👻👻👻
.
.
.
.
.
"Kinan ilang Mas!"
"KINAN!"
Gue panik setengah mati mencari anak itu. Entah kenapa gue dengan bodohnya mengalihkan perhatian dari dia. Walaupun bentar tapi kenapa jadi fatal gini. Kalau beneran ilang atau misalnya diculik, gue bakal dipenjara sama Bapaknya Kinan yang berduit itu. Walaupun semata-mata gue nggak mau dipenjara, tapi sebagai seorang ibu, gue juga sangat menyesal dan kehilangan. Kemana sih anak itu tadi?
"Mas!" gue merengeki suami gue yang terlihat terdiam dari tadi.
"Dia nggak mungkin ngilang gitu aja Alice. Pasti ada sesuatu." ucapnya sambil menyisir sekitar kami dengan matanya.
"Kalau gitu ayok dicari! Ngapain masih diem?"
"Ibuk, tadi liat anak kecil segini, rambut kepang 2, pakai jaket biru gelap, kulit tubuhnya terang?" tanya gue ke ibu-ibu yang lewat. Gue mendengus kesal sambil ngeliat Mas Yilay yang tak acuh dengan sikap gue.
"Alice kamu malah mengacaukan konsentrasi Mas tau?" marahnya.
"Tapi aku harus cari Kinan sekarang!"
"Iya, Mas tau. Mas juga lagi nyari. Kamu diem dulu! Mas rasa ada yang nutupin auranya yang buat Mas kebingungan cari dia."
Gue tertegun. Dalam diam gue melihat matanya berkedip-kedip beberapa kali. Kadang matanya berubah warna jadi merah gelap, kadang balik lagi jadi hitam. Gue sedikit merinding mengetahui hal itu terjadi di diri Mas Yilay. Atau itu cuma ilusi optik aja dari lampu-lampu penerang yang ada di sini?
"Apa yang Mas lakukan?" gumam gue lirih dan masih dengan keterpakuan gue. Kekaguman gue timbul karena di sisi lain Mas Yilay terlihat lebih mempesona dengan mata anehnya.
"Kamu tunggu di sini! Jangan kemana-mana!-" pamit Mas Yilay sambil menekan pundak gue. Tapi sebelum dia benar-benar jauh, dia balik lagi. "Mas mohon, jangan percaya dengan siapa pun! Tetap di sini, oke?" tambahnya lagi dan setelah itu dia benar-benar hilang di antara kerumunan.
Gue pun cuma menunggu. Berdiri dengan penuh kebosanan dan pikiran yang kalut mengingat sesuatu mungkin mengancam keselamatan anak kesayangan gue. Gue bisa aja jalan trus muterin area ini untuk ikut mencarinya, tapi karena larangan Mas Yilay, gue nutut aja.
"Kinan, kamu di mana sayang!" ucap gue komat-kamit dengan jemari tangan gue yang tak henti-hentinya bergelut dengan sesamanya.
Semoga Mas Yilay bisa nemuin dia!
***
Kinan's side
Kinan lagi nungguin Ibuk sama Om yang lagi bayar boneka Kinan sambil pegangan pilar kecil di depan. Kinan liatin lampu-lampu yang bagus dan suara lagu-lagu merdu untuk anak-anak yang Kinan suka.
"Kinan ikut yuk!"
"Hah?"
Tiba-tiba tangan Kinan dipegang sama seseorang, tapi Kinan diem aja. Kinan nggak tau siapa dia.
"Ini Mama. Kamu mau ikut kan sama Mama?"
'mama'? Gumam Kinan dalam hati.
Kinan selama ini nggak pernah ketemu Mama. Papa nggak ngijinin Kinan liat fotonya juga. Apa bener ini Mama Kinan?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS A VAMPIRE
FanfictionSuami gue bilang dia adalah vampir. Dia bahkan mengaku bahwa telah membunuh nenek. Pria itu juga bilang kalau gue adalah pasangannya yang telah ditakdirkan. Tapi gue nggak bisa percaya begitu saja. Gimana gue bisa percaya, jika dia tiap hari kalunga...