#Senin_KemarauWLI

1 0 0
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Kemarau'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. Oktavianus Yoppi Pratama -- oktana

Kemarau panjang terjadi di sebuah desa, Sungai mulai kehabisan air, kebun dan ladang mengering, dan ternak para penduduk mulai banyak yang mati karena kehausan.

Sang kepala desa melapor kepada tetua adat, agar mengadakan upacara untuk meminta hujan, tetua itu menyanggupinya dengan satu syarat. Mereka harus percaya bahwa hujan akan turun.

Akhirnya upacara pun dilaksanakan, para penduduk berbondong - bondong mengikutinya di lapangan desa, menggunakan pakaian mereka yang terbaik, membawa hewan ternak mereka yang tersisa sebagai kurban.

Hari pertama, keadaan masih kering kerontang, lalu upacara diulangi lagi pada hari kedua, tetapi hari itu berjalan dengan tidak ada tanda-tanda hujan akan turun.

Upacara diulangi lagi di hari ketiga, keempat, kelima, sampai ketujuh. Tapi cuaca masih sangat panas dan air setetespun tidak turun dari langit.

Para penduduk mulai marah, sampai akhirnya kepala desa tidak bisa menenangkan keadaan lagi. Akhirnya mereka beramai - ramai mendatangi rumah sang tetua.

Tetua desa menerima mereka, dan mengatakan bahwa mereka tidak bisa meminta hujan, karena mereka tidak percaya hujan akan turun.

"Tapi kami sudah memberikan yang terbaik!" kepala Desa.memprotes "perhiasan, ternak dan hasil ladang kami yang masih ada telah kami berikan sebagai kurban,apa yang kurang dari rasa percaya kami?"

Kepala desa tersenyum, "itu masih sangat sangat kurang," katanya sambil memandangi para warga desa yang kecewa. "Kalau kalian percaya hujan akan turun saat itu juga setelah selesai upacara, kenapa saya tidak melihat satupun dari kalian yang membawa payung?"

--

2. Abdul Rochman Zanuar -- shou_amagura

Lost time

Kakiku terus melangkah di tengah reruntuhan kota ini. Kota yang sudah mati sejak awal peristiwa zero days terjadi. Tidak ada tanda tanda kehidupan dari manusia dan hewan, hanya beberapa rerumputan kering yang mendiami kota ini.

Tahun dan musim sudah tidak dikenal di masa ini, semuanya seolah sama saja tidak ada bedanya. Kemarau abadi yang mengeringkan segalanya.

Jika saja hujan turun di tanah ini, apakah kehidupan dapat kembali disini, mengakhiri dunia kering penuh keputusasaan ini, mengakhiri kemarau di setiap orang yang masih berada disini.

--

3. Hana Luthfiana -- Hanafiana

Taklik

Dhira benci kemarau.

Hari ini, mimpi dan asa ikut terkubur bersama seseorang. Kemarau seolah semakin menguapkan semangatnya untuk terus bernafas. Bagi gadis itu, kebahagiaan sudah terlewat dan tidak lagi melekat utuh pada realitas. Hari-hari berpeluh air mata mulai lekat di pandangan.

"Dek," ujar Ari memecah kebisuan. "Kabur, yuk?"

"Kabur yang enak kemana?" Tanya Dhira tanpa menoleh serta mengusap peluh di pipi.

"Kemana - mana."

"Kemana - mana itu dimana?"

"Dimana - mana."

Dhira mendorong bahu Ari pelan dengan tangan kanannya. Pipinya bersemu merah. Seperti ada kupu-kupu yang berterbangan dalam perutnya.

"Saya janji, kamu dapat mencintai kemarau," ujarnya pelan.

"Dengan cara?"

"Belajar mencintai saya."

Senyum gadis itu merekah. Bibirnya membentuk lengkungan manis untuk Ari.
Awan mendung mulai membayang di cakrawala. Rintik hujan mulai turun seturut gerak gravitasi. Dhira menengadah, ada jaket abu-abu Ari yang memayunginya dari gerimis.

"Ayo, pulang."

Bagi Dhira, akhir tidak pernah seindah itu.

--







The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang