Hampir dua jam setengah mereka mengerjakan hukuman dari Pak Ahmad di toilet dan selama itu juga Liliana terus mengeluh akan bau semerbak yang ia cium.
Bel istirahat sudah berbunyi, berdampingan dengan itu juga mulai banyak siswi yang memasuki toilet untuk kepentingan masing-masing.
Reitama mendongak seraya menyeka keringatnya yang bermunculan, ia melepas satu persatu kancing seragamnya yang basah oleh keringat dan menyisakan kaos tipis berwarna putih yang melekat di tubuhnya.
Reitama mengibas-ngibaskan baju seragamnya dan menyampirkan itu ke bahu kanannya.
Melihat itu, Liliana membulatkan matanya melihat tubuh Reitama yang hanya terbalut kaos tipis. Ia sedikit bergumam, "wah, ABS nya mancay."
Liliana menaruh pembersih toilet itu di pinggiran, seraya berjalan mendekat ke arah Reitama dengan kilat mata takjub.
"Apa lo liat-liat gue?" Reitama berdesis memperhatikan Liliana dengan senyum miringnya.
Liliana menggeleng cepat. "Eng-enggak kok, ih ge'er!"
"Bilang aja lo terpesona kan sama bentuk perut gue." Reitama membenarkan anak rambut yang sempat menutupi wajahnya.
"Bukan Lily, tapi liat noh cewek-cewek di seberang sana." Liliana berkata seraya menujuk sekumpulan cewek yang sedang berdiri di ambang pintu toilet dengan dagunya.
Reitama menoleh, ia menarik tangan Liliana setelah itu. Membawanya pergi keluar toilet kala seluruh pasang mata tertuju padanya.
Cowok itu terus berjalan lantang membelah koridor yang ramai, bahkan Reitama tidak merasa malu sedikit pun melihat orang-orang terus meratapinya dengan kaos tipis saja.
Kantin sudah ada di depan mata, Reitama membawa cewek itu ke salah satu meja yang sudah terisi beberapa orang di sana.
"Wes, mas bro abis di hukum. Mantap gak tuh," celetuk David sebagai kalimat pembuka.
"Mana ada di hukum mantap, tapi kalau di hukum bareng cewek itu yang namanya ngambil kesempatan dalam kesempitan." Austin ikut menambahi seraya mencolek pundak Reitama dengan seringai jahilnya.
Reitama mendengus, ia memutar bola mata malas seraya mengangkat jari tengahnya. "Bullshit!"
Liliana sejak tadi hanya terdiam, mendengarkan obrolan para cowok dengan seksama tanpa mengerti maksud sebenarnya.
Seorang cewek tiba-tiba datang dan tanpa tahu malu nya langsung bergabung di satu meja yang sama dengan Reitama, David, Austin, Raihan dan Liliana. Tak ayal dari perhatian cewek itu, karena merasa pernah melihatnya.
"Gue boleh gabung kan?" tanya Carla langsung duduk di sebelah Reitama, membuat Liliana mencebikkan bibir kesal terpaksa menggeser posisi nya.
Carla tersenyum angkuh melirik Liliana seraya mengibaskan rambut panjangnya di hadapan wajah Liliana, sangat sombong.
Liliana mengedikkan bahu sembari mendelik.
Semua orang yang ada di meja ini terdiam tak ada yang memulai pembicaraan seperti semula, semuanya sibuk dengan ponselnya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide Feelings〔✔〕
Fiksi Remaja[ belum direvisi ] "Cowok adalah salah satu makhluk Tuhan yang gak bisa jujur sama perasaannya sendiri." * * * [ warning! gaya kepenulisan masih ugal-ugalan karena waktu itu saya cuma sekedar anak pi...