Gemerlap lampu berkedip dari segala penjuru arah, Liliana baru saja menginjakkan kaki berbalut sepatu boot hitam di kediaman keluarga Aridandra alias keluarga Reitama.
Gadis itu diantarkan supir Papanya untuk datang kemari, dengan gaun hitam pendek setinggi lutut membuat penampilan Liliana semakin membuat siapa saja terpesona dibuatnya.
Rambut gadis itu dibiarkan tergerai agar angin bisa menyibakkannya ke segala arah.
Kerumunan orang bisa terlihat di depan mata bulatnya, Liliana melangkah secara perlahan. Karena ia canggung, baru kali ini menghadiri sebuah pesta. Sebelumnya tidak pernah, orang tua Liliana selalu melarang kalau anak gadis mereka harus berpergian ke luar rumah sendirian. Bagi mereka Liliana tetap seorang bayi mungil yang harus di beri perhatian lebih agar tidak tersentuh bau kejahatan, agak menjengkelkan memang.
Liliana berjalan menuju halaman belakang rumah Reitama dimana pesta sesungguhnya berlangsung di pinggir kolam renang yang dihiasi lilin serta balon yang mengambang di atas air.
Sampai disana, Liliana bertemu dengan Dinar dan juga Bara yang sedang berbincang dengan segelas minuman di tangan masing-masing.
Penampilan Dinar sangat mengesankan dan semakin membuat wajahnya cantik bak seorang ratu, gadis itu memakai gaun panjang berwarja biru dengan rambut yang di kepang membentuk sebuah mahkota.
Tak kalah mengesankan dengan Bara, mereka seakan mengenakan pakaian yang serasi. Bedanya, Bara memakai kemeja berwarna biru tua dengan celana berwarna selaras. Terkesan formal tapi masih terlihat ganteng dengan rambut badai yang Bara punya.
"Dinar." Liliana menengahi pembicaraan anatar Dinar dan Bara.
Dinar mengalihkan perhatiannya, menatap Liliana dari atas sampai bawah. "Astaga, ternyata lo bisa cantik juga Li."
"Iya dong, cantik kan, cantik kan?" seru Liliana menyombongkan penampilannya.
"Temen gue udah tumbuh dan berkembang, awas aja sampe lo bikin malu kita semua! Malam ini lo harus kalem, jadi cewek anggun yang nggak banyak tanya." Dinar memperingatkan Liliana.
Membuat gadis itu menghela napas dan mengangguk pasrah. "Iya, iya. Udah ah Lily mau ketemu sama yang lain dulu."
Selang beberapa detik kemudian Liliana berjalan lurus ke depan dengan mata yang masih terpaku ke belakang, melambaikan tangan pada Dinar yang terlihat akan membuka mulutnya.
"Awas nye──"
Byur!!!
Perhatian semua orang teralihkan ke sumber suara, langsung dibuat terkejut dengan pemandangan seorang gadis yang tercebur di kolam renang. Dan yang paling parahnya lagi, karena tubuhnya pendek dan tidak bisa berenang. Liliana kelabakan dengan kepala berusaha berada di permukaan air untuk menghirup oksigen.
"Tuh kan. Baru aja gue bilang, udah kecemplung aja di kolam. Tolongin itu woi!" Dinar berteriak, berjalan ke pinggir kolam renang.
Berusaha menggapai tangan Liliana, tapi sayang. Karena gadis itu terlalu panik, alhasil membuat tubuhnya berada di tengah-tengah kolam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide Feelings〔✔〕
Dla nastolatków[ belum direvisi ] "Cowok adalah salah satu makhluk Tuhan yang gak bisa jujur sama perasaannya sendiri." * * * [ warning! gaya kepenulisan masih ugal-ugalan karena waktu itu saya cuma sekedar anak pi...