#Selasa_MelodiWLI

7 1 2
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Melodi'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. Hadrian Radityatama -- IanDitya

Melodi musim semi tanpa dirimu.

Dua tahun berlalu sejak kepergianmu. Kaori ... aku disini, memainkan untaian nada yang pernah kita lantunkan bersama.

Nada yang kau lantunkan hingga membawaku kembali kepada cahaya.

Ku mainkan lagi not - not balok dimana kehangatan jiwa ibuku bersamayam.

Aku akhiri dengan merenda nada yang dulu kita mainkan bersama di tepian semesta.

Kaori ... dulu kau bertanya dalam suratmu, "Bisakah aku hidup di dalam hati seseorang?" Kau akan selamanya hidup di hatiku, Kaori.

Kau menuliskan "Arima Kousei, Aku mencintaimu, sangat mencintaimu." Diakhir kalimat surat yang kau tulis.

Kaori ... aku juga mencintaimu, hingga semesta berubah menjadi alam ketiadaan yang tak bertepi.

--

2. Ericks Indrawan -- Rosero_21

Melodi

"Tik... tik... tik...",suara deru jam yang terus terdengar dikepalaku.

Bagaikan suara metronom tempo yang terus berbunyi. Ku terus berpikir dan berpikir apa yang seharusnya kutulis. Tetapi yang dapat kudengar hanyalah bunyi jam.

Kemudian suara-suara kecil lainnya mulai berbunyi disekitarku. Awalnya aku menghiraukannya tetapi ternyata tidak semudah itu.

Suara air yang menetes dari wastafel dibelakang. Suara burung-burung yang bernyanyi diluar. Suara orang-orangyang lewat didepan rumah. Semua suara kecil yang sebelumnya tidak ada sekarang muncul saat kupegang pensil ini didalam keheningan.

Karena ku tak tahan dengan suara sekitar akhirnya aku meletakan pensilku dan menyandarkan punggungku dikursi. Ku melihat keatas langit-langit kamarku yang berwarna putih dengan lampu berwarna putih cerah.

Aku menendang mejaku hingga akhirnya roda pada kursiku bergerak dan aku bergerak menuju tengah ruangan. Aku menutup kedua mataku lagi dan mendengarkan sekitar. Serentak bunyi-bunyi kecil itu mulai berbunyi lagi.

Suara air, suara jam, suara burung dan orang-orang diluar membuatku tenang. Bagaikan sebuah melodi yang menjadi inspirasiku. Ini dia inspirasiku untuk menyelasikannya.

Aku pun mengambil kertas-kertas partitur kosong dan meletakannya di atas mejaku. Kumulai dari sebuah bulatan hitam dan terus mengores kertas tersebut. Aku mengores dan terus mengores hingga akhirnya aku menyelesaikan partiturnya.

Partitur itu hanyalah kumpulan goresan berantakan akan suara alam sekitar. Tetapi sepertinya ini adalah karyaku yang terbaik. Begitulah pikirku saat setelah menulisnya selama 4 jam penuh.

Tanpa terasa sekarang sudah jam 12 malam. Akupun terkejut dan segera meletakan pensilku dan berbaring dikasurku. Padahal esok harinya aku harus menyerahkan kertas itu kepada dosenku besok

TAMAT?

--

3. Wahyu Nur

Mataku terkagum, menatap formasi ribuan makhluk bersayap melarikan diri mengikuti awan yang bergerak tidak sebagaimana mestinya, Kicauan makhluk berbulu itu menciptakan melodi tak beraturan yang membuatku terpaku mencoba menerka keadaan, Kelopak mataku entah mengapa tak mampu menahan air matanya.

Semua orang terlihat berlarian dengan gembira, Ajakan untuk mengikuti langkah kaki mereka semakin seru dan antusias, Aku melihat senyum di wajah mereka, Aku memejamkan mataku dan sekali lagi menerka...

Suara menggema mulai menghiasi langit dengan indahnya, aku bahkan tak sadar bahwa jatuhnya bayanganku berkebalikan dengan pagi hari biasanya, Membuatku sadar mereka telah kehilangan ekspresinya, Gembira bukanlah yang ku rasa dan mereka rasa, Genting-genting tanah liat itu mulai berterbangan dari tempatnya, Irama tanah melepaskan cengkramannya, Akar-akar terpetik dengan mudahnya, Bebatuan saling berbenturan, Melodu terompet mendengung itu ternyata bukan pertanda pesta, melainkan akhir hidup kita.

--





The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang