*Gadis itu tidak akan pernah membuat dia bosan meski memandangnya seharian.*
🌛🌛🌛🌛
Hari Jum'at yang panas. Serla berkali-kali mengibaskan tangannya di depan wajah. Kini dia sedang berkeliling. Jangan lupakan Kenza yang juga berjalan di sampingnya.
"Jam berapa Ken?"
Kenza melihat benda berbentuk bulat itu pada tangannya. "Jam setengah dua belas."
"Pantesan panas banget. Kayak liat doi sama cewek lain."
"Curcol?"
Serla menggeleng. "Nggak."
"Lo belum makan, kan? Makan yuk. Biar nanti gantian yang lain."
Serla seketika mengangguk. Kantin jelas buka. Dia juga sudah lapar. "Ayuk!"
Keduanya melangkah ke kantin beriringan. Tentu setelah mengatakan pada beberapa panitia. Karena beberapa juga memang sudah makan.
Kenza mengamati Serla dari samping, dia agak menunduk. Gadis itu tidak akan pernah membuat dia bosan meski memandangnya seharian.
Serla terlalu manis dibanding siswi Rajawali lainnya.Serla bukannya tak sadar bahwa Kenza sedari tadi memperhatikannya. Dia sadar kok. Tapi dia tak mungkin langsung menegor Kenza. Atau mungkin ada sesuatu di wajahnya? Serla tak tahu.
Tapi dia tak tahan. Maka dari itu, dia seketika mengarahkan dua jarinya pada mata Kenza. "Gue colok nih mata lo!" Begitu cepat hingga Kenza yang melamun langsung terlonjak kaget. Punggungnya sampai menabrak pohon.
Serla tertawa terbahak. Kenza memegangi dadanya. Bahkan Serla sampai memegangi perutnya. Lucu rasanya melihat wajah kaget Kenza.
"Huahahaa. Kocak lo Ken."
"Kaget kali. Lo iseng banget sih. Untung gue nggak punya penyakit jantung."
Serla menghentikan tawanya perlahan. Mereka lanjut berjalan. "Abisnya lo mandangi gue terus. Wajah gue ada yang salah ya? Atau gue cantik sampai lo terpesona?" canda Keysia.
Kenza tak sadar mengangguk. "Iya."
"Hah?!"
Kenza tersadar. Buru-buru mengoreksi, "Iya... Iya nggaklah."
Serla mengangkat bahu tak acuh. Matanya tak sengaja menangkap sosok Gerdan yang tengah berjalan berlawanan arah darinya. Tangannya otomatis melambai. "Gerdan!"
Gerdan sedikit terkejut. Dia tak membalas dan malah berbelok sebelum mereka berpapasan. Serla mengerutkan kening. Kenapa dengan Gerdan?
"Gerdan kenapa yah?" ucap Serla. Antara bertanya pada Kenza dan bergumam.Kenza menghendikkan bahu tak tahu. Meski dalam hati Kenza merasa bahwa Gerdan kesal karena Serla berjalan dengannya.
Sesampainya di kantin, mereka duduk berdua setelah memesan dua mangkok soto dan es jeruk. Kantin lumayan ramai. Terbukti hanya beberapa kursi saja yang kosong. Mungkin di sela-sela kegiatan, mereka merasa lapar. Sama seperti Serla yang perutnya baru saja berbunyi.
Kenza tertawa. Membuat Serla malu saking begitu kencangnya. "Kenza ih jangan ketawa!" Serla berucap pelan seraya menendang kaki Kenza.
"Lo kelaperan banget ya sampai kenceng gitu bunyinya?"
Serla mengerucutkan bibirnya kesal. Menendang-nendang kecil kaki Kenza yang ada di bawah meja. Kesal.
Tak lama, pesanan mereka datang. Serla sangat bersyukur karena kantin sekolahnya menyediakan pelayan yang bertugas mengantar makanan. Tapi murid bisa juga mengambil makanan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerla (END)
Teen FictionHal yang Serla inginkan adalah : Dia dan Gerdan selalu bisa sama-sama seperti biasanya. Meski status masih tetap teman, Serla tak keberatan. Hampir seluruh murid SMA Rajawali tahu bahwa Gerdan Raka Bintang, dekat dengan Adelia Serla. Gadis dengan se...