#Kamis_SensasiWLI

1 0 0
                                    

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Sensasi'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. Muhammad Nabiel Yafi'e -- nabielyafie

Tajuk: Saat

Saat di mana suatu hari badai guntur, tetapi terasa seperti mentari bersinar terang. Itu adalah sensasi, dari jatuh cinta.

Saat di mana harapan yang sudah diidam-idamkan, dan akhirnya terkabul. Itu juga adalah sensasi.

Dan saat di mana keberanian sudah terkumpul, susah payah memberanikan diri untuk mengungkapkannya. Itu pun sensasi.

Dan saat-saat itu pun pada akhirnya bak gayung tak bersambut, perasaan yang menggebu-gebu itu DITOLAK MENTAH-MENTAH. Sayangnya, itu pun juga adalah sensasi.

--

2. Afin Yulia -- afinyulia

Kado Berdarah
.
Aku tertawa sinis waktu Arei bilang dia hendak memberikan kejutan untukku. Apa yang bisa diberikannya padaku. Cowok miskin sepertinya mau akal-akalan menipu. Uang saja tidak punya mau akal-akalan memberi kejutan!
.
Haha, kuacungkan jari tengahku seraya berkata ,"Udah deh minggir sana! Gue males dengerin lo bicara!"
.
"Sha, dengerin gue dulu!" kata Arei seraya mencekal tanganku.
.
Sembari menyipitkan mata kulirik cowok itu. "Singkirkan tangan kotormu!" ancamku dengan suara rendah.
.
Arei perlahan melepas tanganku.
Penuh permohonan ia berujar ," Please Sha, gue cuma pingin buktiin kalo gue layak buat lo."
.
"Layak buat gue? Elo? Punya apa lo?"
.
"Gue nggak punya uang, Sha. Tapi gue punya tekad dan kemampuan. Tunggu aja, kejutannya bakal muncul nggak lama setekah ini," ujarnya.
.
Aku mengibaskan tangan. Lalu pergi meninggalkannya tanpa pikir panjang.
.
Sepekan berlalu, ucapan Arei hanyalah pepesan kosong. Kejutan yang digembar-gemborkannya tak muncul. Tetapi hari ke-8 sesuatu muncul di teras rumahku. Bungkusan warna merah marun, dengan pita warna senada.
.
Tanpa pikir panjang kubuka bungkusan itu. Mataku terbelalak melihat isinya. Didalamnya terdapat belati berlumur darah disertai foto seorang gadis yang tergeletak di tengah jalan.
.
Aku mengenalnya. Sangat mengenalnya karena tadi siang aku baru saja bertengkar denganya di koridor sekolah. Ia Faira, kakak kelas yang jadi sainganku berebut perhatian Thef.
.
Belum hilang rasa kagetku, ponselku berbunyi nyaring.
Suara yang dalam dan kejam menyerbu gendang telinga begitu kuterima.
Katanya ,"Apa kau sudah menerima kejutan dariku? Kau senang bukan? Rivalmu sudah hilang sekarang."
.
Aku celangap. Ucapan itu mengingatkanku pada ikrar seseorang yang kuremehkan.

--

3. Mustolih El-Sendja Ibn Marzuki -- mustolihsenja

Kata Terakhir

Sampai hari ini aku masih mengingat mata itu. Mata yang berkaca-kaca memohon iba. Tapi aku tidak peduli .

Ku cekik lehernya. Kucengkeram kuat-kuat kerongkongannya dengan tangan kiri. Sementara tangan kananku sudah siap dengan sebilah pisau yang barusan ku asah.

Dia seperti mengucapkan kata-kata terakhir. Tapi tidak terdengar jelas olehku karena cengkeraman pada lehernya sehingga suaranya hanya terdengar seperti orang kehabisan nafas.

"Maaf. Aku hanya mengikuti perintah orang lain" ucapku menyampaikan kata terakhir kepadanya.

Lalu pisau di tanganku menggorok lehernya tanpa ampun. Aku merasakan sensasi yang begitu hidup tiap tetes darahnya mengalir. Tidak sampai disitu aku terus menggorok lehernya hingga putus. Lalu kupegang kakinya. Kuseret dia sehingga meninggalkan bekas darah disepanjang jalan. Di depanku seorang wanita sudah menungguku.

"Sudah kau bereskan?"

"Sudah, seperti yang kau lihat "

"Cepat cabuti bulunya. Ibu akan menyiapkan bumbu ayam gorengnya"

"Baik Bu "

--

The Daily Writer WLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang