucap orang disebelah yang bernama Chan ini.

Dia pun menurutinya, menyalakan alat detektor lalu menyusuri setiap lekuk tubuhku.

Tiiit...tiit...tiit...
Alat itu mengeluarkan suara saat berhenti tepat di selangkanganku.
'Sial, dasar Azora sialan!' Batinku kesal.

"Emmm, kenapa pemilikmu memasang pelacak di sana? Apa dia memang sengaja? Hahaha"

Orang yang bernama Chan membuka celanaku. Aku hanya bisa pasrah saja, karena memang badanku tak bisa bergerak.

"Ini pengunci penis, Azora ternyata bisa sekejam ini. Kau bahkan tak di izinkan menegang, baiklah akan aku bantu kau untuk membukanya". Dia mulai memcoba untuk melepaskan pengunci itu. Seharusnya mudah, karena penisku sama sekali tidak menegang, lebih tepatnya sudah lama milikku tidak menegang.

'Tunggu.. kenapa dia tahu Azora!' Batinku mulai panik.

"Sulit sekali, ini tidak bisa di buka dengan kunci. Biar sajalah nona Jenny yang mengurusnya".

"Ya, karena kita sudah sampai". Lanjutnya.

Orang yang bernama Chan itu menarik celanaku lg, namun tidak menutupnya. Lalu mereka semua keluar dan menyeretku masuk ke dalam rumah yang aku yakini milik Jenny.

Mereka menyeretku hingga sampai di ruang tamu, disana sudah ada Jenny bersama Arata di pangkuannya yang sedang menikmati elusan Jenny di penisnya.

Saat kami sampai di hadapan mereka, Arata terlihat sangat terkejut melihat keberadaanku yang terikat dan diseret.

"Se-senpai..!!" Arata memanggilku, aku hanya bisa terdiam karena efek obat tadi.

Saat Arata berniat turun dari pangkuan Jenny untuk menghampiriku, dengan sepat Jenny menahannya dan meremas penis Arata dengan kuat "aa-aaa sak-it nona ah-" Arata mengurungkan kembali niatnya. "Aku tidak menyuruhmu untuk beranjak Arata sayang~" Jenny kembali bersikap halus pada Arata.

"Dan... kau pasti suruhan Azora bukan? Dan kau juga yang berhasil membuka prifasiku? Aku sangat takjub dengan kemampuanmu. Kau jenius, tapi kejeniusanmu masih kurang untuk merebut kesayanganku kembali pada tuan barumu Zelo~" ucapnya yang kini mendudukan Arata di sofa dan menghampiriku yang saat ini dalam posisi berlutut, kurasa efek obatnya mulai memudar karena aku dapat menggerakkan kembali rahangku.

"A-ku tak m-masalah ten-tang i-tu" jawabku yang masih kesulitan. Arata memandangku prihatin.

Jenny tersenyum remeh mendengar jawabanku. Lalu dia menamparku dan menendang perutku dengan keras. Setelah itu dia mengambil sebuah cambuk yang terpajang di dinding diatas sofa. Jenny mencambukiku berkali-kali dengan sangat kencang, baju yang kupakai pun robek-robek. Belum puas dia mengambil sebuah vas bunga dan memukulkannya ke kepalaku hingga aku hampir mencapai titik batas kesadaranku.
Kulirik Arata yang ketakutan dan begitu khawatir melihatku.

"Nona, Azora memasangkan pelacak pada pengunci penisnya dan itu sulit di buka". Jelas orang yang bernama Chan yang kini kembali membuka celanaku.

Jenny mendekat, dia memperhatikan collar yang ku pakai dan pengunci penisku secara bergantian. "Biarkan saja, lebih baik jika Azora datang kemari".

Karna aku masih sadar Jenny mengambil sebuah pisau, dia berniat untuk menusukkannya di perutku, namun Arata dengan sigap memelukku. "Arata! Kembali ke tempatmu!" Perintah Jenny.

"Ti-tidak mau! Kumohon nona, jangan menyiksanya lagi, kumohon. Dia sudah cukup menderita, jadi kumohon jangan membuatnya lebih dari ini" Arata menangis.

Author..

Jenny mengernyit "tahu dari mana kau dia hidup menderita, Arata? Bagaimanapun juga dia suruhan Azora yang akan merebutmu dariku!"

"Tapi anda tidak seharusnya menyiksanya! Terakhir aku bertemu dengan Senpai, dia sedang depresi berat karna menerima banyak tekanan dan siksaan! Aku tidak ingin melihatnya seperti itu lagi" semakin deras airmata yang Arata keluarkan.
Zelo pun terkejut mendengar tuturan Arata, 'apa dia melihatku saat aku berada di RSJ?' Batin Zelo.

"Aku majikanmu Arata, jangan sampai aku memberikanmu hukuman" ancam Jenny.

"Dan aku tidak akan membiarkanmu Jenny" tanpa mereka duga Azora sudah berada di dekat mereka bersama Joe.

Tbc...

Pet (First Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang