#Selasa_GenanganAirWLI

2 0 0
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Genangan Air'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. True Trea -- nolu_nov

Genangan Kenangan

Seorang gadis tengah berlari di bawah ratusan rintik hujan. Kedua kakinya melangkah lebar-lebar, berusaha menghindari basahan akibat air dari langit tersebut.
Gadis itu berusaha menutupi kepalanya dengan sebuah map plastik hijau, berisi beberapa amplop warna-warni.
"Aku tak percaya hari ini hujan," omelnya dalam hati dengan dua mata mengedar di sekitar trotoar jalan. "Astaga!!! Di mana aku harus berteduh."
Tiba-tiba dari belakang seseorang menabrak tubuhnya sampai terhuyung-huyung dan berakhir dengan kejadian dramatis. Bagian samping kanan tubuhnya terhempas di atas trotoar jalan dengan rasa ngilu yang amat luar biasa.
"Maaf, kau baik-baik saja?"
Gadis itu mengerjapkan kedua matanya dan terlihat seorang pemuda dengan payung hitam tertunduk di samping tubuhnya.
"Sinting!!" pekiknya seraya berusaha bangkit.
Pria itu menatap dengan wajah syok.
Gadis itu meringis pelan memeganggi tangannya. Sementara kedua matanya sibuk mencari map hijau yang dibawanya tadi.
"Kau mencari apa?" Pria itu masih berani bertanya.
"Argh!!" teriaknya menatap map tersebut tergeletak di tepian jalan dengan amplop-amplop yang tercecer kebasahan.
"Amplop gue!!" teriaknya seraya menjinjit kaki pelan menuju keberadaan map tersebut.
"Hei!" teriak pria di belakang tubuhnya, menarik lengan gadis itu untuk menjauhi jalan.
"Argh! Lo bawa sial tahu nggak?! Amplop gue... Lo lihat itu!!" teriak gadis itu kemudian menangis.
"Lo tuh udah gue baikin, gue tolongin, tadi hampir aja lo ketabrak!" sahutnya tak mau kalah.
"Gue gak peduli!!" teriak gadis tersebut, "amplop itu berharga buat gue!!"
Gadis itu kembali menatap deretan amplop tersebut yang sekarang sudah benar-benar tidak bisa diselamatkan. Terlebih beberapa amplop terlihat masuk ke dalam genangan air dan pastinya kondisi tersebut memperparah isi dari amplop warna-warni itu.
"Gue minta maaf, gue nggak sengaja..."
Gadis itu menutup kedua telinganya dengan telapak tangan lalu kembali berjalan dengan air matanya yang tersapu tetesan hujan.
Pria itu menatap kepergian si gadis dengan penuh rasa bersalah. Dengan rasa sesal yang mendalam, pria itu memunguti setiap amplop yang tercecer di jalan dan menatap isinya.
Beberapa surat yang di tulis dengan spidol ungu, yang sekarang sudah luntur. Beberapa foto yang di cetak mungil, dan sebuah surat keterangan kematian.
"Sekarang, kenangan itu tersimpan dalam genangan air. Aku akan kembalikan ini dengan utuh," ucapnya kembali memunguti semua amplop dan lekas pulang untuk mencoba mengeringkannya di rumah dan mungkin mencoba menulisnya ulang, bagaimanapun caranya.

--

2. Ita Teresia -- Malikapril

Tik tik tik bunyi hujan di atas genteng airnya turun tidak terkira cobalah tengok dahan dan ranting genangan air dimana-mana.

Kalau membicarakan genangan air selalu membuat saya mengingat suatu kejadian, waktu saya masi di sekolah dasar.

Waktu itu hujan turun sangat deras, mengakibatkan genangan air dimana-mana.

Hal ini terjadi waktu pulang sekolah. Waktu itu kami beramai-ramai berjalan pulang. Seorang teman saya yang memiliki bobot tubuh sangat besar terlihat sangat senang sekali siang itu. Dia bahkan melompat-lompat kegirangan. Tanpa memperhatikan sekitar, dia terus melompat hingga tiba-tiba terdengar suara seperi sesuatu yang jatuh, dan saat berbalik saya mendapati teman saya tadi sudah jatuh terlentang seperi orang akan berenang dalam genangan air yang cukup besar tersebut.

Anak-anak yang lain sudah menertawakan dia habis-habisan, bahkan salah seorang teman laki-laki saya bahkan berkata "lu belom mandi ko nona?" Sambil tertawa kencang. Saya juga sebenarnya ingin ikut tertawa namun karena kasihan, saya hanya menahan tawa saya, sambil membantunya berdiri. Lalu kami berdua berjalan pulang.

--





The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang