49. Hard to Find You

382 36 1
                                    

💮💮💮

(Dia berjanji untuk selalu berada di sisiku. - Alice)


.

.

.

.

.

Aku tidak menyangka perjuanganku mendapatkan kembali Mas Yilay dan putriku Althea hanya berakhir dipenjara seperti ini. Kami bertiga dikurung di ruang terdalam tempat persembunyian vampir. Baek terus menerus menceramahiku dengan argumen-argumen yang membuatku semakin kehilangan sosok Mas Yilay.

"Dia nggak mungkin mati, Baek!" Sanggahku ketus. Aku terus mondar-mandir bingung harus berbuat apa. Baek terus-terusan memojokkanku.

"Dengar. Yilay tidak akan melupakan kita semudah itu jika dia masih hidup. Berkaca saja pada O'Sean. Bagaimana dia seperti sosok vampir yang kehilangan ingatannya karena mati dibunuh."

"Tidak!" bentakku ingin mengakhiri omong kosongnya.

Aku mencoba menutup erat kedua telingaku dan mencoba tidak mendengar analisa yang salah dari Baek. Aku yakin Mas Yilay masih hidup dan dia bukan sepenuhnya vampir. Dia bukan manusia maupun vampir sembarangan. Bahkan darahnya dapat menyembuhkan. Tidak mungkin dia mati semudah itu.

Aku duduk di lantai dingin. Menangis di sana dan mencoba tak mendengarkan setiap cuitan pedas Baek. Dia mulai berubah menjadi sisi yang gelap semenjak datang ke tempat ini.

Sekitar 1 jam, kami terdiam satu sama lain. Baek dan Clark pun tidak mencoba untuk mendekatiku. Tiba-tiba saja aku merindukan Ae. Althea, putri kecilku. Mungkin jika waktu itu kami tidak diserang oleh vampir-vampir, kami pasti masih bersama-sama. Aku, Mas Yilay dan buah hati kami.

"Makan, nikmati hidup kalian untuk terakhir kalinya."

Seorang penjaga menyodorkan 3 piring makanan untuk kami. Piringnya saja kotor. Aku bahkan tidak mengenali makanan apa yang mereka sajikan di atasnya. Yang kulihat hanya segumpal daging yang sepertinya dipanggang setengah matang. Aku melihat sisi berwarna merah dan bercak darah di sana. Menjijikan.

"Alice, kita harus mencari cara keluar dari sini. Tinggalkan saja Yilay dan kita cari Ae di luar sana." Baek memulai lagi. Di terus bersikeras untuk meninggalkan Mas Yilay karena dia sekarang adalah sekutu vampir.

"Tidak Baek. Aku tidak bisa meninggalkan salah satu dari mereka.  Tolonglah mengerti!" aku masih bersikeras jika semuanya akan kembali seperti semula.

Namun sepertinya keputusanku menolak tawaran Baek, membuat pria anjing itu sedikit murung. Dia menatapku tajam dengan aura yang gelap. Sesekali aku hanya meliriknya karena takut. Aku merasa sosoknya yang hangat mulai berubah. Dia seakan mengulitiku dengan tatapannya.

"Tuan, seharusnya Anda tidak di sini."

Aku mendengar seseorang mendekati penjara kami. Mungkin lebih dari seorang. Aku was-was.

"Sebentar saja. Aku penasaran dengan mereka." ucap seorang lagi.

Mas Yilay! Batinku dalam hati. Suaranya sudah seperti angin surga di telingaku. Aku berdiri. Kemudian mendekati sisi jeruji untuk melihatnya dengan antusias.

"Yilay!" panggilku lirih.

Dia melihatku.

Mas Yilay melihat sekitar, kemudian ke bawah menuju piring makanan kami yang masih utuh.

MY HUSBAND IS A VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang