#Rabu_TikungWLI

3 0 0
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Tikung'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. Bogummy --

Tikung Menikung Bias.
Ina dan Zirly sudah bersahabat sejak lama. Mereka selalu bersama, layaknya bersaudara. Mereka berdua juga memiliki banyak kesamaan diantaranya sama-sama suka hal-hal yang berbau Korea.
"Annyeong Zirly! Aku punya bias baru lho...".Cerita Ina.
"Jinjja, jeongmal! Siapa bias barumu Ina?".Tanya Zirly.
"Mmm...Ada deh! Rahasia! Kalau aku cerita bisa-bisa kamu naksir sama si doi!".Kata Ina santai.
"Hahaha...Nggak mungkinlah aku naksir sama bias mu itu.Aku kan punya Abang Lee Min Ho yang tampannya luar biasa".Balas Zirly.
"OK deh aku cerita, tapi ingat jangan sampai naksir ya!".Kata Ina tersenyum.
"Ne Ina yang cantik.Emangnya siapa sih bias barumu itu?".Tanya Zirly semakin penasaran.
"Ini dia bias baruku, babang Ji Chang Wook.Tampan kan?".Jawab Ina bersemangat.
"Oh! Ji Chang Wook, B aja kok.Masih kali lebih tampan Lee Min Ho".Balas Zirly.
"Mereka berdua sama-sama tampan kok!".Kata Ina cemberut.
Ina pun pergi meninggalkan Zirly.Ina juga mematikan ponselnya, dia tidak pernah menghubungi Zirly lagi.Hari demi hari terus berlalu, dia pun kembali mengaktifkan ponselnya dan membuka akun sosial media miliknya.Betapa terkejutnya dia saat melihat posting an Zirly.
"Saranghaeyo Babang Ji Chang Wook! Kenalkan chingu, ini bias baru ku!".bunyi caption postingannya Zirly.
Hampir saja ponsel yang dipegang Ina jatuh, tanpa berpikir panjang, Ina langsung mencari Zirly.
Sesampainya dirumah Zirly...
"Zirly! Bolehkah, kita bicara sebentar?".Tanya Ina.
"Eehh! Ina, boleh dong, silahkan masuk!".Ajak Zirly.
"Langsung aja ya!Ini maksudnya apa?".Kata Ina seraya menyodorkan ponsel miliknya.
"Emangnya kenapa, itu kan postingan milikku, aku bebas posting apapun yg aku mau!".Jawab Zirly santai.
"Ji Chang Wook kan bias ku, kenapa kau mengambilnya?".Kata Ina marah.
"Hahaha! Yaelah, Ina Sayang.Ji Chang Wook itu milik bersama, aku boleh dong ngebiasin dia!".Balas Zirly sambil tertawa jahat.
"Dasar tukang tikung! Aku benci kamu, mulai saat ini, kita tidak bersahabat lagi! Lakukan saja apa mau mu, aku tidak peduli! Dasar tukang tikung kamu!".Ina sangat marah.
"OK fine, aku juga bosan bersahabat denganmu. Bae!! ".Balas Zirly.

Tamat.

--

2. Uzu Riska --

Di tengah hujan yang deras. Sebuah mobil yang dikendarai seorang pria, melaju dengan kecepatan tinggi. Lelaki yang tengah mabuk itu melajukan mobilnya tanpa arah. Kefrustasian yang dirasakannya, karena perusahaan miliknya bangkrut dan juga dia harus membayar seluruh utang yang disebabkan oleh istrinya. Ternyata selama ini istrinya telah memanfaatkannya. Seluruh uang dan aset-aset berharganya telah dialihkannya atas nama istrinya. Dan kini istrinya malah meninggalkannya.

Dia terus melajukan mobilnya. Dan tanpa disadarinya, di depannya sudah menunggu sebuah tikungan tajam dengan jurang di bawahnya. Dia berusaha mengerem mobil hitamnya. Namun tak membuatnya berhenti. Seketika mobil itupun menabrak pembatas jalan. Dan terjun bebas ke dalam jurang. Si lelaki mengalami luka di bagian kepalanya dan badannya terhimpit kursi mobil. Bensin perlahan menetes dari tangki mobilnya dan langsung membakar mobil dan si lelaki.

--

3. Rama Dhan --

"Lo ga marah wanita lo itu ditikung orang lain?" tanya Reno sahabat kecilku saat sedang main ke rumah.

"Kenapa harus marah? bukannya bagus? Jadi gue ga nyia-nyiain waktu buat orang yang ga benar-benar cinta sama gue." Jawabku sembari menyeruput secangkir kopi yang masih hangat.
"Terus perjuangan lo buat dia mana? semudah itu lo ngerelain orang yang lo sayang?" tanya Reno lagi yang masih penasaran karena aku masih bersikap biasa saja.

"Perjuangan apa? risiko bercinta men,"

"Dari awal gue udah siap terima risiko itu." Sambungku yang menatap dalam-dalam kedua mata Reno.

Dan Reno pun tak berkata lagi, seperti sedang berpikir dengan satu alisnya naik. Kemudian aku mengalihkan pembicaraan yang lain, karena kalo bicara cinta mulu itu cuma bikin pusing.

Di depan teras rumahku, aku dan Reno bercerita banyak hal. Seperti mengingat-ingat masa kecil saat masih polos. Kurasa Reno waktu itu sangat lah cengeng, kami sering berantem hanya karena hal kecil. Tetapi tak butuh waktu lama untuk bermain bersama lagi. Sekarang kami berdua sudah dewasa dan lebih sering bertukar pikiran untuk membangun masa depan yang lebih baik. Urusan cinta aku percaya suatu saat nanti pasti akan ada seseorang yang benar-benar bisa menjaga perasaannya hanya untukku datang dan saat itu aku akan berjuang untuknya.

--

The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang