👻👻👻
.
.
.
.
.
Author's side...Krisan putih.
Ingatkah kalian bagaimana awalnya cinta mereka bersemi?
Alice dan Yilay.
Yah mereka berdua.
Bukan saja pribadi Yilay yang memang memiliki elemen bunga itu, namun arti sebuah kasih sayang dari bunga tersebutlah yang mengundangnya juga.
Betapa setianya Yilay menunggui gadisnya untuk datang ke pelukkannya?
Berapa lama?
Sejak kapan?
Sebenarnya kalian tidak akan bisa mengira ataupun menghitungnya dengan akal dan logika. Dengan rumus jarak dan kecepatan maupun logaritma pun hasilnya tidak akan ketemu.
Ini serius, aku tidak bohong. Ataupun mengada-ada.
Kembali ke poin pertama.
Setiap ada persatuan pastinya ada perpecahan. Entah itu sengaja dibuat ataupun tidak.
Apakah hubungan Yilay dan Alice yang sudah seperti permen karet itu bisa lepas?
Ataupun jika 'iya', bagaimana mereka kembali?
Atau parahnya sama sekali 'tidak'.
Dan jawaban paling tepat adalah bertanya pada mereka sendiri.
Tunggulah! Maka kamu akan mendapat jawabannya.
***
Semenjak Yilay menyadari bahwa keberadaannya telah tercium oleh vampir lain, ia memutuskan untuk nomaden.
Mengakhiri kontrak rumah yang lama lalu menyetujui kontrak baru dengan rumah yang lain. Sangat banyak Yilay melakukannya, sampai-sampai ia lupa sudah berapa kali ia pindah. Tentu dengan mengajak serta istri tercintanya dan diikuti kakaknya dan si vampir tak berperasaan Sean itu.
Uang tak menjadi masalah bagi Yilay. Ia bisa mendapatkannya dengan mudah dan dengan segala cara. Ia bahkan tidak melepas profesinya sebagai bartender. Jarak tempuh ke tempat kerjanya bukanlah masalah. Tak elak ia memang akhir-akhir ini mengunjungi pasar gelap.
Pasar gelap yang khusus memperjual belikan buruan liar, dan dari situlah Yilay mendapatkan berlimpah-limpah uang. Mengingat ketangkasannya sebagai pemburu yang sudah ia miliki sejak dulu, pundi-pundi uang selalu mengalir padanya.
Dalam transaksinya, Yilay memang sangat rapat menyembunyikan identitasnya. Ia memang tak ingin banyak orang mengenalnya. Yilay hanya ingin hidup tenang dengan wanita menggemaskannya dan juga calon bayinya yang entah akan seperti apa nasibnya. Yilay selalu gelisah saat memikirkannya.
"Mas nggak capek?" Yilay menggeleng dan semakin dalam menatap wanitanya.
Tangan sang wanita yang menyentuh wajahnya ia genggam, ia cium sebagai tanda sayangnya. Yilay sering kali melakukan hal itu akhir-akhir ini.
"Satu harapan Mas yang membuat Mas nggak capek,-" ucap Yilay menggantung. Ia seolah memancing spekulasi untuk Alice tebak.
"Apa Mas?" sahut Alice kemudian. Yilay tersenyum hingga menampakkan smile eyes indahnya. Ia tahu wanitanya akan bereaksi seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS A VAMPIRE
FanfictionSuami gue bilang dia adalah vampir. Dia bahkan mengaku bahwa telah membunuh nenek. Pria itu juga bilang kalau gue adalah pasangannya yang telah ditakdirkan. Tapi gue nggak bisa percaya begitu saja. Gimana gue bisa percaya, jika dia tiap hari kalunga...