🌛🌛🌛🌛
Serla berjalan cepat menyusul Davin yang tengah berdiri di gerbang. Gadis itu menghembuskan napas lega karenanya. Untunglah lelaki itu belum pergi jauh.
Mendekat, Serla melihat asap keluar dari mulut Davin yang tengah bersandar pada pagar.
Tak suka bau rokok, Serla meraihnya paksa dan menginjaknya keras-keras.Davin menatap Serla sambil berdecak. "Ngapain lo?"
"Jangan ngerokok?! Lo tahu kan lo bisa mati sia-sia karena benda itu."
Davin berdecih. Dia bahkan tidak peduli jika harus cepat-cepat mati. Karena sumber bahagianya di dunia pun telah pergi. Jadi untuk apa dia di dunia ini? "Gue mati pun nggak ada yang peduli, Ser. Seperti kata Gerdan, gue cuma sampah yang patutnya ya dibuang. Nggak guna."
Serla menatap Davin dalam tepat di manik matanya. Dia bisa melihat sebuah luka di sana. Luka yang bahkan Serla saja tidak bisa membayangkannya. Mata itu sayu. Seakan tidak ada niatan terbuka. Terlalu lelah menerima semuanya. Mungkin.
"Maafin Gerdan. Lo tahu? Gerdan cuma syok aja. Jangan dimasukkin ke hati."Davin terkekeh sumbang. Nada getir itu terdengar memprihatinkan. Dan Serla lebih suka mendengar kekehan Davin biasanya ketimbang ini. "Jangan dimasukkin hati? Gimana bisa Ser? Semua yang Gerdan omongin bener. Gue cuma sampah yang udah nggak punya siapapun. Yang bisanya cuma malu-maluin."
Mata Davin berkaca-kaca, Serla jelas terkejut melihatnya. "Gerdan enak, meski punya Papa Mama yang jarang pulang, tapi tetep dia bisa ngerasa punya orang tua utuh. Beda sama gue yang bahkan baru tahu wajah Papa gue aja hari ini. Meski Papa selalu ngirim uang, nyatanya gue hidup sederhana dengan Bunda yang buka warung di depan rumah. Uang yang dikasih Papa selalu Bunda tabung. Motor gue aja gue dapet karena kerja meski sebagiannya dibantu Bunda dari uang Papa. Gerdan bisa punya segalanya tanpa minta. Sedangkan gue? Gue harus keluarin tenaga setiap pulang sekolah. Dan sekarang Bunda udah nggak ada. Padahal dia semangat gue satu-satunya."
Air mata Davin lolos begitu saja. Hanya setetes namun matanya memerah begitu kentara. Serla merasa entah mengapa ikut terluka melihatnya. Cerita itu begitu menohok dirinya. Disaat dia bisa meminta apa saja dari orang tua, ada Davin yang harus bekerja keras disaat statusnya masih pelajar. Bahkan kata Davin, dia baru tahu Agus Papanya hari ini? Serla tidak bisa membayangkan sesakit apa rasanya.
Serla tidak bisa mencegah dirinya ketika ia memeluk lelaki yang sedang rapuh itu. Kepalanya dia tenggelamkan pada dada bidang Davin. Entah,melakukan itu tiba-tiba. Seperti kata Mamanya, orang sedih sebenarnya butuh pelukan. Dan Serla memberinya tanpa diminta. "Nangis aja kalau lo mau nangis. Cowok nggak selamanya lemah cuma karena air mata."
Davin tidak membalas pelukan Serla. Namun air matanya kembali menetes. Selama ini, lelaki itu bahkan tidak pernah menunjukkan air matanya pada orang lain kecuali Mamanya. Tapi malam ini berbeda. Luka yang dia dapat terlalu menyakitkan. Jadi biar, biar Serla melihat bagaimana rapuhnya dia. Bagaimana cupunya dia.
"Cuma Bunda yang gue punya. Meski gue bandel, bunda tetep sayang dan selalu nasehatin gue. Semangat gue cuma dia. Tapi sekarang bunda udah pergi buat selamanya. Bunda sakit udah lama. Gue udah paksa berobat tapi dia nggak mau karena katanya lebih baik uang itu ditabung. Bunda itu malaikat buat gue. Dia besarin gue seorang diri. Bunda wanita terkuat yang gue punya."
Serla memejamkan matanya. Ia ikut merasa sakit. Cerita ini entah mengapa terdengar memilukan. Cerita Davin membuatnya semakin mengeratkan pelukannya. Meski Davin belum membalasnya sama sekali.
"Gue mati pun, nggak ada yang bakal peduli. Karena cuma Bunda yang peduli. Yang lain selalu nganggep gue sampah, Ser."
"Jangan ngomong gitu. Bunda lo pasti sedih lihat lo putus asa kayak gini. Di atas sana, Bunda lo pasti selalu pengen lo bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerla (END)
Teen FictionHal yang Serla inginkan adalah : Dia dan Gerdan selalu bisa sama-sama seperti biasanya. Meski status masih tetap teman, Serla tak keberatan. Hampir seluruh murid SMA Rajawali tahu bahwa Gerdan Raka Bintang, dekat dengan Adelia Serla. Gadis dengan se...