"Belajar yang bener biar cepat wisuda. Nggak usah genit sama senior, junior, maupun seangkatan. Ingat udah ada suami. Nanti siang kalau ada yang nganter makan siang jangan lupa dimakan sampai habis," seperti biasa Alka memberikan wejangan pada istrinya. Liana sudah sangat hafal dengan ucapan Alka yang nyaris selalu sama. Ucapan yang akan diucapkan sebelum Liana turun dari mobil saat Alka mengantarkannya.
"Hm, udah tau. Udah sering ngomong gitu juga. Nggak ada yang lain apa? Udah hafal aku," ketus Liana. Jujur Liana masih sedikit kesal dengan Alka karena kejadian sebelum berangkat. Dimana Alka memaksanya untuk mengganti pakaian yang menurutnya sudah pas. Tidak sampai di situ, Alka juga memaksa Liana untuk menghabiskan sarapan, meminum susu, dan memakan buah sebagai penutup sarapannya. Rasanya perut Liana ingin meledak menolak asupan makanan yang terpaksa masuk. Dan jangan lupakan soal vitamin yang wajib ia konsumsi untuk pencegahan agar penyakit tidak mudah menyerang tubuhnya.
Liana akui, Alka memang dokter dan tahu tentang kesehatan. Alka lebih tahu mana yang baik untuk dikonsumsi dan mana yang tidak baik untuk dikonsumsi. Tapi tidak seperti ini caranya. Liana tidak menyukai cara Alka memperlakukannya yang sangat berlebihan. Liana suka dengan Alka yang terlihat begitu perhatian, namun perhatian Alka melewati batas yang membuat Liana merasa benar-benar dibawah kuasa Alka. Apapun yang Alka katakan harus ia lakukan. Apapun yang akan Liana lakukan harus mendapatkan persetujuan dari Alka. Tanpa persetujuan dari Alka, Liana tidak bisa berkutik.
"Iyaudah kamu boleh turun. Lima belas menit sebelum pulang kabari aku, biar aku yang jemput," Alka mengulurkan tangan sebagai isyarat agar Liana segera mencium tangannya. Dengan berpura-pura tersenyum, Liana meraih tangan Alka dan menciumnya penuh hormat sebagai istri. Dilanjutkan dengan Alka yang menarik kepala Liana untuk ia cium, di kening.
"Hati-hati di jalan," ucap Liana lalu turun dari mobil. Ia berdiri di tempatnya, menunggu mobil Alka berlalu. Bunyi klakson mobil Alka terdengar sekali, diikuti dengan mobil yang segera meluncur meninggalkan Liana.
Helaan napas penuh kelegaan terdengar dari bibir Liana. Ia memejamkan mata untuk menetralisir dirinya, menepis segala emosi yang ia tahan sedari tadi. Padahal emosi itu sudah siap meledak.
Bukannya beranjak dan pergi ke kelasnya, Liana justru berlari kecil ke arah jalanan untuk mencari kendaraan umum yang lewat. Percuma saja dia mengikuti kesal, tidak akan fokus pada materi karena ia butuh pelampiasan untuk emosinya.Liana segera menyetop taksi yang seperti nya tengah memihak padanya. Segera ia masuk dan mengatakan tujuannya sekarang.
Di dalam taksi, Liana duduk dengan gelisah. Ia berharap aksi bolosnya tidak diketahui oleh Alka. Bisa-bisa Alka marah besar padanya.
Semenjak menikah, semua kebutuhan Liana adalah tanggungan Alka termasuk biaya kuliah. Tentu Alka akan marah besar jika tahu Liana bolos, itu artinya ia menyia-nyiakan uang kuliah yang sudah Alka keluarkan.Selang setengah jam, taksi yang membawanya berhenti di sebuah rumah megah yang dulu menjadi tempat tinggalnya sebelum menikah dengan Alka. Rumah orang tuanya.
Liana segera membayar ongkosnya. Setelah urusannya beres, Liana berlari ke arah pintu utama. Beruntung pintu tidak terkunci, membuat Liana bebas masuk tanpa permisi."Lho Liana? Kok pagi-pagi udah ke sini, mana nggak salam main nyelonong aja. Siapa yang ngajarin kamu kayak gitu hah? Ini memang rumah orang tua kamu, tapi bukan berarti kamu bebas tanpa memperhatikan etika"
Liana menghentikan langkahnya. Omelan dari ayahnya menambah beban pikirannya. Ternyata ia salah tempat. Di rumah ini yang ia pikir akan mendapatkan ketenangan, justru sama saja. Memang ayahnya persis dengan Alka. Satu aliran, yang kerap membuat Liana kesal.
"Ayah, anak baru dateng malah diomelin. Mungkin Liana lupa yah, jangan gitu ah sama anak, nggak baik. Tanya baik-baik kan bisa" tegur Sharen pada suaminya.
Liana sedikit lega, bundanya memang paling mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Doctor
Romantik"Aku ingin menjaga, tidak untuk menyakiti" Alka Alfiano Putra Maurer, dokter muda yang begitu possessive dan overprotektif jika menyangkut istri kecilnya, Liana. Terkadang sifat berlebihan dokter muda itu membuat Liana merasa kesal. Ruang gerakn...