61 :: Menyerap Sinar Rembulan

1.3K 94 28
                                    

[Diwajibkan buat puter lagu dimulmed ya:) biar feelnya lebih ena🙌☺]

* * *

Tujuan ketiga, Danau.
Minggu jam 17.00. Kebahagiaan berakhir, jiwa itu hilang.

Sudah cukup, Jason tak akan menahan Liliana lagi. Jika gadis itu ingin tetap bersama Reitama sekaligus nyaman berada didekatnya. Jason akan mengikhlaslan.

Mungkin benar, gadis disampingnya ini tak akan pernah menjadi miliknya. Cinta tak bisa dipaksakan, cinta akan timbul atas izin semesta alam. Dan untuk Jason, teori itu sama sekali tak berlaku jika gadis yang ia pikir sama mencintainya itu, nyatanya hanya menganggap Jason sebagai seorang Kakak semata. Tidak lebih, tidak kurang. Hanya saja, Liliana sendiri tak mengerti dengan perasaannya. Ia mengira rasa sayangnya pada Jason setara dengan rasa sayangnya pada Reitama.

Tidak, jelas berbeda. Liliana menyayangi Jason layaknya seorang Adik perempuan yang menyayangi Kakaknya. Sedangkan rasa sayang Liliana pada Reitama lebih dari itu.

Hari ini, disaksikan sinar matahari yang perlahan merangkak turun. Jason harus mundur, mengikhlaskan, merelakan.

Ditatapnya wajah mungil itu dari samping, mata Liliana yang bundar menatap ke arah danau dengan segaris senyum tipis.

Jason menghela napas pelan, menghembuskannya perlahan. "Li, udah ya. Kamu jangan bohong lagi."

Hanya dengan kalimat sederhana penuh makna itu, Liliana refleks menoleh. Menatap Jason penuh tanda tanya. "Bohong apa?"

"Aku udah mutusin. Karena kamu sayangnya sama Tama, lebih dari sayang kamu ke aku. Dan kamu juga cuma nganggep aku gak lebih dari seorang Kakak."

"Kita putus ya."

Sungguh, Liliana tidak bohong. Ia benar-benar merasakan sebuah panah baru saja tertancap tepat ke hatinya. Membuat sekujur tubuhnya kaku, dengan bibir bawah gemetar. Ia berusaha berbicara meskipun lidahnya terasa kelu.

"Ke-kenapa? Lily salah apa?" Tanya gadis itu dengan napas tertahan.

Jason kembali menghembuskan napasnya. "Aku udah gak mau maksa kamu lagi, kamu gak harus terus sama aku kalau nyatanya kamu suka Tama. Mulai sekarang, aku udah ngelepas beban kamu. Kamu boleh pergi kemana aja, sama siapa aja. Kamu juga boleh bareng Tama asalkan dia bisa jaga kamu."

"Gak mau! Lily gak mau!" Liliana menggeleng kuat, tubuhnya bergetar hebat dengan mata memanas serta wajah yang memerah.

Jason tersentak, tak mengira bahwa respon Liliana akan seperti ini. Gadis itu menangis, menutup wajahnya dengan kedua tangan. Jason memejamkan matanya sekilas, tangannya sudah terangkat untuk mengusap rambut gadis itu untuk menenangkannya. Tapi, kejadian beberapa jam lalu kembali membuat Jason menarik tangannya. Ia ingat dengan Reitama, jelas-jelas cowok itu juga memiliki perasaan yang sama dengan Liliana.

Menghela napas, tak bisa melakukan apa pun. Jason memilih menatap danau yang tenang, cahaya matahari mulai meredup. Kenapa hidupnya harus seperti ini? Melihat orang yang sangat dicintai menangis di depan mata, namun tangan tak berdaya untuk mengusap air mata itu.

"Cerita kita sampe sini aja ya," akhirnya Jason mengeluarkan suara, meski dengan suara parau. "Aku minta Tama anterin kamu pulang."

Belum sempat Jason mengeluarkan ponselnya, Liliana sudah mendongakkan wajah. Menahan tangan Jason yang hendak menelpon Reitama.

Gadis itu menggeleng, dengan sisa-sisa air mata dipipinya. "Jangan, Lily gak mau Jeje pergi. Lily sayang Jeje."

"Kamu gak boleh bohong."

Hide Feelings〔✔〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang