#Selasa_PasrahWLI

14 1 0
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Pasrah'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. Enhy Nhyy -- Rhuekaara

-TITIK BALIK-

Aku berjalan menyusuri langkahku yang kaku dan kian lelah, langkah yang entah kemana akan membawaku. Aku terus berjalan, tanpa peduli apa yang ada di sekitarku. Bagiku itu semua hanya ilusi, suatu sambutan fatamorgana dunia yang akan menghanyutkanku apabila aku tidak waspada. Aku pun mengabaikannya.

Aku takut ....
Aku takut itu hanya akan menenggelamkanku. Takut semua perhatian hanya akan menyeretku ke lubang tak berdasar, dan menjatuhkanku selamanya.
Hingga suatu hari, aku bertemu dengannya. Seseorang yang tanpa sengaja telah mengubah hari-hariku yang semula hanya berwarna hitam, putih, dan abu-abu. Kini menjadi penuh warna.
Tapi perlu kalian tahu, warna-warna itu tak seperti warna tembok di rumah-rumah bertingkat yang dicat dengan rapi. Ia hanya menyiramkannya, saling tumpang tindih dengan yang lain. Kadang biru, kadang kuning, dan kadang merah. Namun, entah mengapa aku menyukainya.
Ya, aku bahagia. Sangat bahagia bersamanya. Seakan diriku melayang di antara awan, seakan semua berada dalam genggamanku. Aku sangat menikmatinya. Terlalu menikmatinya hingga aku melupakan segalanya yang selama ini aku takutkan. Aku hanya ingin terus bersama dengannya. Setiap hari mewarnai lembaran-lembaran yang selama ini sepi hanya dengan tinta hitam menjadi penuh warna bersamanya.
Kemudian aku akhirnya menyadari. Aku lalai. Aku telah lalai, aku telah mengabaikan apa yang selama ini menjadi prinsipku. Aku benar-benar mengabaikannya.
Perlahan butiran bening itu menetes, aku menangis. Aku menangis karenanya, menangis karena seseorang yang tak seharusnya aku tangisi. Seseorang hanya singgah sebentar dalam hidupku, mengacaukan setiap garis yang selama ini aku ukir dengan susah payah. Dalam sekejap ia mengacaukannya dan pergi begitu saja.
Aku terlambat menyadarinya ....
Aku terlambat menyadari perasaanku padanya. Menyadarinya ketika ia telah pergi untuk selamanya. Bodohnya aku telah membiarkan seseorang menyelinap ke hatiku, lalu dengan bodohnya pula aku biarkan ia menguasai hatiku. Aku biarkan ia mengambilnya, mengambil hatiku dan ia pergi tanpa menyisakan sedikitpun bahagia dalam jiwaku. Hanya goresan luka yang begitu perih menyayat hatiku seolah tak membiarkan aku hidup.
Ia telah pergi ....
Pergi bersama duniaku yang kini kembali menjadi hitam, putih dan abu-abu. Warna-warna yang sempat berceceran itu kini telah pudar bersama rasaku. Aku kembali pada titik di mana aku mulai melangkah untuk pertama kalinya.
Namun ini terasa berbeda. Aku mulai lelah. Aku kini sangat lelah. Melangkah begitu jauh lalu kembali lagi ke titik semula.
Aku lelah ....
Apa aku harus pasrah? Pasrah pada takdir yang tak pernah mampu aku terka, pasrah pada langkahku yang lunglai.
Kembali berdiri pada titik balik ....
Pasrah membiarkan hitam, putih, dan abu-abu kembali menguasai hidupku.

--

2. Susanti -- susanti39

Tajuk: Nenek

Aku duduk di sini, melihat senyuman Nenek yang begitu hangat.

Aku meraih tangan kecil yang penuh keriput dalam genggamanku.

Aku tersenyum, bahagia mempunyai seorang Nenek yang sungguh luar biasa.

Jujur, aku pernah membenci Nenek yang terlalu cerewet, aku pernah membentak Nenek yang tidak sengaja merusak jam tanganku, dan Nenek selalu berlembut hati, mengatakan maaf padaku lalu masuk ke dalam kamarnya.

Saat itu, aku tidak tahu. Bagaimana perasaan Nenek ketika dimarahi olehku, tapi yang pasti beliau kecewa.

Saat ini, aku ingin menangis, menangis dalam pelukan Nenek yang begitu hangat dan nyaman.

Namun, aku tahu Nenek tidak suka cucunya nangis.

Tangan kecil yang penuh keriput, tidak lagi ada kehangatan yang selalu kurasakan.

Aku hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan suara, menahan betapa sakit hati yang kurasa, memarahiku betapa kurang hajarnya sikapku dahulu terhadap Nenek.

Aku ingin menyuruh Nenek untuk tidak pergi, pergi ketempat yang tidak bisa kukunjungi, namun yang bisa kulakukan hanya pasrah, membiarkan beliau ke tempat yang tenang dan damai baginya.

"Nek, aku merindukanmu."

-End-

--

3. Chris Aridita -- chrisaridita

Lembayung senja mewarnai langit
Teriakan anak-anak memenuhi pantai
Dalam hening sang surya pasrah pada malam
Berganti tugas dalam konsistensi waktu

Gelap malam pasrah pada bintang
Cahaya mereka kecil-kecil tapi jutaan
Kepasrahan gelap pada terang
Adalah keikhlasan hampa pada cahaya

Ilalang pasrah pada angin yang meniupnya
Pohon bambu pasrah pada badai yang membuatnya menari
Ombak pasrah pada arus yang membuatnya bergelombang

Laba-laba menahan lapar
Menunggu mangsa yang tak kunjung datang
Mati dalam keindahan jaring-jaring putih
Sayang, sepanjang hidupnya ia hanya pasrah

--


The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang