#Selasa_MemoriWLI

4 0 0
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Memori'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. Rahmi Arb -- Bigatail

~Hujan Memoriable

Hujan berdua itu kita
Tapi dulu pada waktu itu
Dulu saat semua hanya abu-abu
Saat buram diselubungi putih susu

Sepasang sepatu yang takut basah
Menari cepat ke satu arah
Jejak tertinggal adalah saksi senyap
Bahwa dulu pernah ada remaja yang duduk berdua
Di pelantaran sebuah kedai tertutup

Bukan kisah aneh
Tapi pada saat itu lelah
Dan saat dikenang indah

Itu dulu saat awan selalu hitam
Saat kesibukkan setia bersemayam
Dan selalu ada waktu yang merekam
Kejadian masa yang memoriable mendalam

Hari ini hanya hujan turun
Dan guyuran kenangan
Yang semula mengendap
Kini kembali menguap

--

2. Aakrisnu -- Aakrisnu

Tajuk : Pembunuh Cinta

Semerbak harum mewangi mantan, masih saja mengangkasa dalam penciuman. Setelah sekian lama ia beranjak dalam pangkuan. Aku hanya seorang diri berjuang mengusir bercak-bercak langkahnya yang masih tertinggal.

Andai aku bisa kembali ke masa lalu, inginku memelukmu sembari menusukmu. Sebab, aku telah jatuh sakit dalam siksa rindu sebabmu. Kini kau telah lari dalam pertanggungjawaban. Langkahku ngilu dalam kelam. Engkau terkenang sebagai pembunuh cinta paling kejam.

Kini entah kemana, aku cari pergantian. Untuk mempercayai lagi makna cinta itu sendiri. Mungkin sedikit sulit kembali untuk mengerti. Karena separuh hatiku telah dibawa pergi dan separuhnya lagi telah mati.

Terima kasih atas luka-luka yang membekas. Dan memori yang tak akan mungkin lepas. Sampai kau kembali mengembalikan hati yang telah terpapas.

--

3. Indah Purnama

Hanya di sini aku berdiri. Bola mataku menatap sepi. Sunyi seakan berlari mengarungi jalan di hadapanku.

Di sini juga kenangan itu hadir. Tercipta bersama perih.

"Menangislah agar dia tidak berlari pergi. Memintalah agar dia tidak mencipta perih." Logikaku berusaha menambah panas pendirianku.
e
Kutatap padanya, pada logika yang terus saja memaksa. Aku tahu bahwa logika tak ingin, tetapi nurani bukanlah hal yang mustahil.

"Menangis hanya untuk dia yang sedih. Sedangkan aku di sini, hanya mampu tersenyum berpelukan dengan sepi. Tak apa jika ini pilihannya. Karena ketika dia bahagia, maka aku jauh darinya." Itu kataku kepada logika.

"Dasar kau wanita bodoh. Ini kisah nyata bukan kisah Cinderella." Aku tersenyum mendengar umpatan itu.

Tak apa jika perih hendak memelukku. Aku akan tetap tersenyum bersama luka yang membawa suka. Tatapanku teralih menuju sana, menuju bayangan dua sejoli yang tampak bercengkerama, tertawa—sudah lama.

Aku mengingatnya, itulah kenangan masa SMA. Sedangkan kini, aku lebih bahagia menyadari kisah cinta lama yang mulai berlabuh menuju pelaminan.

Tidak ada lagi perihku menatap kasih dua remaja itu meski bayangannya saja. Hanya ada bahagia ketika dua remaja itu mulai melabuhkan cinta.

Aku tahu aku bodoh. Akan tetapi, tidak ada yang lebih membuatku bahagia, ketika sahabat dan orang kucinta bisa bersama dan aku alasannya.

Inilah kisahku, perih dan bahagia yang menjadi memori kala.

--





The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang