#Selasa_HarapanWLI -- Januari 2018

40 3 0
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Harapan'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :) 

--

1. Sigit Prasetyo --

Tajuk: Gadis di seberang jalan

Aku sering memperhatikan dia ketika sedang menunggu angkutan umum. Dia yang aku maksud adalah seorang perempuan. Perempuan berpenampilan sederhana, dengan baju panjangnya yang metupi sampai mata kaki.

Setiap pagi, ketika aku sedang menunggu angkutan umum mau pergi ke tempat kerja, selalu ada dia di seberang sana. Dia yang berdiri sedang tersenyum, menyapa setiap orang yang lewat. Dia yang berdiri sedang tersenyum, mengusap rambut anak-anak berseragam merah putih. Terkadang, dia juga suka merapihkan rambutnya ketika semilir angin pagi berhembus. Sungguh perempuan idaman, sudah cantik ramah pula.

Tapi Siapa dia? Apakah dia bidadari yang sengaja diturunkan untuk aku. Sebagai pemandangan yang indah agar aku tidak bosan saat menunggu angkutan umum. Tidak! tidak mungkin, tidak ada bidadari di bumi. Dia cuma manusia, yang mungkin diciptakan untuk aku. Ah, aku selalu berharap yang tak pasti.

Tin... Tin... Tin...

Suara klakson mobil angkutan umum memecahkan lamunanku. Entah kenapa, ketika angkutan umun tiba dan siap membawaku ke suatu tempat yang lain. Aku enggan beranjak dari tempat aku berdiri. Malah ingin terus tetap berdiri, memperhatikan dia yang berdiri di seberang sana. Tapi kalau aku tidak berangkat kerja, bagaimana nasib hidupku nanti. Toh, besok aku masih melihat dia. Akhirnya aku masuk ke dalam mobil setelah lama menunggu.

Sebuah harapan muncul ketika aku sering memperhatikan dia. Harapan yang mungkin bisa di bilang mustahil. "Aku ingin dia menjadi istriku" kalimat dalam hatiku berbicara. Mustahil, Iyah, aku tau itu gak mungkin terjadi karena aku belom berkenalan dengannya. Dan aku belum tau siapa dia.

Hari libur, aku memberanikan diri untuk berkenalan dengan dia. Aku pergi ke tempat biasa aku menunggu angkutan umum. Kulihat dia di seberang sana seperti biasa, menebarkan senyuman manisnya kepada siapapun yang lewat.

Sebelum aku menyeberang jalan untuk menghampirinya. Aku berdiam sejenak, mengatur nafas supaya tidak pingsan ketika berhadapan dengannya. "Aku harus berani! aku harus berani! Aku harus berani!" kata itu terus ku ucapkan sambil mengepal kedua tangan yang sudah mulai dingin, karena sebotol aqua dingin menyentuh di lenganku. Aku menoleh, itu Pak Ardi. Pak Ardi adalah pedagang minuman langgananku.

"Aqua dinginnya Mas?" kata pak Ardi, sambil menggerakan botol aqua yang sedari tadi menyentuh lenganku.

Setelah cukup lama, aku berdiam diri menyiapkan kata-kata untuk berkenalan dengannya. Akhirnya aku mulai melangkah menuju dia yang masih berdiri di seberang sana. Sambil jalan aku terus berharap. Berharap yang tak pasti.

Namun, baru saja beberapa meter berjalan. Aku melihat sebuah motor gede berhenti di hadapan dia. Siapa lelaki di motor gede itu? Rasa curiga muncul di hatiku. Apakah lelaki itu pacarnya? atau suaminya? Sepertinya Harapanku akan sirna. Saat dia menaiki motor gede itu. Tapi tunggu! Sepertinya harapanku masih ada, terbuka kembali saat aku lihat lelaki itu memberikan sebuah helm berwarna hijau dan ada tulisan Go-jek. Syukurlah, ternyata lelaki itu cuma tukang go-jek. Berarti harapanku masih ada, yess! Yah, tapi dia sudah pergi, gak apa-apa masih ada hari esok.

--

2. Chitra Nadya Pratami -- kairi10969

The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang