🌛🌛🌛🌛
Setelah kejadian tadi, Serla kembali melakukan tugasnya. Menjadi tukang foto.
Gerdan sejak tadi juga menemaninya. Jadi, Serla tidak merasa bosan karena ada Gerdan yang bisa diajak bicara.Gadis itu juga heran mengapa Aldo begitu lama sekali. Tapi tak apa, Serla senang-senang saja membantu. Selama dia bisa, mengapa tidak?
Saat sedang tidak ada pengantri yang akan foto, Hilda dan Anggra datang. Mereka dengan antusias mengajak Serla berfoto. Mau tak mau Gerdan menjadi tukang foto mendadak.
Mereka bertiga bergaya dengan gaya bermacam-macam. Ada yang semuanya manyun. Sampai memasang wajah jelek sekalipun. Tetap saja fokus Gerdan hanya pada Serla. Mau bergaya apapun gadis itu tetap cantik di matanya.
Ketika ketiganya tengah meributkan ingin bergaya apa lagi. Gerdan sengaja mengarahkan kameranya hanya pada Serla. Beruntung gadis itu tak sengaja tengah tersenyum menatap kamera. Kenapa pas begini? Gerdan tersenyum simpul memperhatikan jepretannya.
Beberapa jepretan ketiga sahabat itu sudah banyak. Maka mereka memutuskan untuk menyudahi sesi foto yang selanjutnya mereka jadikan sesi melihat-lihat foto.
"Makan yuk," ajak Hilda kemudian.
"Yuk." Anggra memberikan kameranya pada Gerdan kemudian menatap Serla. "Ser?"
"Gue udah makan. Lagian kalau gue pergi, siapa yang jaga ini?"
Anggra maupun Hilda mengerti dan memilih makan berdua saja. Mereka akhirnya pergi menuju kantin setelah pamit.
Kini Serla fokus pada kamera. Hingga ia menemukan fotonya tadi. "Ini kapan lo fotonya? Kok gue nggak kerasa ya? Ini juga kok gue senyum ke kamera?"
Gerdan segera mengambil kamera dari Serla. "Lonya nggak sadar kali. Gerak terus."
"Mana ih sini. Mau gue hapus. Jelek," rengek Serla sambil berusaha mengambil kamera yang Gerdan jauhkan darinya.
"Jangan. Bagus kok."
"Jelek ta...."
"Gerdan."
Pergerakan Serla maupun Gerdan berhenti karena sebuah suara memanggil nama Gerdan. Tau-tau Nindya telah berdiri di dekat mereka. Tatapan Nindya kini terarah cerah pada Gerdan.
Serla menjauhkan dirinya dari Gerdan dengan cepat. Gerdan menaikkan alisnya bertanya, "Apaan?"
"Foto yuk."
Gerdan belum menjawab tapi Nindya sudah mengambil kamera itu dan menyerahkannya pada Serla. "Fotoin ya," pintanya pada Serla. Entah mengapa Serla menangkap nada ejek pada ucapan Nindya barusan.
"Sure. Ya udah kalian kesana aja."
Serla yang melihat Gerdan tetap diam berinisiatif agar dia mau berpindah tempat. Gadis itu mendorong Gerdan hingga kini ia dan Nindya sudah berdiri bersampingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerla (END)
Teen FictionHal yang Serla inginkan adalah : Dia dan Gerdan selalu bisa sama-sama seperti biasanya. Meski status masih tetap teman, Serla tak keberatan. Hampir seluruh murid SMA Rajawali tahu bahwa Gerdan Raka Bintang, dekat dengan Adelia Serla. Gadis dengan se...