Dua Puluh

315K 19.4K 1.7K
                                    

Alka Alfiano Putra Maurer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alka Alfiano Putra Maurer

"Pulang!" tegas seseorang yang tiba-tiba saja sudah menarik pergelangan tangan Liana begitu keras hingga Liana yang tengah duduk bercengkerama ringan dengan Rasya tertarik hingga berdiri. Pandangan Liana sejajar dengan jas putih khas seorang dokter. Dan Liana kini tahu siapa yang menarik pergelangan tangannya. Siapa lagi kalau bukan Alka, suaminya. Kedatangan Alka yang tiba-tiba dan bertindak seperti ini tentu membuat Liana jengkel.

"Jadi gini kelakuan kamu di belakang aku? Sudah ku katakan berapa kali? Jangan dekat dengan pria manapun, apa susahnya nurut sih? Lupa status? Apa perlu aku ingatkan kalau kamu itu istri Alka Alfiano Putra Maurer. Dan peraturan masih sama dimanapun kamu berada, tidak boleh berdekatan dengan pria manapun" desis Alka penuh penekanan di setiap katanya.

Liana memejamkan matanya. Masalah sepele, cemburu berlebihan di tempat umum.

"Maaf, gue sama Liana tidak ada hubungan apapun. Kita cuma---"

"Diam! Gue nggak butuh penjelasan dari Lo. Gue cuma butuh lo jangan deket sama istri gue lagi. Dia milik gue," potong Alka, telunjuknya menunjuk tepat ke wajah Rasya membuat pria itu bungkam. Jaket yang ia kenakan dieratkan, tanpa sadar ia menggaruk tengkuknya untuk mengusir suasana yang tidak mengenakan seperti ini.

"Sekarang kita pulang! Kamu sudah tidak ada kelas, kan?" putus Alka menarik pergelangan tangan Liana. Liana masih terpaku di posisi berdirinya. Pandangannya tidak lepas dari Alka sedetikpun.

"Kenapa kamu kayak gini? Kamu pikir Liana suka? Sama sekali enggak! Datang tiba-tiba, marah enggak jelas. Liana sama Rasya cuma ngobrol biasa aja, apa salahnya? Kamu ngobrol bahkan dekat dengan Fara pun Liana enggak marah," ucap Liana membuat Alka menarik pinggang Liana kuat. Tubuh Liana berbenturan dengan tubuh Alka. Kini tubuh samping mereka saling menempel. Kepala Alka mendekat ke telinga Liana.

"Jangan bawa-bawa Fara, kita lagi bahas kamu yang melanggar aturan mainku. Dan aku malas berdebat di tempat umum. Ikut aku dan kita selesaikan semuanya," bisik Alka membuat Liana menelan salivanya payah.

Tubuhnya tertarik oleh tarikan kuat dari Alka di tangannya. Terpaksa Liana melangkah mengikuti Alka. Langkah panjang dan tergesa-gesa Alka membuat Liana sulit mengimbangi langkahnya. Beberapa kali Liana tersandung saat berjalan.
"Awww," ringis Liana kesakitan saat kaki kanannya terkilir. Sontak langkah kaki Alka terhenti mendengar pekik kesakitan dari Liana. Saat ia menoleh ke belakang, Liana jongkok mengusap kakinya. Bokongnya sudah mendarat di paving blok halaman kampus.

Alka melepaskan cekalannya dan langsung jongkok di hadapan Liana.
"Kamu nggak papa? Sini biar aku bantu," ujar Alka mengulurkan tangan hendak meraih kaki Liana yang terkilir namun segera ditepis kuat oleh Liana yang sangat jengkel.

"Jangan mulai, Liana!" geram Alka. Tanpa persetujuan dari Liana, Alka menarik kaki Liana dan langsung mengurutnya dengan lembut. Jujur perlakuan Alka sangat berpengaruh pada kakinya. Rasa sakit berangsur membaik. Liana memalingkan wajah saat Alka menatapnya. Ia masih kesal dengan suaminya.

My Protective DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang