The Daily Writer WLI

#Selasa_Ceria9WLI

Hari ini, Wattpad Lovers Indonesia memberikan tema berupa 'Ceria'. Karya tulis di bagian ini ditulis dan dipertanggung jawabkan oleh penulisnya di grup Wattpad Lovers Indonesia.

Untuk kamu yang belum 'Join' ayo buruan gabung bersama kami di Facebook, dan untuk kamu yang mengikuti Daily Writter. Semangat yak! :)

--

1. Arnevha Dwi Ratna -- Nevadwi

TAJUK: CERIAKAN

Hai, apa kabar hati?
Sudahkah kau tersenyum hari ini,
Lupakan masa lalu yang selalu merenggut kebahagiaanmu,
Lupakan rasa sakit yang selalu mengusikmu,
Lupakan luka yang tidak berhenti mengikutimu.

Hei, hatiku,
Berbahagialah,
Ceriakan harimu dari keterpurukan,
Tidak peduli seberapa besar masalah itu,
Ceriakan semuanya, biar bibir ini selalu mengukir senyum manis untuk mereka.

--

2. Ask -- Asklibra22

Tajuk : Kau yang terbaik

Sudah sekian lama belum ada yang berhasil membuatku kembali tersenyum.
Belum ada yang bisa mengembalikan keceriaanku.
Belum ada yang dapat mencairkan sikap dinginku.

Kau memang berbeda dari yang lain.
Kau memang yang terbaik.
Kau dapat memecahkan dinding es ku.
Hanya kau lah yang bisa mengembalikan senyum ceriaku, dengan sikapmu itu ...
Sikapmu yang membuatku selalu ingat dengan pentingnya sebuah senyuman

--

3. Rottenlog -- Rottenlog

"Nikmatnya kesendirian".

Kau..masih kah kau yang disana melihat?.
Melihat-ku sedang berbahagia menikmati indahnya hidup ini tanpa dirimu.

Menjalani kehidupan dengan sepenuhnya, meski terasa sedikit kekosongan karena dirimu, aku tetap bahagia karena mereka yang selalu bersama di sisi-ku.
Terus mendukung-ku saat ku jatuh dan menderita, tak seperti dirimu yang pergi menghilang saat ku tak punya apa-apa.

Aku merasa kasihan kepada-mu, karena tak merasakan semua ini bersama-ku.

--

4. Zhi zhi -- zhizhiaja

tajuk: kamu

Pagi sudah habis, siang pun mulai beranjak senja,
tapi tidak dengan hatiku,
Masih disini melayang bersama angan tentangmu.

--

5. RP dari Rottenlog dan Zhi zhi

Judul : Terdeteksi

Alkisah pada pojok ruang di sudut bumi tergelap, sang detektif yang tiba pada ujung waktunya pun menghembuskan napas sembari berkata-kata, "Andai aku tidak menjadi detektif, mungkin anakku akan tetap ceria hingga saat ini."

Setelah mengucapkan kata-kata terakhirnya, dia menggenggam foto gadis kecil berwajah muram dengan boneka yang rusak.

Gelap menyapanya, menutup kelopak yang tak pantas lagi menatap bintang.

Sedang di sebuah dunia yang berbeda dimensi, berbeda rotasi, tak sama pula orang-orangnya. Seorang bayi yang lugu telah hidup selama 17 tahun. Pada usia ke-18, ia bersumpah untuk menjadi detektif.

Maka terkenallah nama detektif Burhan.

Kini Burhan menjadi andalan bagi semua orang, dan reputasinya sebagai detektif semakin dikenal luas. (Rottenlog)