"Mau ngomong apa? Belain anak lo yang brengsek itu?" sungut Arsen jengah saat Azka meminta waktunya untuk bicara. Bukan hanya mereka berdua, ada Sharen dan juga Alya yang mendampingi suami masing-masing.
"Jangan pisahkan Alka sama Liana, udah nggak ada yang mau gue minta sama lo," ujar Azka langsung ke pas intinya.
Arsen tertawa hambar, menganggap ucapan Azka adalah sebuah lelucon yang sangat membuat perutnya tegeletitik kegelian. Tawanya hilang dalam seketika, digantikan tatapan tajam ke arah Azka."Dan biarin Liana terus-menerus disakiti bajingan itu?"
"Ok, Alka emang salah tapi bukan dengan cara ini buat menghukumnya. Sumpah, gue enggak ada maksud buat belain anak gue sendiri. Gue cuma nggak mau tali silaturahmi keluarga kita hancur hanya karena perceraian anak-anak kita. Lagipula apa dengan perceraian semuanya akan baik-baik---?"
"Setidaknya dengan perceraian Liana berhenti disakiti oleh laki-laki brengsek seperti Alka," tegas Arsen memotong ucapan Azka dengan cepat. Rasanya Arsen sudah sangat muak. Dan sangat sulit memaafkan laki-laki seperti Alka.
"Percaya sama gu---"
"Percaya sama lo musyrik. Belain aja terus anak lo. Namanya juga orang tua ya pasti belain anaknya lah," sinis Arsen.
Sharen mengusap lengan suaminya untuk menenangkan jiwa Arsen yang tengah selimuti kabut emosi yang begitu tebal hingga membuat amarah suaminya tidak terkontrol seperti ini. Terbukti, usapan dari Sharen selalu membuat Arsen merasa tenang. Emosinya berangsur menghilang."Dengerin bang Azka dulu, setiap orang berhak berpendapat. Kalau kamu nggak setuju sama pendapat bang Azka kamu boleh kok mengabaikan pendapat itu. Kamu punya hak buat mengabaikan masukan, tapi kasih bang Azka kesempatan dulu. Jangan egois, karena suaminya Sharen bukan laki-laki egois" gumam Sharen menatap intens ke arah suaminya.
Azka menarik napas sebelum memulai perkataannya. Ia harus berhati-hati saat meluncurkan kata demi kata agar tidak menyulut emosi atau membuat Arsen menganggap jika perkataannya hanya akan memihak pada sisi Alka saja. Sungguh, tidak ada sedikitpun niat dalam diri Azka untuk membela Alka meskipun Alka adalah putranya. Niatnya ingin memulihkan kekacauan ini tanpa perpisahan karena Azka yakin seyakin-yakinnya ada cinta yang begitu besar antara Alka dan Liana, hanya saja cinta itu terlalu tabu ditutupi masalah demi masalah yang tidak kunjung berhenti.
"Perceraian nggak akan mengubah keadaan, justru semakin memperburuk semuanya. Pikirin Liana, usianya dua puluh tahun udah jadi janda. Pandangan orang pasti beda, nggak semuanya ambil dari nilai positif. Lo tahu gue dan gue tahu lo, kita paling pantang sama yang namanya perceraian."
"Tapi selagi perceraian memang yang terbaik kenapa enggak?" Sungut Arsen membela dirinya. Tekadnya sudah bulat.
"Terbaik? Disisi mana baiknya? Bukan hanya Alka dan Liana yang saling benci, kita juga bakalan saling benci. Bukan mengobati luka malah menambah luka. Mereka itu saling mencintai, gue bisa lihat cinta mereka. Dan dengan perceraian gue yakin mereka akan sama-sama tersakiti dengan berpura-pura baik-baik aja. Apa itu yang terbaik?"
"Gue bisa cariin Liana pengganti Alka yang jauh lebih baik dan lebih bertanggung jawab. Yang pastinya tidak menduakan Liana."
"Tidak ada pernikahan antara Alka dan Sarah, gue yang menjadi jaminannya kalau gue bohong. Saat itu psikiater yang menangani Sarah menganjurkan untuk menikahkan Alka dan Sarah. Hanya pernikahan mainan, demi kondisi kejiwaan Sarah. Kalau lo nggak percaya, kita datangi langsung psikiaternya. Udah dari lama Alka ingin jujur, hanya saja kondisi Sarah belum memungkinkan. Alka takut Sarah akan melenyapkan Liana karena Sarah sering meracau ingin membunuh istri Alka agar Alka merasakan apa yang Sarah rasakan saat kehilangan seseorang yang paling dicintai," Azka menjeda ucapannya. Napasnya hampir menghilang, segera ia menghirup oksigen sebanyak-banyaknya untuk memasok kebutuhan paru-paru dalam tubuhnya.
"Gue tahu, dari awal ini emang kesalahan Alka. Alka enggak mau terbuka sama Liana. Tapi sedikit pun Alka nggak ada maksud buat nyakitin Liana dengan ngebohongin Liana terus-menerus."
"Tapi nyatanya Alka nyakitin Liana, lo nggak bisa ngelak lagi," pungkas Arsen tegas.
"Gue tahu, tapi gue mohon jangan biarkan mereka bercerai. Kasih Alka kesempatan dan kita semua bantu Liana buat membalik keadaan," usul azka membuat Arsen memicingkan mata.
"Membalik keadaan?"
"Lo cukup pintar dalam urusan ini, gue mohon sama lo bikin Alka jera, perceraian tidak akan membuat Alka jera. Gue paham siapa anak gue, nggak ada kata menyerah. Meskipun perceraian nantinya ada dia pasti bakal usaha buat dapetin Liana lagi. Dan endingnya bisa gue tebak Alka sama Liana rujuk karena lambat laun Liana pasti luluh sama usahanya. Gimanapun rasa cinta mereka itu mengalahkan segalanya"
Ucapan dari Azka ada benarnya juga. Ia juga merasakan bagaimana cinta diantara Alka dan Liana."Terus?"
"Gue udah bilang, balik keadaannya. Alka di bawah, dan gue ikhlas lahir batin buat mempersilahkan kalian buat nyakitin anak gue."
"Liana nggak mungkin nyakitin Alka, Liana terlalu lemah. Yang ada anak lo nyakitin Liana lagi," ketus Arsen.
"Kita lihat aja nanti, yang penting jangan sampai mereka bercerai. Ingat sen, kita akan belajar apapun kalau kita udah sampai ke akhir. Di kisah Alka sama Liana itu baru di pertengahan, kalau kita selesaikan sekarang maka sia-sia apa yang udah mereka korbankan. Jangan kasih kesempatan orang lain bahagia diatas penderita anak-anak kita."
***
Hanya ada Alka dan Liana yang berada dalam ruang rawat inap VVIP yang ditempati oleh Liana. Keheningan menyelimuti, baik Alka maupun Liana tidak ada yang membuka suara. Liana sibuk menatap langit-langit kamar, menikmati kepedihan yang ia rasakan. Sementara Alka terus saja menatap ke arah Liana yang sepertinya tidak sudi menatapnya lagi setelah apa yang Alka lakukan padanya.
Sedikit kelegaan muncul dalam diri Alka setelah ia menjelaskan kronologis kejadian tentang Genta. Tidak ada yang Alka tutup-tutupi lagi dari Liana. Ia mengatakan semuanya dengan jujur dan berharap Liana mempercayai semuanya, meski Alka tidak begitu yakin akan hal itu. Kepercayaan Liana padanya sudah nyaris tak ada dan akan sulit membangun kepercayaan itu kembali."Asal kamu tahu, sayang, aku ingin menjaga kamu. Bukan nyakitin kamu," ucap Alka menggenggam erat tangan Liana. Liana berusaha melepaskan genggaman tangan Alka, namun sangat sulit. Genggamannya terlalu erat.
"Tapi nyatanya kamu nyakitin Liana," tegas Liana.
"Sekali lagi aku minta maaf, aku mohon banget sama kamu untuk menarik kembali kata-kata kamu. Sampai matipun aku nggak bakal ceraikan kamu. Kasih aku kesempatan, jangan menyerah untuk memperjuangkan rumah tangga kita. Aku ingin hati kita tetap menyatu, aku mohon kasih aku kesempatan sekali lagi. Untuk terakhir kalinya, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, aku mohon" pinta Alka dengan bibir bergetar.
Sebagian dari hidup Alka sudah pergi saat mendengar Liana ingin mengakhiri kisah cinta mereka. Sungguh, Alka tidak bisa hidup tanpa Liana. Ketakutannya semakin besar setelah mendengar kata-kata itu.
"Liana nggak bisa, maaf. Kita udahan sampai di sini aja, Liana udah nggak punya stok kesabaran buat ngadepin kamu. Liana mau sendiri dan Liana mau pulang ke rumah ayah. Nanti biar ayah yang urus perceraian kita," ucap Liana membuat tubuh Alka menegang hebat.
Detak jantung Alka meningkatkan jauh lebih cepat dari saat ia dalam kondisi biasa, ia juga sudah kesulitan bernapas. Susah payah Alka memburu oksigen untuk memasok paru-parunya. Serangan rasa panas menghinggapi sekujur tubuhnya. Bahkan kini bajunya sekarang basah oleh keringat dingin. Kepalanya terasa sangat pening dan matanya sudah berkunang-kunang dan mulai mengabur. Tubuhnya bergetar hebat.
Jika seperti ini itu artinya penyakit Alka kambuh. Alka memang mengidap penyakit panic disorder. Penyakit yang menyerang tiba-tiba dan biasanya penderitanya mengalami rasa takut yang sangat besar akan sesuatu. Dan Alka merasakan sangat takut kehilangan Liana, hingga penyakit Alka kambuh.Liana panik melihat Alka yang demikian, Liana segera menekan tombol di sampingnya untuk memanggil dokter atau perawat untuk menolong Alka yang masih saja bergetar hebat, kesulitan bernapas, dan dibanjiri keringat dingin.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/115312226-288-k119797.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Doctor
Romance"Aku ingin menjaga, tidak untuk menyakiti" Alka Alfiano Putra Maurer, dokter muda yang begitu possessive dan overprotektif jika menyangkut istri kecilnya, Liana. Terkadang sifat berlebihan dokter muda itu membuat Liana merasa kesal. Ruang gerakn...