Bel istirahat sudah berbunyi satu menit yang lalu dalam artian baru saja, seluruh murid bersiap memasukkan buku-buku yang telah dipelajari hari ini ke dalam tasnya masing-masing lalu menggendong tas itu dipundak.
Hari ini memang dikhusus kan untuk anak kelas 11 agar pulang lebih awal dibanding biasanya, karena besok mereka akan berangkat study tour ke Yogyakarta. Maka dari itu, kepala sekolah SMA Dharma Bangsa menyuruh seluruh murid yang ikut untuk beristirahat di rumah lebih cepat agar kesehatan mental dan fisik para muridnya kuat serta sehat.
Reitama meletakkan tas ransel berwarna hitam di atas pundak kanannya lalu berjalan keluar kelas dengan langkah panjang. Sampai tak menyadari bahwa langkahnya sudah terhenti di depan kelas 11 MIPA 2.
Mungkin, baru kali ini Reitama mengunjungi salah satu kelas 11 itu yang tak lain dan tak bukan adalah kelas dimana Carla belajar. Tidak sampai menunggu lama, orang yang Reitama tunggu pun keluar kelas bersama senyuman diwajahnya ketika berhadapan dengan Reitama.
"Makasih ya udah mau nunggu," sahut Carla dengan senyuman lebar.
"Gue baru aja nyampe."
Melihat perubahan air muka Reitama yang kembali datar, Carla sedikit berdehem khawatir cowok itu unmood lagi padanya.
"Yaudah deh. Ayo pulang," ajak Carla sambil menarik tangan Reitama pergi dari tempat ini.
Sedangkan yang ditarik pergelangan tangannya hanya memutar bola mata malas sambil menghela napas terus mengikuti Carla dari belakang. Alih-alih menjadi objek mata para siswa sepanjang koridor.
Bahkan seluruh murid menatap Reitama tanpa berkedip seolah dirinya adalah benda yang bisa menghilang secara tiba-tiba jika tidak dilihat dengan intens.
Carla menyingkap lengan bajunya sampai memperlihatkan betapa mulus dan putih kulit cewek itu, namun sebagian dari siswi yang berada di koridor malah membunyikan suara muntah dengan gemilang melihat kesombongan Carla.
"Hari ini gue lagi bahagia banget, jadi lo harus tanggung jawab anterin gue belanja keperluan besok di Mall, iya gak?" Carla menoleh melihat Reitama.
"Tama, iya enggak?" ulangnya sekali lagi.
"Iya!" jawab Reitama penuh penekanan yang justru membuat senyum Carla semakin bangkit.
Carla tersenyum penuh kemenangan, ia segera menjajarkan langkahnya bersama Reitama apalagi dengan tangan yang sengaja bergelayut manja di lengan kekar Reitama. Membuat sebagian perempuan yang melihatnya menatap Carla tidak suka.
Reitama kembali menghela napas gusar, sampai matanya tak sengaja terkunci pada gadis yang sedang memperhatikannya dari balik pintu perpustakaan sambil menatapnya tak percaya.
Entah sejak kapan Liliana berada disana, sembari terus melihat Reitama tanpa mengerjap.
Disaat itu juga, Reitama merasakan ada hati yang bergemuruh dengan napas yang menderu cepat. Carla semakin mempererat pelukan di lengan Reitama, jangan lupakan juga senyuman gadis itu yang mengembang seolah mengibarkan bendera perang.
Sempat terlihat Liliana yang tersenyum hambar sebelum melenggang pergi dari hadapan Reitama.
Reitama melihat punggung mungil itu mulai menjauh dan menghilang dibalik tembok, dengan emosi yang sudah terbakar habis Reitama menepis tangan Carla kasar. Lalu menatap gadis itu dengan sorot mata berkoar api.
"Gue gak tau, seberapa murahannya diri lo sampe berani berbuat buruk sesama kaum lo sendiri! Asal lo tau, gue gak bakal tunduk sama lo lagi!" timpal Reitama yang sudah terlanjur naik pitam.
"Terus kenapa? Lo mau ngejar dia? Suka lo sama dia, hah? Sakit lo jadi cowok suka sama cewek kek gitu!" sungut Carla tajam.
"Lo jauh lebih sakit daripada gue! Paham lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide Feelings〔✔〕
Novela Juvenil[ belum direvisi ] "Cowok adalah salah satu makhluk Tuhan yang gak bisa jujur sama perasaannya sendiri." * * * [ warning! gaya kepenulisan masih ugal-ugalan karena waktu itu saya cuma sekedar anak pi...