[Selingan] About Social Media

19.7K 1.1K 97
                                    

(Namakamu) terdiam memandangi punggung laki-laki yang hampir 1 tahun ini menemani kesehariannya. Laki-laki yang membuatnya merasa beruntung karena telah rela pergi sendirian ke sebuah mall besar dan duduk disalah satu bangku di food court sekitar 1 tahun yang lalu. Kali ini bukan sebuah sapaan manis yang biasa ia dapati dari laki-laki itu, entah ada apa dengan kekasih sekaligus idolanya ini. Iqbaal meminta (Namakamu) menemuinya di salah satu gedung tua di Jakarta, dan disinilah mereka. Di rooftop gedung tua seperti yang iqbaal maksudkan itu dengan keheningan yang melanda selama hampir 10 menit lamanya.

Bahkan kedatangannya tidak disambut baik dengan laki-laki itu.

Laki-laki berkaos putih itu berbalik dan melangkah menghampirinya dengan tatapan yang sulit di artikan. Entah itu tatapan sedih, senang, sendu, marah, kecewa, (Namakamu) tidak mengerti dengan ekspresi Iqbaal saat ini.

"Kenapa?"

Satu pertanyaan terlontar dari bibir merah alami Iqbaal dengan nada dingin nya setelah hampir 10 menit lebih dia bungkam. (Namakamu) menyergitkan sebelah alisnya.

"Kenapa apa?"

Iqbaal mendengus disertai senyuman miringnya. Raut wajah Iqbaal yang tak pernah (Namakamu) lihat itu berhasil membuat kedua alisnya mengerut, bingung dengan apa yang Iqbaal bicarakan dan apa yang menjadi topik pembicaraan mereka.

"Kamu bohongin aku (Namakamu)."

(Namakamu) semakin tidak mengerti, bohong? Kapan ia membohongi Iqbaal? Dia selalu cerita apapun yang ia lakukan pada laki-laki itu bahkan setiap pergi dengan siapapun itu dia akan dengan suka rela memberikan fotonya pada Iqbaal via Whatsapp. Entah apa yang menjadi permasalahannya saat ini.

"Apa sih Baal? Aku bohong apa?" Tanya (Namakamu) akhirnya.

"Kenapa kamu gak bilang kalo selama ini ada banyak mata-mata yang neror kamu lewat Line, DM IG, bahkan whatsapp. Kamu gak bilang kalo alasan kamu deact akun waktu itu karena mereka yang berusaha untuk cari-cari kesalahan kamu? Kamu anggap aku apa sih sebenernya?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir Iqbaal dengan tatapan matanya yang dingin dan entah mengapa aura yang laki-laki itu keluarkan begitu menegangkan.

(Namakamu) bungkam. Bagaimana bisa Iqbaal tau mengenai hal itu? Padahal tak ada satu orang pun yang mengetahuinya bahkan Tiara dan Olla pun tidak ia ceritakan. Dan kalau Iqbaal nekat menyentuh ponselnya pun... Kapan? Akhir-akhir ini laki-laki itu sibuk sekali.

"Kenapa diem?" Tanya Iqbaal.

(Namakamu) memutuskan tatapannya. Apa yang ia lakukan ini hanya demi membuat Iqbaal tidak begitu khawatir dengan dirinya apalagi sampai mengeluarkan respon yang menurut para fansnya negatif. (Namakamu) tidak mau itu terulang dan berakhir dengan menyakiti hati para Soniq.

"Jawab (Nam--"

"Apa aku harus respond mereka? Apa aku harus ngasih tau hal ini ke kamu dan buat kamu semakin dipandang negatif sama mereka karena terlalu ngebela aku?" (Namakamu) berucap pada akhirnya dengan menatap Iqbaal dengan sendu. "Harus aku lakuin itu semua?"

"Harus (Namakamu)! Kamu gak perlu mikirin mereka yang bakalan beranggapan negatif ke aku karena kejadian waktu aku bela Zidny kembali terulang! Aku sama sekali gak peduli soal itu!" Tegas Iqbaal, dia sudah cukup muak dengan sikap (Namakamu) yang berusaha mengerti mereka tetapi mereka tidak mengerti dirinya, diri (Namakamu).

(Namakamu) memandang Iqbaal terkejut. Inikah seorang Iqbaal yang selama ini ia idolakan?

"Aku pacaran sama kamu bukan karena aku mau tenar Baal! Bukan karena aku mau kamu ngebela aku! Aku sayang sama kamu pun bukan karena kamu seorang public figure!" (Namakamu) menatap Iqbaal dingin. "Aku pacaran sama kamu selain karena aku sayang kamu juga aku pengen mereka tau kalo Iqbaal yang selama 9 tahun lebih mereka idolain itu gak pernah berubah seperti yang mereka pikirin selama ini! Aku cuma pengen mereka tau kalo kamu masih sama seperti 9 tahun yang lalu!"

Iqbaal adalah Iqbaalku [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang