11. Aku-Kamu?

20.7K 1.5K 28
                                    

"Lo beruntung banget bisa kenal sama Iqbaal, mana deket sama keluarganya pula, lah gue?"

"Mungkin sekarang gak sama Iqbaal, siapa tau besok-besok sama Aldi, takdir mana ada yang tau, Ra,"

"Tapi lo bisa bayangin gak sih berapa banyak fans nya Iqbaal yang pengen bernasib sama kayak lo? Sekedar deket aja gue udah sujud syukur deh,"

"Yaudah nanti kalo Iqbaal pulang ke Indonesia, gue ajak lo ketemu dia deh,"

"Serius?!"

"Tapi diem-diem aja,"

"Siap deh!"

Dua perempuan itu duduk di salah satu meja panjang yang berada di kantin. Akhir bulan maret ini kelas 12 memang sedang disibukkan dengan berbagai macam test, baik itu Test Harian, Test Sekolah, Try Out bercabang-cabang, Ujian Praktek juga sampai nanti mereka memasuki zona akhir yaitu Ujian Nasional.

Sejauh ini hubungan antara Iqbaal dan (Namakamu) masih baik-baik saja. Namun, mereka hanya sesekali saja telfonan atau video call-an karena kesibukan masing-masing ditambah waktu mereka yang padat. Belum lagi kalau (Namakamu) yang harus banyak-banyak belajar agar nilai UN nya nanti memuaskan.

Menurutnya tidak apa jika dia tidak bisa kuliah di luar, yang terpenting dia masuk Universitas Negri.

(Namakamu) merogoh saku rok abu-abunya saat merasakan ponselnya bergetar, di lihatnya ada panggilan dari Iqbaal, dengan cepat ia mengangkatnya.

"Halo?"

"(Namakamu), kamu dimana? Kok rame banget?"

Kedua pipi (Namakamu) merona begitu mendengar kosa-kata dari Iqbaal. Memang akhir-akhir ini Iqbaal menggunakan kosa-kata aku-kamu, lebih tepatnya laki-laki itu memintanya. Namun, untuk berbicara langsung seperti ini rasanya... Dia masih agak malu.

"Hallo? (Namakamu)? Are you okay?" panggil Iqbaal.

"Ah, iya, kenapa? Aku--aku di kantin lagi istirahat," sahut (Namakamu) gugup.

Iqbaal terkekeh, "I guess, kamu masih malu-malu kan?" ucapnya.

"Ih, apaan sih, Baal!" ketus (Namakamu).

Panggilan (Namakamu) itu berhasil membuat gadis yang duduk disampingnya menoleh terkejut. Bayangkan saja dia duduk bersama dengan (Namakamu) yang notaben nya gebetan Iqbaal dan sekarang gadis itu sedang telfonan dengan Iqbaal.

"Itu Iqbaal?" tanya Tiara tanpa bersuara.

(Namakamu) tersenyum mengangguk malu.

"Oh my god! Sampein salam gue dong bilang suruh cepet balik," kata Tiara berbisik.

(Namakamu) menganggukan kepalanya.

"Baal," panggil (Namakamu).

"Iya sayang?" sahut Iqbaal.

(Namakamu) menjauhkan ponselnya dari telinga nya untuk mengaktifkan mode speaker agar Tiara bisa mendengar suara Iqbaal.

"Temen aku nitip salam buat kamu. katanya cepetan pulang," ucap (Namakamu) lembut.

Iqbaal tertawa pelan, "waalaikumsalam, iya abis ujian langsung pulang kok," katanya.

"Astaga ini seriusan Iqbaal?!" tanya Tiara terkejut.

"Iya ini Iqbaal," jawab laki-laki itu.

"Dia fans berat kamu, Baal, namanya Tiara," ucap (Namakamu) memberi tau.

Iqbaal terkekeh, "jangan nge-fans, itu berat, kamu gak akan kuat, buat aku saja," katanya.

"AAAA GUE PENGEN PINGSAN!!!!" ucap Tiara yang berhasil membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Iqbaal adalah Iqbaalku [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang