*Harus ada usaha maksimal di setiap hal yang ingin tercapai*
◆◆◆◆
Hari ini hari Kamis, pameran telah tiba. Para panitia terlihat sibuk dengan ini itu. Serla sendiri sedari tadi seperti tidak pernah berhenti berjalan. Sebuah alat komunikasi kecil terpasang di kerah bajunya.
Hari ini seluruh siswa tetap masuk sekolah. Namun pelajaran seluruhnya dikosongkan. Lapangan depan yang sangat luas kini berubah menjadi stan-stan penuh karya. Para murid beberapa hari lalu dengan antusias menyulap lapangan menjadi tempat yang begitu indah dipandang.
Setiap stan dipegang oleh tiga kelas. Dimana mereka menghias dengan bakat dan ide mereka sendiri. Kini, setiap stan berdiri kokoh dengan beraneka ragam karya di dalamnya. Mulai dari lukisan-lukisan karya sendiri hingga makanan-makanan hasil masakan sendiri.
Setiap stan memiliki ide sendiri-sendiri dalam menghiasnya. Seperti kelas XI IPA 1 2 3, kelas Serla dan Gerdan. Mereka memasang tema Cinderella, dimana salah satu penjaga stan berpenampilan layaknya Cinderella, dia terlihat cantik. Ditemani seorang lelaki yang juga tampan. Sebenarnya, Serlalah yang ditunjuk menjadi Cinderella. Namun Serla jelas tidak mau. Toh dia juga menjadi panitia.
Stan ini dibuat dengan warna putih biru yang mendominasi. Terlihat keren dari depan dengan tambahan beberapa sepatu kaca cinderella yang digantung.Lain lagi dengan kelas XI IPS 1,2,3, mereka memasang tema magic. Ada yang berdandan seperti nenek sihir. Rio pun turut berpartisipasi menjadi kakek-kakek dengan tongkat sihir dan sebuah lampu bulat. Stan mereka dibuat mencekam. Hingga siapapun yang memasukinya seperti memasuki rumah hantu. Namun karya di dalamnya tentu bagus-bagus.
Intinya, setiap stan memiliki daya tarik tersendiri.
"Semua panitia kumpul di tengah lapangan sekarang juga!" Seruan Kenza tersebut mampu didengar semua panitia. Setelah memastikan kerjaan mereka beres, mereka berbondong-bondong menuju tengah lapangan.
Pakaian mereka sama. Kaos berwarna biru dongker dengan lambang sekolah mereka yang ada di depan. Di bawahnya, tertulis "Harus ada usaha maksimal di setiap hal yang ingin tercapai." Tak lupa unsur batik yang terdapat di bagian samping. Di belakang pun ada tulisan moto sekolah mereka.
Serla mengikat rambutnya sambil berjalan menuju tengah lapangan. Keringat sudah menetes di dahinya. Padahal ini belum di mulai.
Kenza mengamati kerumunan yang baru saja terbentuk. "Udah kumpul semua?"
"Udah!"
Kenza mengangguk. Menarik napas dalam.
Ia mengecek jam tangannya. "Sebentar lagi jam 9. Pintu gerbang dan pintu masuk stan bakal dibuka. Jangan sampai lalai! Lakuin yang terbaik. Jangan sampai ada yang buat kekacauan. Agung dan Risky, kalian harus bener-bener pantau keamanan yang ada. Jangan lengah. Ini bukan pameran yang pertama, kita harus belajar dari yang dulu-dulu. Dan jangan ngulang kesalahan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerla (END)
Teen FictionHal yang Serla inginkan adalah : Dia dan Gerdan selalu bisa sama-sama seperti biasanya. Meski status masih tetap teman, Serla tak keberatan. Hampir seluruh murid SMA Rajawali tahu bahwa Gerdan Raka Bintang, dekat dengan Adelia Serla. Gadis dengan se...