Akhirnya chapter 2 up jugaa.
Tolong dong jangan pelit beri komennya :(Komen yang banyak ya❤
Selamat membaca!
🌛🌛🌛🌛
Serla membuka mata perlahan. Kemudian mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan matanya dengan pencahayaan. Gadis itu meringis, reflek memegangi kepalanya yang mulai membuatnya kesakitan.
"Awww."Miranda seketika menoleh. Melihat anaknya meringis kesakitan membuatnya segera menghampiri Serla. Raut cemas seketika hadir di wajahnya tanpa bisa disembunyikan. "Serla? Kamu udah siuman sayang?"
Serla menatap mamanya, lalu menatap sekeliling. Baru dia sadari kini ternyata dirinya tengah ada di rumah sakit. Tentu Serla sangat bersyukur Tuhan masih memberinya kesempatan. "Iya Ma."
Serla berusaha untuk duduk. Namun gagal ketika mendapati tubuhnya masih sakit semua. Kecelakaan yang dia alami ternyata lumayan membuatnya merasa kesakitan di sekujur tubuh. Apalagi kepalanya.
"Udah, tiduran dulu aja."
Serla mengangguk. Membenarkan posisi tidurnya. Dia menatap mamanya lama hanya untuk mendapati Miranda menangis tanpa suara melihat keadaannya. Kepala Serla kini diperban. Dan Miranda yakin Serla sedang merasa kesakitan. Ibu mana yang tega melihat anaknya seperti ini? Memang, Serla sudah semakin dewasa, tapi hal itu tak membuat Miranda mengurangi kekhawatirannya.
"Serla nggak papa Ma. Jangan nangis."
Miranda tersenyum seraya mengelus tangan Serla. "Iyaa. Kamu makanya cepet sembuh."
Serla kembali mengangguk. "Papa mana Ma?"
"Papa la-,"
"Sayang?" sebuah suara tiba-tiba menyahut. Serla melirik pintu. Di mana, kini sudah ada papanya yang memegang kantong plastik putih berisi makanan tengah menatapnya. Bagas segera menghampiri Serla dengan cepat. Tak jauh dari Miranda, Bagas sama khawatirnya.
"Syukurlah, kamu udah siuman sayang."
Serla tersenyum. Balas menggenggam tangan Bagas. "Iya Pa."
"Gimana? Apa yang kamu rasain? Yang sakit sebelah mana?" tanya Bagas beruntun. Maklum, Serla anak semata wayang dimana dia sangat menyayangi anaknya itu. Apapun demi Serla.
"Serla nggak papa, Pa." Bohong. Serla jelas merasa kesakitan.
Bagas melirik Miranda. Mereka memikirkan hal yang sama. Serla selalu seperti itu, dari dulu. Bahkan dalam keadaan tidak baik-baik saja, Serla selalu meyakinkan pada semuanya bahwa dia baik-baik saja. Semata hanya untuk membuat orang lain tidak khawatir.
"Kalian makan dulu aja. Pasti belum makan kan?"
"Mama Papa gampang, nanti juga bisa. Kamu mau makan apa, sayang?"
"Nggak Ma. Serla nggak pengen apa-apa. Mending Mama sama Papa makan dulu. Nanti kalau Serla mau apa-apa, Serla bakal ngomong kok."
"Ya sudah. Kita makan dulu saja Ma."
Miranda mengangguk. Dia dan Bagas kemudian melangkah menuju sofa yang di depannya ada meja dan makan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerla (END)
Teen FictionHal yang Serla inginkan adalah : Dia dan Gerdan selalu bisa sama-sama seperti biasanya. Meski status masih tetap teman, Serla tak keberatan. Hampir seluruh murid SMA Rajawali tahu bahwa Gerdan Raka Bintang, dekat dengan Adelia Serla. Gadis dengan se...