Prolog

7.3K 231 5
                                    

KENZU DEWANATA menubruk segerombolan gadis yang sedang bercengkerama sambil berjalan di koridor sekolah. Para gadis itu berteriak histeris karena kaget. Beberapa makanan yang mereka pegang jatuh berhamburan. Mereka berdecak kesal dengan lirikan tajam. Untung saja cowok itu cowok paling keren dan paling ganteng di sekolah. Kalau bukan karena popularitasnya, dijamin, para gadis itu akan mengejar dan menggebuk punggung Dewa.

Dewa pun tidak peduli dengan gerakannya yang menimbulkan gerutuan dari para gadis tersebut. Dia terus mengejar seseorang yang menghindarinya. Sekolahnya yang luas menghambat dirinya untuk bisa berjalan sejajar dengan seorang gadis yang semalam baru ditemuinya.

Beberapa detik kemudian, sosok gadis itu telah hilang dari penglihatannya. Dewa berdecak kesal karena kehilangan jejak. Setelah dua tahun bersekolah di sekolah yang sama, kenapa dia baru menyadari keberadaan gadis itu?

"Brengsek!" umpatnya gemas sambil berkacak pinggang. Dia melihat deretan kelas dan koridor yang ramai. Di ujung sana ada tangga ke lantai satu dan lantai tiga. Dia bingung harus ke mana sedangkan bel tanda masuk setelah istirahat telah terdengar.

Kalau dia tahu nama gadis itu, dia pasti sudah menanyakan kepada setiap murid yang ditemuinya. Sayangnya, dia belum tahu sama sekali tentang gadis asing itu. Sebelum dia melanjutkan proses pencariannya dengan memasuki kelas per kelas, teman-temannya merangkulnya dari belakang.

"Lo nyari siapa?" tanya Azka dengan leher yang dipanjangkan seperti jerapah mencari sosok yang ada di depan Dewa. Tapi dia tidak melihat siapa-siapa selain murid kelas XI yang berebutan masuk kelas.

"Ngapain lo di kelas sebelas? Punya gebetan adek kelas?" Lexi ikut bertanya. Sebelum Dewa bertingkah seperti polisi yang sedang mengejar maling, mereka sedang menikmati bakso di kantin. Lalu dengan gerakan tiba-tiba, Dewa melompati kursi yang sedang didudukinya dan berlari tak tahu ke mana.

Dewa melepaskan rangkulan kedua temannya di pundaknya. Dia berdiri jengkel bersandar di pagar besi dengan pandangan ke lapangan basket. Saat itu Surya berjalan perlahan dengan gaya cool-nya dan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana.

"Eh, dari mana lo?" tanya Azka melihat Surya yang baru saja muncul. Tadi ketika dirinya dan Lexi mengejar Dewa, Surya masih santai menghabiskan makanannya. Cowok itu baru menyusul teman-temannya setelah kenyang.

"Dari kantin," jawab Surya tenang.

"Lo nggak penasaran siapa yang lagi dikejar Dewa?" Azka tersenyum menyindir melihat Dewa seperti orang yang sedang frustasi. Sedangkan Lexi mundur pura-pura takut kena semprot Dewa yang kalau sedang marah, seperti naga menyemburkan api.

"Aira?"

Dewa, Azka, dan Lexi menoleh cepat menatap Surya. Tidak menyangka Surya akan tahu siapa yang dikejar Dewa. Padahal Azka dan Lexi tidak sempat melihat wajah gadis itu.

"Siapa lo bilang?" Dewa mulai bersuara. Cowok itu mendekati Surya. Tak pernah terpikir olehnya bahwa Surya tahu tentang gadis yang sedang dikejarnya. Dalam pemikirannya bisa saja Surya salah orang. Tapi jika mengingat karakter Surya yang cekatan, cowok paling cerdas di sekolah dengan pembawaan yang tenang dan dingin, dan tidak pernah salah informasi, Dewa tidak akan mengabaikan begitu saja nama seorang gadis yang baru saja Surya sebutkan. Aira?

"Aira."

"Lo kenal?"

"Hanya orang tertentu yang kenal dia," jawab Surya enteng sambil mengangkat bahu. Dia sudah hendak berbalik ketika Azka menarik bahunya agar kembali berbalik.

"Lo kalau kasih info yang bener dong. Bikin kita-kita penasaran aja," ucap Azka gemas karena melihat wajah Dewa seperti orang sedang depresi.

"Yakin, kalian bertiga pengin tahu?" Surya berkata dengan gaya menjengkelkan. "Nggak nyesel?"

"Lo ngomong apa sih? Gue jadi pengin nyosorin mulut lo pake sambel bakso," tukas Lexi bosan karena menunggu terlalu lama. Meskipun dia bukan cowok yang mengejar gadis itu, dia ikut penasaran.

Surya mengulum senyum lalu mendekati Dewa. "Lo tahu... kupu-kupu malam?" seketika kening Dewa berkerut. Mata tajamnya menatap Surya penuh serangan. "Ya, dia PSK."

***

Please vote after reading

Secret Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang