Dua Belas

339K 22.9K 2.2K
                                        


°°°

Setelah masalah Liana selesai, Alka akhirnya bisa bernapas lega. Empat hari tanpa istrinya benar-benar menyiksa hati, pikiran, dan fisik Alka. Baru empat hari saja Alka nampak begitu kacau, apalagi jika Liana pergi berbulan-bulan, bertahun-tahun bahkan selamanya dari hidup Alka? Alka tidak bisa memikirkan bagaimana hidupnya tanpa Liana.

Alka sendiri tidak tahu mengapa ia begitu mempertahankan Liana. Padahal banyak perempuan di luar sana yang mau dengannya, dan tentunya mereka lebih segala-galanya dari Liana. Liana hanya perempuan manja yang belum bisa mengurus dirinya sendiri, apalagi untuk mengurus Alka, bukan hanya manja Liana juga kekanak-kanakan dan memikirkan diri sendiri, mengabaikan Alka sebagai suaminya. Namun apapun dan bagaimanapun sifat Liana, Alka mencintai Liana dengan segenap jiwa raganya. Pernikahannya dengan Liana bukan main-main.

Alka berpegang teguh pada janjinya kepada kedua orang tua Liana saat ia meminta izin menjadikan Liana sebagai istrinya. Ia sudah berkomitmen untuk menjaga, mencintai, dan membahagiakan Liana dengan caranya sendiri. Ia tidak mengharapkan apapun dari istrinya, cukup istrinya yang selalu bersamanya.

Komitmen bagi Alka memang sulit untuk dilakukan. Namun Alka akan berusaha. Ia percaya, ia mempunyai kesetiaan, tanggung jawab, dan kasih sayang yang begitu besar pada Liana untuk menjaga komitmen selalu hidup bersama Liana sampai maut memisahkan. Pernikahan baginya cukup sekali.

Setelah mengantarkan Liana ke kampus, Alka memutuskan untuk singgah sebentar di kosan Liana selama beberapa hari kemarin. Alamatnya ia dapatkan dari Liana. Kunjungannya ke sini bukan tanpa sebab, melainkan untuk mengambil barang-barang Liana yang tertinggal. Alka tidak mengizinkan Liana untuk mengambil barangnya sendiri.

Alka menghela napas melihat ruangan yang sangat berantakan. Sepertinya Liana tidak pernah membersihkan tempat tinggalnya. Mengabaikan kondisi ruangan, Alka masuk ke dalam kamar. Tempat Liana tinggal dibagi menjadi empat ruangan. Satu ruang tamu, satu kamar tidur, satu dapur multifungsi, dan satu kamar mandi.
Dibukanya koper Liana, lalu Alka mengemasi barang-barang Liana mulai dari baju, buku, dan beberapa makanan yang belum Liana habiskan.

Ada banyak botol mineral kosong  di tempat sampah yang diletakkan di sudut kamar. Bungkus roti sobek juga memenuhi tempat sampah. Mungkin itu yang Liana konsumsi selama empat hari tanpa Alka. Alka mengayunkan kaki, kakinya ia tekuk di depan tempat sampah. Ia ingin memastikan makanan apa yang dikonsumsi istrinya itu.

Tidak ada yang aneh, namun tidak terlalu bergizi. Alka menjumpai banyak cup mie instan, minuman kaleng bersoda, dan beberapa kotak jus. Setahu Alka, Liana paling anti dengan minuman bersoda. Meminum jus pun Liana sangat jarang jika Alka tidak memaksanya. Satu bungkus biskuit rasa keju membuat kening Alka mengkerut. Sejak kapan Liana mau memakan makanan yang berhubungan dengan keju? Mencium aroma keju saja Liana sudah mual-mual.

Ada yang aneh dengan Liana. Emosi Liana yang mudah tersulut, labil, dan makanan yang tidak biasa bagi Liana.
Apakah Liana hamil? Mengingat Alka dan Liana sudah melakukannya berkali-kali dan Alka selalu mengeluarkannya di dalam rahim Liana. Tidak menutup kemungkinan jika Liana memang hamil.

Alka menggelengkan kepala menepis pemikiran tentang Liana. Ia harap itu hanya asumsinya yang tidak benar. Belum saatnya Liana hamil, Alka belum siap. Semoga hanya efek Liana yang tengah banyak pikiran. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya yang belum terselesaikan.

***

Liana merasa lebih baik hari ini, dari segi hati maupun fisiknya. Alka banyak bercerita soal bagaimana menjalani kehidupan rumah tangga.  Masalah neneknya menurut Alka belum seberapa dibandingkan masalah yang akan datang nantinya. Tidak ada keluarga yang berjalan mulus tanpa sebuah masalah. Entah itu masalah kecil maupun besar.

My Protective DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang