(Namakamu) meraih mini toples yang di isi dengan garam, meraihnya sedikit dan menaburkannya diatas penggorengan tempat ia memasak nasi goreng untuk ia suguhkan kepada Teh Ody, Bunda Rike, Ayah Herry dan tentunya Iqbaal. Hari ini (Namakamu) memang datang ke rumah Iqbaal atas permintaan Bunda Rike, beliau bilang merindukannya dan ya (Namakamu) juga tentu merindukan Bunda Rike.
Kedatangan (Namakamu) hari ini disambut dengan meriahnya keluarga cemara ini. Mereka langsung meminta dirinya untuk membuatkan sarapan yang special, keahlian kedua tangan (Namakamu) ini memang membuat keluarga cemara itu selalu berebut setiap kali menikmati hasil masakannya.
"(Namakamu).." Panggil seseorang.
(Namakamu) menoleh dan tersenyum. "Teh Ody.."
Perempuan berhijab itu tersenyum sambil menyandarkan sebagian tubuhnya di dinding dapur yang mengarah pada gadis manis yang tengah membuat sarapan special atas permintaan Ayah dan Bunda juga adik laki-lakinya.
"Kenapa Teh? Kok manggil doang sih.." Kata (Namakamu) tanpa menoleh kearah Teh Ody, dia meraih penggorengan dengan serbet yang ada di dapur untuk memindahkan naso goreng buatannya ke dalam wadah.
Setelah dirasa penggorengan telah bersih dari nasi-nasi buatannya dan memastikan tak ada satu nasi pun yang tersisa dalam penggorengan itu (Namakamu) segera membawa penggorengan itu bak cucian piring. Bersiap untuk membersihkan sekaligus merapihkan kembali dapur yang sempat berantakan ke kondisi awal ketika ia baru saja datang yaitu bersih dan rapih.
(Namakamu) mencuci penggorengan tersebut dan meletakannya kembali ke rak piring. Kemudian meraih wadah berisi nasi goreng dan melangkah ke meja makan yang telah ia tata berikut dengan piring-piring dan gelas-gelas. Dirasanya Teh Ody mengikuti yang kemudian gadis berhijab itu duduk di salah satu kursi meja makan sambil menatap (Namakamu).
"Kenapa sih Teh? Murung gitu mukanya.." Kata (Namakamu) pelan.
"Aku mau curhat.." Sahut Teh Ody pelan.
(Namakamu) yang semula menunduk untuk merapihkan kembali meja makan, langsung mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Teh Ody yang hari ini tampak murung dan tidak seperti biasanya.
"Abis makan ya Teh, gak apa-apa 'kan?" Tanya (Namakamu).
Teh Ody mengangguk. "Abis nganter Ale ke bandara aja (Nam..) biar gak ada yang ganggu, lagian habis anter Ale, Ayah sama Bunda mau pergi."
(Namakamu) mengangguk menyetujui. Tidak lama kemudian Bunda Rike dan Ayah Herry keluar dari kamar mereka disusul dengan Iqbaal yang sudah rapih dengan pakaiannya karena hari ini laki-laki itu akan pergi ke Jogja untuk reading dan rapat mengenai film yang akan segera di proses yaitu Bumi Manusia.
"Aduh.. Udah selesai ternyata.." Ucap Bunda Rike lembut.
"Pantesan ada bau-bau sedap gitu ya. Bikin Ayah laper jadinya." Sahut Ayah Herry sambil menarik kursi makannya.
"Asik sarapan dimasakin pacar. Berasa punya istri." Ucap Iqbaal terkekeh.
"Kayak (Namakamu) mau aja sama kamu!" Sahut Teh Ody sinis.
"Ih mau lah! Siapa yang bisa menolak pesona seorang Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan?" Tanya Iqbaal membela diri.
Teh Ody mendengus sebal. Dia meraih piring miliknya dan mulai meraih 2 sendok nasi goreng buatan (Namakamu) lalu meraih telur yang dicampur dengan potongan daun bawang. Suasana di meja makan pun hening, hanya terdengar gesekan antara sendok, garpu dan piring. Iqbaal melirik (Namakamu), dia tersenyum geli dan kembali menikmati sarapannya.
Masih ada banyak waktu untuk Iqbaal berdiam diri dirumah, sebenarnya dia flight malam hari, hanya saja ia sudah rapih dipagi hari karena tentunya ada (Namakamu). Parahnya hari ini (Namakamu) akan menginap di rumahnya sampai lusa karena dirumah (Namakamu) kosong dan kebetulan Ayah dan Bunda hari ini dan besok akan pergi ke luar kota. Menyebalkan sekali ketika ia harus menerima kenyataan bahwa hari ini dia pergi ke Jogja sementara kekasihnya akan tinggal dirumahnya hingga lusa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqbaal adalah Iqbaalku [COMPLETED]
Roman d'amourAntara fans dan idola yang tidak sengaja dipertemukan.