#Kamis_MusuhDalamSelimutWLI

41 7 4
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Musuh Dalam Selimut'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. MsLoonyanna -- msloonyanna

"Mengapa kau membongkar semuanya?!" Wanita di hadapanku memandangku tak percaya, seolah memarahinya seperti ini merupakan kesalahan besar. Hah! Dia membongkar rahasiaku di depan orang lain dan sekarang aku harus berurusan dengan polisi sialan! Seharusnya aku memang marah, 'kan?
.
"Kau gila!" raungnya tak terima.
.
"Apa, hah?! Aku mencintaimu dengan seluruh hidupku, tapi bukan berarti kau bisa mengkhianatiku dengan cara rendah seperti ini!" Aku tertawa tanpa rasa humor sebelum kembali menambahkan, "Kautahu? Kupikir kau berbeda dengan wanita-wanita lain di luar sana, nyatanya aku salah. Aku memercayakan seluruh rahasiaku padamu, tapi kau membongkar semuanya! Kau memang benar-benar musuh dalam selimut!"
.
"Kau benar-benar gila!" Ia mengulang kalimat itu lagi dan aku tak suka. Matanya kini menatapku tajam, seolah-olah hal itu akan berpengaruh banyak padaku. Lelucon. "Aku tidak mungkin membongkar semuanya sementara aku yang membantumu menyeret mayat-mayat menjijikan di malam itu! Di mana otakmu, Julian?! Kau sakit!" Aku terdiam, kehilangan kata-kata. "Dan oh, aku seharusnya tak bersikap naif dan berpikir kau akan berubah secepat ini."
.
"Apa maksudmu?" Percayalah, kali ini amarahku sedikit mereda dan sekarang semuanya tergantikan dengan rasa penasaran.
.
"Pergilah ke dokter dan periksakan kepalamu," jawabnya tenang, melipat kedua tangan di depan dada. Sepasang manik karamelnya menatapku penuh simpati. "Kau harus sadar bahwa sebenarnya musuh dalam selimut itu adalah dirimu sendiri. Oh, atau harus kubilang dia adalah Jeremy?"
.
"Ap-apa?"
.
"Jangan berpura-pura normal ketika kenyataannya kau tidak, Julian. Kau harus menerima kenyataan bahwa selama ini kau berbagi tubuh dengan kepribadianmu yang lain, Jeremy. Kau dan Jeremy adalah satu orang dengan dua kepribadian. Kau harus ingat itu." Mary menatapku sekali lagi sebelum gema heels-nya perlahan memudar, meninggalkanku dengan sejuta pikiran di kepalaku.
.
Jadi ... selama ini aku adalah musuh dalam selimut untuk diriku sendiri? Oh, Jeremy, aku benar-benar membencimu.

--

2. Suryani Moon -- suryanimoon

Senja Menanti

Langkah Viki terhenti melihat kejadian di depannya, ia berharap ini tidak terjadi.
Namun ...
"BUGH!" Oliv terjatuh dengan luka tembak di bahu sebelah kanannya. Baju Oliv sudah berlumuran darah, Oliv meringkuk di lantai.
Tanpa pikir panjang Viki langsung menghampiri Oliv.
"Oliv!" seru Viki. Oliv nampak kesakitan.
"Ngapain kamu di situ? Hah!!" seru Anjas. Viki mengepalkan tangannya, menghampiri Anjas yang sedang memakinya.
"Banci! Bang***! Pengecut! Kenapa kamu tembak dia hah?" marah Viki Tanpa pikir lama, ia menghajar Anjas.
"Maksud kamu apa hah? Bukannya kamu maunya gini? Nyingkirin dia! Kenapa kamu malah marah hah?" teriak Anjas tak kalah keras. Viki mencengkeram kerah Anjas.
"Asal kamu tahu? Aku nggak bakal nyakitin dia seperti kamu! Dan asal kamu tahu juga, yang jadi musuhku selama ini itu kamu! Bukan Oliv!" seringai Viki. Viki memberi satu lagi bogeman mentah untuk Anjas. Jiwa brutal yang sempat menghilang kini kembali lagi.
"Dan kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu lakuin!" ujar Viki lagi. Kini Anjas meringis kesakitan, dilain sisi Oliv juga merintih kesakitan. Melihat Anjas tak berdaya, Viki mengeluarkan belati miliknya. Disisa-sisa kesadarannya, Oliv masih bisa melihat Viki mengeluarkan belati itu. Ia merasa pernah melihatnya. Hingga akhirnya Oliv teringat sesuatu, meskipun kepalanya sedikit pusing tapi ingatan itu memaksanya untuk memutar kembali memori di otaknya.
"Belati itu ..."

The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang