11 - Latihan

12.7K 619 18
                                    

*Jangan mengejar seseorang yang hatinya telah terisi. Dari pada sakit hati, lebih baik berhenti.*

◆◆◆◆

Bel pulang sekolah beberapa menit yang lalu telah berbunyi. Beberapa koridor kini penuh dengan para murid yang saling berdesakan. Ingin cepat pulang. Penat membuat mereka butuh istirahat secepatnya.

Gerdan menyampirkan tasnya pada bahu sebelah kanan. Dia berjalan dengan santai menuju kelas Serla, yang tepat di sebelah kelasnya.
Begitu memasuki kelas gadis itu, kebetulan Serla tengah berjalan menuju pintu. Dengan Anggra dan Hilda di sampingnya.

"Haii Gerdan," sapa Anggra dengan senyuman paling manisnya. Berharap agar Gerdan dapat jatuh cinta padanya. Meski dia tahu, itu hanya khayalannya saja. Ah tidak, Anggra tidak berniat merebut Gerdan dari Serla. Dia hanya bercanda.

"Hmm," gumam Gerdan. Dia kemudian menatap Serla.
"Gue ada latihan basket mendadak. Besok, anak Pandawa ngajak tanding."

Serla mengangguk paham.
Hilda nampak mengecek handphonenya dan kemudian mendongak. "Gue pulang dulu ya. Nyokap udah nelponnin. Ada acara," pamit Hilda.

Gerdan menaikkan alisnya. "Acara apaan?"

Hilda berdecak. Sepupunya ini terlalu kepo. "Ke salon dong. Dasar kepo."
Setelah mengatakan itu, Hilda cepat-cepat berlalu.

"Gue juga duluan ya. Udah dijemput sama Bang Adray," pamit Anggra juga.

Baik Gerdan atau Serla mengangguk. Dan Anggra pun ikut berlalu dengan sedikit berlari agar dapat menjangkau Hilda. "HILDA TUNGGU WOY!"

Serla dan Gerdan mulai berjalan keluar kelas beriringan. Masih banyak murid yang berlalu-lalang dengan tas yang melekat di punggung masing-masing. Ada juga yang masih betah di kelas atau memutuskan mengisi perut di kantin terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah masing-masing.

"Tanding dalam rangka apaan nih?"

"Tanding persahabatan aja sih. Lo wajib nonton, semangatin gue!"

"Siap kapten! Alaahh, orang musuhan gitu kok bilangnya persahabatan, mana ada?" Serla mendengus.

Gerdan tertawa. Benar apa kata Serla. SMA Rajawali dan SMA Pandawa memang sempat terlibat pertikaian yang menyebabkan kini ke dua SMA itu menjalin permusuhan. Meski tidak kentara oleh orang luar, tetapi hampir semua murid SMA Rajawali tahu sejarah itu.

Sejarah di mana ada anak Rajawali yang hampir meninggal, Risky, karena dikeroyok anak Pandawa. Meski kata mereka itu hanya kesalah pahaman, tetap saja teman Risky tidak terima dan melakukan balas dendam walaupun pelaku dari SMA Pandawa sudah meminta maaf. Alhasil, hubungan kedua sekolah itu kini tidak berjalan baik.

Maka dari itu, Gerdan sempat membuat perjanjian. Dimana nanti jika tim basket Rajawali yang menang, kedua tim harus berbaikan. Aldo, ketua tim basket SMA Pandawa pun tak masalah dengan perjanjian itu karena sejujurnya dia juga ingin berdamai. Agar ke dua tim basket Rajawali dan Pandawa tidak saling bermusuhan.

"Makanya, doain gue menang, gue jamin deh tim basket kita sama Pandawa bakal baikan."

"Masa sih? Emangnya di mana mainnya? Lapangan sini apa di Pandawa?"

"Karena dulu udah di Rajawali, sekarang di Pandawa."

Serla ber-ohh ria. Kini keduanya telah berada di mulut koridor. Gerdan berhenti berjalan dan mau tak mau Serla ikut berhenti. "Lo mau nunggu apa gue anter dulu?"

"Emangnya boleh ya anter gue dulu?" tanya Serla. Karena biasanya jika tidak dijemput, dia akan menunggu Gerdan hingga dia selesai latihan. Sesekali dia juga memesan taxi.

Gerla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang