#Jumat_HaruPiluPerpisahanWLI

1 0 0
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Haru Pilu Perpisahan'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. Ilham Zainal Miftach -- Zain_96

Terakhir Kali

Hari ini terakhir kalinya aku melihatmu, sebelum kau pergi.

Aku masih belum menerima keputusan-Nya. Mengapa Ia memanggilmu begitu cepat.

Bukannya aku tidak ikhlas melihatmu pergi. Tapi aku belum sempat mengucapkan kalimat perpisahan.

Tapi aku mencoba berbaik sangka pada-Nya. Mungkin Ia ingin melihat salah satu hamba-Nya yang selalu taat ini menghadap langsung. Dan mungkin saja, Ia ingin memberikanmu waktu istirahat karena kau yang setiap hari melayani-Nya disaat senang maupun susah dirimu.

Aku jadi teringat, bagaimana dulunya diriku ini kotor oleh tanganku sendiri. Dan kau datang seraya mengulurkan tanganmu yang bersih dan mengajakku untuk mensucikan diri.

Terima kasih. Berkat dirimu, aku kini adalah hamba-Nya yang mulai kembali di jalan yang benar.

Dan inilah. Terakhir kalinya aku melihatmu di dunia yang fana ini. Dan aku harap kita bisa bertemu lagi di surga-Nya yang kekal.

--

2. Enhy Nhyy -- RhueKaara
Tajuk : Nyanyian Rindu

Dalam hening kubertanya
Pada bulan yang bersinar sepanjang malam
Di manakah kiranya berpijak?
Tanyaku ...
Namun ia tiada jawab

Lantas aku bertanya
Pada bintang berkilauan
Mengapa ia kian mengabur?
Namun mereka pun bergeming
Menyiksaku dalam terka tak bertepi

Di sudut malam berdebu
Kucoba lupakan segala tanya
Semua teka-teki yang memekik
Hilang dalam angan tak berujung
Bak mencari cahaya dalam lorong-lorong malam
Gelap tanpa harap

Kembali kuteringat ...
Pada satu wajah yang kini memudar
Wajah yang telah menyatu dalam rindu
Menyisakan daku sendiri dalam pekat malam
Mengenang setiap cerita yang kini mulai memutih
Kontras dengan hitam malam menyiksa

Kenangan itu mengabur ...
Namun tak lekang oleh waktu yang terus berpacu
Seakan ia mengalir di setiap tetes darahku
Bersama nafasku ia berhembus
Bisikkan rindu dari perpisahan

Sepi kini terasa mengikat
Di tiang berduri kumenggantung
Sakit, begitu sakit terasa
Hingga aku tak lagi mampu merasakan tubuh ini
Perih, namun darah pun tiada menetes

Ingin aku lupakan ...
Menjauh dari kenangan yang mengurungku dalam gelap
Menyiksaku dalam sepi
Menjebakku dalam tanya tanpa jawab
Begitu dalam ...
Hingga waktu pun enggan mengobati luka

Dan hingga ku tersadar
Hati ini pun tiada henti
Teriakkan nama yang kini menjauh
Di manakah kiranya?
Mengapa engkau biarkan malam menyiksaku sendiri?
Kembali kutanya pada derap langkah yang kian lenyap
Pernahkah engkau peduli pada deru angin?
Yang bisikkan rindu pada setiap hembusannya
Pernahkah engkau, peduli padaku?

--

3. Nindira Rahayu

Dalam langkah malu-malu, memasuki sebuah ruangan penuh manusia. Suara musik terdengar begitu nyaring, melantunkan lagu-lagu hits masa kini.

Azki menatap teman-teman seangkatannya yang nampak menikmati pesta, tersenyum samar. Hatinya berteriak ingin menemui mereka namun sesuatu menghalangi.

Kembali ia melangkan kakinya, menyusuri Ballroom hotel, menembus orang-orang yang tengah berdansa. Satu tujuannya, melihat orang terkasihnya untuk terakhir kali.

Gaun putih dengan aksen merah seperti noda darah itu bergoyang perlahan, mengikuti gerak tubuh Azki. Perempuan bersurai hitam legam itu sampai di taman belakang ballroom, maniknya memindai sekeliling sebelum memutuskan untuk kembali berjalan.

Langkah Azki perlahan memelan, sebelum berhenti tepat beberapa meter dari seorang pemuda tampan berbalut tuxedo hitam yang terlihat gelisah.

Azki mengamati dalam diam bagaimana pemuda itu menekan tombol pemanggil di ponsel pintarnya. Menunggu beberapa saat sebelum mendesah kesal ketika yang menjawab adalah operator.

"Lucas," bisik Azki dengan suara pilu. Berharap sosok tampan bernama Lucas dapat mendngarnya.

Sedang Lucas memilih duduk di bangku taman sembari memainkan ponselnya, mendesah kesal kemudian nampak khawatir akan sesuatu.

Drrrtt... Drttt...

Ponsel dalam genggamanLucas bergetar menampilkan sederet nomer dengan nama ; 'My Girl'

"Baby, kenapa..." Belum sempat Lucas berbicara, di ujung Line terdengar suara tangisan, bukan tangis histeris tapi tangis pilu yang membuat Lucas kehilangan kata.

"Maafkan aku," Suara disebrang line terdengar begitu lemah.

"K-kenapa? Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Dimana sekarang?" tanya Lucas beruntun.

"A-aku tak apa, tapi berjanjilah satu hal," Suara disebrang Line semakin mengecil membuat Lucas semakin khawatir.

"Apa? Kenapa? Baby?"

"Maukah kau berjanji?" Kini suara di ujung line terdengar menuntut.

Lucas terdiam sebelum berkata ; "Ya"

"Berbahagialah, jangan bersedih..."

Tut...tut...

"Baby apa yang terjadi?!" Lucas berteriak panik, mencoba menghubungi nomer itu lagi namun gagal.

Azki mengamati dalam diam, matanya memerah, terisak sedih.

Dan beberapa menit kemudian seseorang datang menghampiri Lucas dengan berita mengejutkan.

Bahwa Azki Kirana, kekasihnya, gadisnya, telah meninggal karena diperkosa dan dibunuh.

--

The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang