#Senin_SenyumanWLI

4 0 0
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Senyuman'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. True Trea -- nolu_nov

Saat itu matahari sedang terik-teriknya, bersinar dengan sengatan garang, tapi memang seperti itu ketika di musim panas, apalagi jarum jam tepat menunjuk di angka duabelas.
Tapi... Bukan itu yang membuat tubuhku semakin merasa kepanasan dengan sensasi terbakar, ada hal lain.

Aku sedang duduk di taman—sendirian. Sebotol teh telah aku habiskan dengan satu bungkus keripik kentang rasa keju.
Duduk sendirian memang tidak menyenangkan, apalagi di sekitar terlihat banyak pasangan memadu kasih. Jika saja...
Jika saja dia tidak memutuskan hubungan kami kala itu.
Jika saja dia mengerti tentang hati ini.
Dan, jika saja Ruri tidak memintaku menunggunya di sini, aku tidak akan seperti ini.
"Hah..." Nafasku terlepas kasar nan panjang. Sementara kedua mataku mengedar sekitar taman. Dari jauh kulihat seorang pria tengah berjalan lurus ke arahku. Mataku menyipit untuk melihat lebih jelas. Langkah kakinya terlihat bak model ternama dengan gaya ala-ala korea. Bibir tipis dengan hidung mancungi. Wajah imut dengan poni samping.
"Astaga... Pangeran..."
Aku menatapnya hampir tidak berkedip. Perlahan lengannya terangkat naik. Aku menunggu dengan mulut perlahan terbuka.
"Oppa..."
Lajunya terlihat semakin dekat dengan lengan melambai ke udara.
"Astaga..."
Dia menatap ke arahku dengan pandangan lurus. Dua sudut bibirnya terangkat naik, menampilkan dua lubang kecil di kedua pipinya. Dua buah lesung pipit yang begitu manisss....
Aku mengangkat sebelah lenganku dengan senyuman lebar.
"Hai!" Mulutnya bergerak dengan suara begitu halus. Apalagi melihat senyuman manisnya yang... Ah.... Membuatku hampir meleleh.
"Hei, Ji On..." teriak seseorang di belakang punggungku.
Aku menoleh dan mendapati seorang gadis berlari ke arahnya.
Spontan lenganku mendarat di dahu dengan tepukan lumayan kencang. "Et dah!"
"Ngapain senyam-senyum sendiri? Jangan-jangan ngangguan jiwa. Hahaha..." ucap pria itu sembari berjalan pergi.
Aku terdiam menatap punggungnya dengan wajah syok. Detik selanjutnya, ia kembali menoleh dan menjulurkan lidah.
"Jebakan batman!!" teriaknya kegirangan.

Saat itu juga wajahku berubah merah dengan sensasi terbakar. Darahku mendidih dengan kepulan asap tebal, dan mungkin jika aku seekor cacing, aku akan segera melubangi tanah untuk sembunyi.

"Ini semua gara-gara, Ruri..."

"Sorry ya lama..." Seseorang menepuk bahuku dan segera duduk dengan mengibaskan kedua lengannya di depan leher.
"Kenapa tuh wajah, masak bener?" tanyanya seraya menatapku terheran-heran.
"Lo nggak lihat tuh matahari ngebakar gue di sini!" jawabnya dengan wajah cemburut.
"Hahaha... Sorry, habisnya tadi macet. Eh, terus yang lebih lucu."
"Apaan?"
"Ternyata drama musikalnya kemarin, hehe."

--

2. Dizha Samsudi -- Mas_Dizha

Janji Seorang Penyesal

Seharian ini perutku terus menggerung lapar. Entah kenapa, sejak, dan kapan aku kelaparan bagaikan sudah tidak makan selama seminggu. Habis dua bungkus rujak, aku sambar mi cup yang tidak tahu kepunyaan siapa. Bahkan toples-toples makanan sisa lebaran seminggu lalu aku bawa semua ke dalam kamar. Sehingga kamarku kotor penuh dengan remah-remah jajanan. Aku merasa heran, padahal seharian ini aku tidak keluar rumah atau melakukan sesuatu yang berat. Aku hanya menatap monitor dan sibuk memeras otak untuk melanjutkan ceritaku yang terhenti.

The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang