41 :: Serangan Tiba-Tiba

956 79 1
                                    

Gudang Lioner no 11, Jln. Beringin

Tepat saat jam sebelas lebih dua puluh menit malam, Reitama menarik resleting jaket kulit hitamnya ke atas hingga mencapai bagian dada. Bersiap untuk pergi ke tempat dimana Darren menginformasikan keberadaan Shila.

Sudah pasti, Reitama tidak akan berpikir dua kali bahkan ribuan kali kalau masalahnya menyangkut tentang Shila. Gadis itu sangat penting di hidup Reitama, bahkan Reitama rela jika harus memberikan nyawanya agar bisa bertatap muka dengan Shila.

Maka dari itu, ia mengendap-endap agar bisa pergi dari rumah tanpa membangunkan siapa pun.

Saat berhasil keluar dari ambang pintu, pastinya dengan ekstra hati-hati agar tidak menimbulkan suara derap kaki. Reitama segera mengeluarkan motor yang sebelumnya sudah di perbaiki dari garasi rumah.

Memakai helm fullface berwarna hitamnya lalu dengan perlahan melesat keluar dari daerah perumahan.

Sebelumnya, Reitama telah memberi tahu Devin akan pergi keluar. Entah cowok itu mendengarnya atau tidak karena suara Reitama yang berupa bisikan itu hampir tidak terdengar, belum lagi dengkuran halus yang di keluarkan Devin sangat menjelaskan bahwa cowok itu sudah tertidur.

Bodoh memang, Reitama hanya tidak mau mencemaskan banyak pihak mengenai dirinya yang pergi tengah malam begini. Apalagi dengan alasan yang tak masuk akal.

Butuh waktu lebih dari satu jam penuh untuk sampai ke tempat tujuan, selain jaraknya jauh dari keramaian penduduk, gudang ini juga terletak di tempat yang sangat terpencil dengam pohon-pohon besar menyeramkan yang mengelilinginya. Tak heran, hanya suara jangkrik dan hewan nopturnal lainnya yang mengema di gendang telinga.

Reitama memarkirkan motor ninja berwarna merahnya di depan gerbang besi tua yang menjulang di depan mata. Sebelum melangkah, Reitama membuka helmnya terlebih dahulu.

Lalu memicingkat matanya. "Mana ada gudang, disebrang jalan apanya. Bocah idiot!"

Reitama mendengus bahkan berdecak dan mendesah pelan saat melihat bangunan di depannya tidak terlihat seperti gudang, namun lebih tepatnya sebuah rumah tua yang tak berpenghuni.

Reitama mendengus bahkan berdecak dan mendesah pelan saat melihat bangunan di depannya tidak terlihat seperti gudang, namun lebih tepatnya sebuah rumah tua yang tak berpenghuni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa gue dikerjain ya dateng ke tempat beginian?" gumam Reitama, mengacak rambutnya sebelum melangkah maju.

Tidak yakin, rumah ini terlihat seperti angker layaknya di film horor. Pencahayaan hampir tidak ada, belum lagi hembusan angin itu seakan membuat bulu kuduk terasa meremang.

Reitama bukanlah sosok penakut, namun ia hanya tidak yakin dengan kebenaran ucapan Darren.

Tak mau ambil pusing, akhirnya cowok itu melangkahkan kaki memasuki area rumah ini lebih jauh. Hingga berada tepat di depan pintunya yang sedikit terbuka.

Suara decitan pintu terdengar, disusul suara jeritan seorang gadis yang membuat Reitama menoleh ke arah sumber suara.

"TOLOOOONGG!!!"

Hide Feelings〔✔〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang