#Kamis_NikmatSesaatWLI

5 2 1
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Nikmat Sesaat'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. Rena -- Creamilatte

Tajuk : Teruntuk Kalian, Orang Tua yang Belum Siap

Sebelumnya, enggak ada yang bikin DW, ya?

Aku memberi judul dengan kata 'belum siap', mengapa tidak orang tua yang belum tua saja? Eits, itu orang muda, tidak ada orang tua yang belum tua. Lalu orang tua yang belum tua itu apa? Tanya saja pada si Tua! Aku tidak tahu, aku masih muda dan tidak berniat untuk menjadi tua, untuk saat ini. Kalau jadi orang tua bersamamu dari anak-anak kita suatu saat nanti, aku sangat siap.

Kembali ke orang tua yang 'belum siap'. Mengapa belum siap? Karena mereka memang belum siap menjadi orang tua dan memiliki anak. Eh, malah bikin anak sama anaknya orang. Eh, gimana, sih? Maksudnya gangguin anak orang. Emang gangguin anak orang bisa jadi anak? Ya bisa, lah, Bego! Kalau yang diganggu bagian 'itu' (apa?!)

Oke, masalah 'belum siap' sudah clear.

Teruntuk kalian, orang tua yang belum siap.
Mengapa harus melakukan hal keji dan hina? Mengapa harus melakukan hal hina yang hanya memberi nikmat sesaat?

Teruntuk pria, sebagai Ayah yang belum siap. Tidakkah kamu berpikir? Tidakkah kamu berpikir bagaimana jika wanita yang kau gauli tiba-tiba datang dan menangis dengan benihmu ada pada rahimnya?
Oke, mudah. Aborsi, selesai.
Apa?! Mudah katamu?! Nyawa seorang anak manusia dengan mudahnya akan kau habisi?! Ini gila, sungguh gila.

Teruntuk perempuan, sebagai Ibu yang belum siap.
Tidakkah kamu berpikir untuk tidak memberikan apa yang membuatmu dihormati kepada sembarang pria? Oke, Aku perempuan, kau pun sama. Dengar, jika pria yang kau beri 'harta'mu itu memintamu menghabisi nyawa yang ada pada rahimmu, apa kau akan menurutinya? Jika iya, dimana hatimu? Dimana sisi keibuanmu? Bukankah perempuan ditakdirkan untuk mengandung, melahirkan, menyusui dan membersarkannya? Bukan mengandung lalu menghabisinya!! Kau sudah menyalahi takdirmu sebagai perempuan.

Teruntuk kalian, orang tua yang belum siap.
Coba kalian pikirkan bagaimana anak kalian kelak menanggung malu sebab terlahir dari perbuatan hina, atau bahkan menahan pedih dengan besar tanpa kasih dari Ayah Ibu. Aku paham betul bagaimana rasanya, aku paham betul. Meski sebab dari tidak hadirnya mereka bukan karena hal keji yang hanya menginginkan nikmat sesaat, tapi tetap saja, ini menyakitkan. Bagaimana semua ini menjadi patah hati terbesar dalam penggalan jalan hidupku.

--

2. Nurlina Aim -- IamAi96

Judul : Dia

Hujan begitu deras diiringi suara-suara petir yang menggelegar, memberi rasa dingin pada raga dan kelam pada jiwa yang telah kehilangan arah. Aku mencoba tersenyum tapi air mata bodoh ini selalu mengalir mengiringi jari-jari tanganku yang mengores tinta hitam di atas kertas-kertas putih yang selalu aku cemooh sebagai tindakan kekanakan, namun kali ini kertas putih inilah yang mampu memberikan kelegaan pada hati, ketika semua telah tertumpah dalam goresan tinta-tinda hitam.
Masih segar teringat dalam memori ketika aku tersenyum melihat pemandangan indah di sebuah restoran berbintang. Satu meja yang tampak kosong, dihiasi dengan lilin dan beberapa bunga yang cantik. Aku dapat menggambarkann suasana kala itu sangat romantis.
Laki-laki dengan jas hitam yang memberi kesan dingin berlutut di hadapanku, ia mengeluarkan cincin dari saku jasnya. Air mataku tumpah ketika melihat tindakannya kala itu, siapapun yang melihatku pasti akan iri.
"Ridwan, apa maksud semua ini?" tanyaku dengan penuh haru.
"Would you marry me?"
Aku menutup wajahku dengan tangan, sedih, bahagia, segala perasaan bercampur menjadi satu. Semua tidak mampu aku gambarkan, yang aku tahu hanya fakta bahwa aku menjadi wanita paling bahagia.
Setetes demi setetes air mata membasahi jari-jariku yang menulis untaian-untaian adegan romantic yang pada akhirnya membunuh jiwaku. Kututup kembali buku harian kecil di tanganku dan memasukannya dalam laci meja. Kupandangi hujan yang semakin deras dan kembli memandangi buku kecil itu. Air mataku kembali mengalir.
Satu bulan yang lalu, air mata itu mengalir membasahi wajahku, mengahapus segala riasan yang aku gunakan untuk menyambut acara bahagia bagi setiap wanita di dunia, acara pernikahan. Aku mengira hari ini akan menjadi kisah yang indah bersama dia yang telah memiliki sebagian hati. Namun, pemandangan yang ia suguhkan di depanku sungguh meluluhlantakkan semua khayalan indah yang telah aku bangun.
Sesak dalam dada menyerangku seketika, ketika melihat dia yang aku berikan cinta tengah berada dalam satu selimut yang sama dengan orang yang aku sebut sahabat. Cinta memang membutakan, namun aku tidak buta untuk melihat bahwa seseorang yang kusebut sahabat dan seseorang yang aku sebut kekasih telah bermain api.
Aku kembali menangis tersedu-sedu, ketika ingatan itu berputar di memoriku. Cinta memang nikmat untuk dicicipi, namun tidak semua cinta memberi nikmat hingga akhir kisah. Terkadang cinta hanya memberi nikmat sesaat, terutama cinta yang berlandas ikatan abu-abu seperti sebuah hubungan romantis yang biasa disebut muda-mudi sebagai pacaran.
The End

--

The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang