#Jumat_PeretasWLI

3 0 0
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Peretas'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. Hazmot --

Ini bukan pengalamanku, tapi temanku yang mengalami ini.

Aku heran, bagaimana orang itu meretas akun temanku dengan mudah? Padahal pengamanan udah ketat. Tapi, bagaimana bisa? Software? Bisa jadi. Pishing? Enggak mungkin.

Saat aku santai-santai bermain Facebook, tiba-tiba temanku mengirim pesan di Facebook. Pesannya berisi kepanikan, sementara aku tidak tahu harus melakukan apa?

Dia mencaci maki pada peretas akunnya melalui akun lain, dan dibantu teman-temannya.

Dia mengirim pesan lagi padaku. Katanya, bahwa jika ingin akunnya kembali, dia harus mentransfer pulsa ke nomor ponsel peretas tersebut.

Aku membalas pesannya, "Mana nomernya? Ane pingin lacak."

Dia mengirim nomor peretas itu lewat pesan, dan aku langsung melacaknya.

Akhirnya berhasil, kutemukan akun Facebook-nya. Dan setelah itu, kukirim akun Facebook peretas berupa screenshoot pada temanku.

Dia pun terkejut.

Aku memberitahu, bahwa aku pernah mendengar nama peretas itu. Dia adalah peretas yang telah memakan banyak korban, termasuk beberapa teman Facebook-ku.

--

2. True Trea -- nolu_nov

Welsey terbangun oleh dering ponselnya sendiri. Kedua matanya mengerjap pelan dengan lengan kanan meraba-raba sekitar kasur—mencari di mana keberadaan benda pipih tersebut. Dengan sangat terpaksa Welsey bangkit—duduk dan menyingkap selimutnya. Dilihat pada ujung kaki, ternyata di sana benda pipih berwarna hitam itu.
Tubuhnya bergerak pelan ke depan dan sekarang ponsel itu berada di tangannya. Puluhan pesan singkat masuk dalam ponselnya. Welsey menggerakan jarinya di atas layar ponsel, membentuk huruf W pada pola yang berjumlah sembilan titik.
Semua isi pesan itu adalah si bulat kuning dengan tawa terbahak-bahak.
Welsey mengeretkan dahinya dan menyimpan kembali ponsel tersebut. Lagipula, beberapa hari ini ponselnya sering di rasuki pesan dan panggilan yang tidak logis untuk di tanggapi.
"Mungkin, dia adalah seorang heters yang tidak pernah berfikir seratus kali untuk mengangguku yang hanya gadis biasa." fikirnya lalu bergerak ke arah meja komputer dan menyalakan tombol power pada CPU.

Kakinya bergerak kembali—berjalan menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka. Selanjutnya, pergi ke pantry untuk mengambil segelas jus jeruk.
"Pagi, Wel," sambut Ibunya mencium puncak kepala Welsey.
"Pagi, Mom," sahutnya seraya membuka kulkas dan menarik sebotol jus jeruk. Dituangkannya pada gelas kaca lalu kembali menuju kamar.

Berhubung cahaya matahari di pagi hari sangat bagus, Welsey memutuskan untuk membuka jendela kamar, dan tak sengaja kedua matanya melihat laki-laki sebayanya dengan jaket hoodie hitam, berdiri menatap ke arah kamarnya dengan kedua tangan di dalam saku celana.
Welsey tersenyum menatap laki-laki itu lalu duduk di kursi depan komputer.
Jari-jarinya saling menghentak di atas papan keyboard—membuka salah satu media sosialnya yang tak pernah ramai. Namun, pagi ini tiba-tiba notifikasi masuk ke dalam facebooknya sampai puluhan.
Welsey membuka profil miliknya. Di sana dipenuhi banyak foto ponografi dan beberapa video absurd.

Ponselnya kembali berdering dengan nada suara band yang sedang populer—tanda panggilan masuk.
"Hallo!" sahut Welsey ketika sudah menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya.
"Aku suka senyummu pagi ini yang terlihat bersinar. Kuharap kejutanku tidak membuatmu syok," sahutnya kemudian mematikan sambungan telepon.
Welsey segera berlari ke arah jendela dan pria itu menunjukan sebuah kertas yang menutupi wajahnya, bertuliskan "kejutan".
Welsey kembali menuju komputernya, berusa mengubah sandi atau menonaktifkan media sosial tersebut namun, nihil peretas itu telah melakukan semuanya dengan sangat baik.

--

3. Na --

Puisi Hati

Doa adalah peretas jarak.
Ketika rasa terpaut sama.
Sedang rasa tak lagi bersua.

Jarak hanyalah kebuntuan.
Ketika nurani tak lagi bertautan.
Rasakanlah hadirku.

Dengan membuka diri.
Jika iman merekat dihati.
Tidak akan menjauhkan diri.
Menengadah pada Illahi rabbi.





The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang