"Ih, Jason baper."
Liliana tersenyum jahil, jari telunjuk mungilnya terus menusuk pipi Jason setelah mendengar perkataan cowok itu tadi.
"Ah, serius. Aku ngomongnya pakai hati," jawab Jason menepis tangan mungil Liliana lalu menggenggamnya.
"Yaudah deh, iyain aja biar cepat." Liliana menoleh saat sebuah crepe tersodor di depan wajahnya. "Eh, udah jadi yeeyy!!"
Dengan semangatnya, Liliana mengambil crepe itu dari genggaman si penjual. Langsung memakannya dengan lahap, jarang-jarang ia bisa membeli crepe seperti ini.
Melihat itu, Jason hanya menggeleng-geleng kepala sambil berpikir. "Mungkin dia laper."
Lalu setelahnya cowok itu membayar pada penjual crepe, mengajak Liliana untuk kembali ke mobil dan pulang ke rumah. Karena jujur, Jason sudah dibuat pening dengan sikap Liliana hari ini.
Sikap gadis itu seakan menyiksanya tapi membuat Jason ketagihan hingga kalau Liliana tidak bersikap seperti itu, ada sesuatu yang tidak lengkap. Maka biarlah Liliana bersikap kekanak-kanakan sesuai yang dia mau, Jason tidak akan melarang.
"Jeje mau?" tanya Liliana menyodorkan crepe yang sudah ia gigit setengah dengan polosnya.
Jason menggeleng. "Nggak aku masih kenyang."
"Ok, lagian kalau Jeje mau juga gak bakal Lily kasih he...he...he."
Lagi-lagi, Jason hanya menggeleng sembari terkekeh kecil. Ia membuka pintu mobil untuk Liliana dan menutupnya kembali lalu setelah itu Jason melesatkan mobil pajero sport itu membelah kota Jakarta.
Di sepanjang perjalanan, Liliana tampak diam tak bergeming masih menyantap crepe yang tinggal dua kali gigitan. Setelah habis, gadis itu membuat bungkusnya ke sembarang tempat tanpa rasa bersalah sedikit pun.
"Oh iya," gadis itu memiringkan posisi duduknya melihat Jason. "Jeje, sejak kapan ada di Jakarta? Kok gak bilang sama Lily sih."
"Bukannya gak bilang tapi kamunya aja yang lagi study tour, bahkan aku sempet ke sekolah kamu sama Darren. Tapi kata satpamnya anak kelas sebelas lagi ke Jogjakarta."
Jason menjeda ucapannya, mobilnya berhenti saat lampu merah. "Terus aku tau masalah hubungan kamu sama Tama dan foto kamu yang ada di insta──"
"Enggak, kok Je! Kita gak bener──"
Jason menyela. "Aku tau kok, aku percaya sama kamu. Tanpa kamu kasih tau juga aku percaya kalau kalian gak bener-bener jadian, gak perlu khawatir. Aku gak akan marah."
Kalimat yang dilontarkan Jason seakan menohok hati Liliana, ia jadi merasa bersalah pada cowok itu. Jason mungkin bisa saja marah saat mengetahui kalau ia benar-benar menyukai Reitama, tapi Liliana memilih ke zona aman dengan cara memendamnya dalam hati agar tidak ada siapa pun yang tahu.
Keadaan menjadi hening, keduanya enggan berbicara. Jason lebih memfokuskan pandangannya pada jalan raya sedangkan Liliana ia terus menatap crepe nya tanpa niat untuk memakannya, entah napsu makannya hilang secara tiba-tiba.
Kepala Liliana memiring melihat wajah Jason dari samping dengan takut dan khawatir. "Je, jangan marah ya?"
Suara imut itu menusuk pendengarannya, jika Jason tetap diam. Ia akan merasa kalau hanya dirinyalah orang terbodoh karena tidak merespon ucapan gadis mungil itu.
"Kan tadi aku udah bilang, aku gak bakal marah sama kamu asalkan kamu mau jujur sama aku."
"Iya deh, janji. Lily mau jadi anak yang jujur," gadis itu mengangkat jari tangannya membentuk huruf 'V' sembari tersenyum. "Tapi jangan diem terus dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide Feelings〔✔〕
Novela Juvenil[ belum direvisi ] "Cowok adalah salah satu makhluk Tuhan yang gak bisa jujur sama perasaannya sendiri." * * * [ warning! gaya kepenulisan masih ugal-ugalan karena waktu itu saya cuma sekedar anak pi...