13 - Siapa Dia?

9.9K 557 10
                                    

◆◆◆◆

"GERDANN!!"

"GO GERDAN GO GERDAN GOO!!"

"SEMANGAT GERDAN!"

"LOVE YOU GERDAN!"

"RAJAWALI! RAJAWALI!"

"RAJAWALI, TUNJUKKAN KEGANASANMU!"

Seruan demi seruan terdengar saling bersahutan seperti tiada henti. Serla tidak ikut berteriak seperti itu. Gadis itu hanya akan berteriak kegirangan ketika tim sekolahnya berhasil mencetak poin. Dan kini, sekolahnya telah unggul 2 poin. Tak terasa, waktu tinggal beberapa menit saja. Bahkan hampir berubah menjadi detik. Wajah tegang tak terelakkan dari semua pemain.

Serla menatap Gerdan yang tengah memantulkan bola dan mengecoh lawan dengan gerakan cepat. Tapi sayang, pergerakannya dapat dibaca oleh lawan sehingga kini bola itu dapat dikuasai tim Pandawa. Sedangkan kini waktu telah menunjukkan tinggal 30 detik. Bahaya jika tim lawan dapat memasukkan bola atau bahkan mendapat three poin. Bisa-bisa tim Rajawali kalah.

Tapi Gerdan tak menyerah. Gerakannya yang lincah terus saja menghalangi seseorang yang tengah menguasai bola dan berniat mengopernya. Dan begitu bola itu dilempar, Gerdan cepat-cepat mundur perlahan. Sebelum akhirnya dia meloncat begitu tinggi hanya demi menangkap bola tadi dan sedikit berlari mendekati ring lawan. Beberapa saat penonton terkesiap sampai akhirnya bola yang baru saja Gerdan lempar terjatuh dari dalam ring.

Beberapa detik, penonton masih terdiam memahami apa yang baru saja terjadi. Gerdan benar-benar melompar sangat tinggi. Bayangkan saja, bola itu jelas berada jauh di atas kepala dan Gerdan mampu menangkapnya. Lima detik berlalu, semua anak Rajawali akhirnya berseru penuh semangat. Bersamaan decakan kecewa dari suporter tim lawan.

"YEEEYYY!!!"

"ALHAMDULILLAH YA ALLAH!!"

"RAJAWALI!"

"SELAMAT! SELAMAT!"

Serla tersenyum girang. Bertepuk tangan menatap Gerdan dan yang lainnya.

Sedang lelaki itu, Gerdan, tengah berkerumun bersama teman-temannya. Melakukan tos dan berpelukan. Sampai akhirnya ke dua tim saling bersalaman.

"Damai?"

"Damai!!"
Kedua tim pun saling berpelukan ala cowok.

"Dan kita bakal tetep traktir kalian," ucap Gerdan pada seluruh anggota tim basket Pandawa. Mereka, tim basket Pandawa pun berseru senang, kapan lagi ditraktir oleh anak Rajawali.

Puas saling berinteraksi, mereka segera menuju kursi masing-masing tempat mereka menaruh tas tadi. Ingin segera minum karena kelelahan.

Gerdan menatap Serla ketika berjalan menuju kursinya. Gadis itu ternyata tengah menatapnya juga. Tak lupa dengan dua jempol yang dia berikan pada Gerdan. Melihat wajah senang Serla, Gerdan jadi tersenyum. Lelahnya seketika berkurang hanya melihat wajah gadis itu yang bahagia.
Gerdan yakin, setelah ini pasti Serla akan meminta traktiran padanya. Meski hampir setiap hari hal itu sudah Gerdan lakukan.

"Selamat, ya!" ucap salah satu anggota tim basket putri. Mereka bersalaman. Memberi ucapan selamat dan juga meminta traktiran.

Nindya dengan sebotol air menghampiri Gerdan. Lalu ia menyerahkan botol itu dengan senyum mengembang. "Selamat, Dan! Nih minum, capek kan?"

Gerdan mengangguk. Menerima botol itu sebelum akhirnya membuka tutupnya. Nindya tersenyum senang karena akhirnya Gerdan menerima minum pemberiannya. Setelah sekian lama.

Serla melihat semuanya. Melihat bagaimana Nindya tersenyum bahagia. Dan melihat bagaimana Gerdan menerima botol itu dan berniat meminumnya. Serla tak masalah dengan itu semua. Tapi, ada sebuah perasaan yang begitu mengusiknya.
Sangat menggangu. Dan Serla benci itu. Bukan benci pada interaksi mereka, melainkan pada perasaannya sendiri yang berlebihan. Terkesan lebay.

Gerla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang