"Kamu yakin gak mau ikut mama dulu?"
Gadis itu terkekeh dan menggeleng. "Enggak ma, aku mau habisin waktu dirumah Iqbaal aja, kan bakalan gak ketemu selama 1 minggu," katanya.
"Ck, anak muda,"
"Yaiya muda, emang mama tua,"
"Heh! Kamu ya!"
Gadis itu, (Namakamu), tak bisa menahan gelak tawanya usai menggoda sang mama. Ya, Olla memang sedikit sensitif dengan yang namanya 'umur' terutama 'size' nya. Ibu satu orang anak itu memang sudah tua jika di lihat oleh umur yang memasuki kepala 4, tetapi jiwa nya masih jiwa muda. Bahkan bentuk tubuhnya masih terlihat proposional dilihat sebagai seorang wanita beranak satu.
Tak lain juga dengan Jonathan yang masih suka bermain basket dengan teman-teman dekatnya. Ya memang sewaktu SMA dulu Jonathan adalah kapten basket, dan pada saat kuliah pun Jonathan masih setia dengan pangkatnya itu. Sudah jelas seberapa populernya ayah satu orang anak itu dikalangan remaja, dan hal itu pula yang menjadi alasan kenapa Olla menyukai Jonathan dulu. Sekarang juga.
Back to story, hari ini rencana nya mama dan papa nya ingin berkunjung ke rumah kolega bisnis papa nya. Awalnya (Namakamu) diajak, namun bersamaan dengan itu Teh Ody mengiriminya pesan meminta agar gadis itu datang kerumahnya. Dan daripada (Namakamu) bungkam sambil mendengarkan celotehan papa nya tentang bisnis dan mama nya tentang arisan ibu-ibu sosialita, alhasil (Namakamu) terima saja ajakan Teh Ody. Hitung-hitung memberi sedikit kejutan untuk Iqbaal.
"Yaudah, yuk berangkat, udah jam 2," kata Jonathan.
"Terus kalo udah jam 2 kenapa pa?" tanya (Namakamu) polos.
"Ya kamu mau pas dateng ternyata Iqbaal udah bangun? Failed dong surprisenya?" tanya balik Jonathan.
(Namakamu) diam sejenak, lalu dia terkekeh geli, benar juga apa kata papanya itu. Akhirnya (Namakamu) pun meraih sling bag nya dan ponselnya untuk ia bawa. Mengingat arah tujuan papanya ini searah dengan rumah Iqbaal, alhasil (Namakamu) numpang dan meminta untuk diantarkan kerumah Iqbaal lebih dulu.
Akhirnya mereka pun pergi bersama menuju ke rumah Iqbaal lebih dulu untuk mengantar (Namakamu). Sebelum akhirnya pasangan suami istri itu pergi ke tempat tujuan mereka yang entah ada dimana letaknya.
Sepanjang di perjalanan, (Namakamu) terus berkomunikasi dengan Teh Ody. Katanya, Iqbaal masih setia memejamkan matanya karena laki-laki itu baru pulang subuh tadi---bahkan hampir jam 6 pagi sampai dirumah. Hubungan (Namakamu) dengan Teh Ody memang bisa dibilang cukup dekat, ya memang hubungannya dengan keluarga Iqbaal sangat dekat, bagaimana tidak? Awal kedatangannya saja Bunda Rike dan Ayah Herry menyambutnya dengan hangat, tak terkecuali Teh Ody.
(Namakamu) masih ingat sekali saat dirinya diajak--diundang--oleh keluarga harmonis itu untuk mengunjungi rumahnya. Ah, memorable occasion banget lah!
Ah ya, seakan teringat, niat (Namakamu) untuk datang kerumah Iqbaal juga ada maksud tertentunya. Bukan hal yang negatif, melainkan dia ingin menanyakan perihal keributannya dengan Vanesha. Ya, (Namakamu) tau kejadian subuh tadi itu dari Zulfa yang mengirimkan pesan suara melalui pesan pribadinya.
Iqbaal terlalu membela dirinya.
"Nah, sampein salam mama sama papa ya ke orangtua nya Iqbaal, ke Iqbaal juga sama kakaknya," ucap Olla lembut.
"Iya ma.. Pasti aku sampein," sahut (Namakamu) sambil menyalimi tangan mamanya dan papanya secara bergantian.
"Hati-hati ya sayang," ucap Jonathan.
"Iya pa.. Take care too!" sahut (Namakamu).
(Namakamu) pun turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah Iqbaal karena Teh Ody sudah menunggunya di teras. (Namakamu) menebar senyum manisnya yang membuat Teh Ody gemas melihat perempuan yang menjabat sebagai tambatan hati adik laki-lakinya kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqbaal adalah Iqbaalku [COMPLETED]
RomantizmAntara fans dan idola yang tidak sengaja dipertemukan.