8. Begining

3.8K 355 45
                                    

👻👻👻

.

.

Yang lupa boleh baca part PROLOG + liat TRAILER-nya dulu.

.

.

.


5 Tahun Kemudian.

"Mas?"

Gue menepuk pipinya perlahan supaya dia sadar sebentar buat ngelepasin pelukkannya selama kami tertidur semalam. Suami gue kayak patung kalau lagi tidur, kaku.

"Mas bangun dulu gih, ntar tidur lagi! Aku mau siap-siap kerja, udah hampir jam 6 ini." protes gue sambil mendorong dadanya. Mas Yilay cuma menguap sebentar sembari meregangkan tubuhnya yang masih merengkuh gue.

"Cium dulu!" ucapnya sambil memanyunkan bibir dengan masih menutup matanya. Udah deh, kumat dia.

Gue cium bibirnya secepat kilat dan gue tau dia nggak bakalan puas dengan itu. Dia masih diem nungguin gue, begitu cara dia ngasih kode. Dia emang suka mancing gue supaya gue ngelakuin duluan. Ngeselin sih tapi juga gemesin, guenya yang nggak tega.

"Muach.." kecup gue lumayan lama dan beberapa kali gue pagut, hal itu jadi favorit dia semenjak kami menikah. Setelah gue selesai Yilay mulai membuka matanya yang sipit kemudian tersenyum.

"Mas kenapa liatin aku kayak gitu? Jangan bilang minta jatah. No.. No.. Ini udah pagi dan aku harus berangkat kerja."

Setelah memperhatikan gue, suami gue malah ketawa. Apa kata-kata gue salah barusan?

"Tau aja, yuk! Emmhh.." ucapnya lalu ngambil tengkuk gue buat ngendus leher gue. Anjir, gue mau kerja. Please, suami gue keterlaluan kalau sampai ninggalin jejak di sini. Apa kata anak didik gue? Digigit semut? Apa diserang kawanan nyamuk?

Gue otomatis dorong Yilay menjauh dari gue, walaupun itu membuat dia cemberut bukan main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue otomatis dorong Yilay menjauh dari gue, walaupun itu membuat dia cemberut bukan main. Mungkin hormon dia muncak lagi setelah dua hari kami nggak ngelakuin itu. Maklum gue makin sibuk bantuin bikin materi latihan buat anak didik gue yang akan lulus TK. Kata kepala sekolah gue TK kami tahun ini harus punya lulusan yang lebih berkualitas. Iya juga sih, kurikulum buat SD juga berubah sekarang.

Sebagai seorang pengajar honorer gue harus selalu patuh pada atasan, istilah kasarnya gue di sini cuma sebagai bawahan. Kerja dengan gaji pas-pasan selama 5 tahun itu sangat sulit perjuangannya. Apalagi gue bukan lulusan pendidik, gue cuma dianggep lulusan SMA walaupun gue udah pernah ngerasain bangku perkuliahan. Dan dunia pendidikan itu ribet. Untung suami gue perhatian. Dia selalu memastikan kami bisa makan enak dan biaya rumah tangga dia yang tanggung dia, sedangkan gaji gue buat memenuhi kebutuhan lain. Dia kerja di diskotik. Gue nggak liat sisi negatifnya sih, gue percaya sama suami sendiri. Dia cuma ngelayanin orang-orang yang pengen mabuk, bukan untuk hal lain. Tapi gue rahasikan sosok dan profesi suami gue di lingkungan kerja gue. Bisa-bisa ditarik lencana gue.

MY HUSBAND IS A VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang