👻👻👻
.
.
.
.
.
Gue mengusap kedua kelopak mata gue dan menggeliatkan badan kemudian. Rasanya gue males banget buat bangun. Gue terduduk dan mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kamar gue. Tampaknya Mas Yilay beneran pergi sesuai dengan apa yang dikatakannya semalam. Dia hanya gue biarkan duduk di kursi meja belajar gue terdahulu.
Gue menyeringai, mengingatnya. Gue agak menyesal memperlakukan dia kayak gitu. Tapi mau gimana lagi? Gue udah terlanjur bilang pisah. Cuma Mas Yilaynya aja yang maksa mau nemenin.
"Kira-kira Mas Yilay kemana ya?" gumam gue mencari-cari.
Gue bangun dan mencoba menyegarkan diri dengan cuci muka di kamar mandi. Walaupun pada akhirnya gue males buat mandi.
***
Gue mengganti baju yang lebih layak buat berkeliaran di dalam rumah. Kaus tidur yang gue gunakan tadi terlalu tipis, gimana kalau tiba-tiba ada tamu datang?
Tapi kayaknya mustahil. Mungkin hanya Mas Yilay tamu gue yang gue perkirakan sekarang.
Gue datang ke dapur untuk melihat bahan-bahan apa saja yang gue butuhin untuk beberapa hari ke depan. Dan ternyata, kosong.
Gue lupa buat belanja. Padahal kemarin rencananya gue mau belanja dan sekarang udah lebih dari jam 8.
Gue ternyata bangun terlalu siang.
"Mau makan apa hari ini?" ucap gue pada diri sendiri.
Glutak!
Kaki gue menyandung salah satu kaki meja dan gue mengaduh kesakitan.
Cerobohnya gue?!
"Shhh.. Aduh!"
Gue menarik bangku yang tersembunyi di bawah meja untuk gue duduk.
Terlalu lama gue memperhatikan keadaan jempol kaki gue. Gue baru sadar setelah sesuatu menggelitik lengan gue yang berada di meja.
Sebuah tas plastik berwarna bening yang nampak sebuah gumpalan daging, butiran telur, dan sedikitnya sayuran hijau menjulur hingga ke lengan gue.
Siapa yang naruh ini di sini? Apa mungkin Mas Yilay yang belanja?
Gue bangkit untuk memeriksa sekitar gue dan menengok jendela yang tidak ada apa-apanya itu. Bahkan tadi rasanya barang-barang ini tidak ada pas gue datang ke dapur ini?
Gue mengeluarkan semua barang itu dan menjajarnya di atas meja. Sekilas tampak hanya makanan berprotein, tinggi kalsium dan berlemak.
Mas Yilay mau bikin gue punya penyakit kolesterol? Sayurannya aja dapet dihitung dari ujung Batangnya aja. Cuma kangkung pula?
Gue ingin mengumpat kesal, namun gue menemukan secarik kertas terselip di dalam plastiknya.
"Makan yang kenyang ya, sayang! Mas nggak mau kamu cuma makan bubur. Maaf, Mas nggak bisa nemenin kamu. Mas cuma menghargai kamu yang pengin sendiri. Tapi tenang aja, Mas selalu ada di sekitar kamu. -love"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS A VAMPIRE
ФанфикSuami gue bilang dia adalah vampir. Dia bahkan mengaku bahwa telah membunuh nenek. Pria itu juga bilang kalau gue adalah pasangannya yang telah ditakdirkan. Tapi gue nggak bisa percaya begitu saja. Gimana gue bisa percaya, jika dia tiap hari kalunga...