Bab 39 Curhat

1.4K 77 6
                                    

Masalah itu membuat Nala tak semangat seperti biasanya. Gadis itu lebih banyak mengurung diri di kamar. Jika awalnya Mama Norma menganggap anak gadisnya sedang sibuk memikirkan tugas sekolah, kini beliau tahu bahwa akar dari permasalahan itu adalah Dewa.

Tak ingin masalah Nala semakin larut, Mama Norma memasuki kamar Nala setelah makan malam usai. Ketika suaminya dan Putri sedang menonton televisi, Mama Norma menyempatkan diri untuk mendengar penjelasan Nala.

Nala duduk di meja belajar menghadap buku yang terbuka. Sesekali dia menghitung, sesekali melamun. Mama Norma menghela napas kemudian duduk di tepi pembaringan.

“Jadi kemurungan kamu akhir-akhir ini gara-gara Dewa?”

“Mama sudah tahu sendiri waktu kita ketemu di mal hari itu.”

“Benar, Dewa punya gadis simpanan?”

Nala meletakkan pensil dan menyandarkan punggung. Tanpa menoleh, gadis itu menjawab, “iya, Ma.”

“Mama nggak nyangka Dewa tega melakukan itu. Dalam masalah ini Tante Cintya yang paling menderita. Kamu pasti bisa merasakan seperti apa sedihnya Tante Cintya ketika tahu suami dan anak lelakinya, mengkhianati kepercayaannya.”

“Iya, Ma,” sekali lagi hanya itu yang bisa dijawab oleh Nala.

“Mama nggak ingin kamu memikirkan Dewa lagi. Kamu harus memikirkan sekolah kamu. Masa depan kamu masih panjang. Bukan waktunya memikirkan pacar, apalagi kalau pacarmu itu sudah punya bibit pengkhianat, peselingkuh.”

“Iya, Ma. Aku ngerti. Aku udah putus sama Kak Dewa.”

“Hah, putus?” sebuah suara menginterupsi percakapan mereka. Fara berdiri di pintu kamar Nala. Awalnya Fara heran apa yang sedang dibicarakan Mama dan adiknya, terkesan sangat serius. Karena itu dia menyusul mamanya. “Kenapa putus? Dewa cemburu kamu deket sama Afkar?”

“Nggak, Far. Dewa punya gadis simpanan.”

Fara mendekat kemudian bertanya lagi, “jadi Dewa balas dendam begitu maksudnya, La? Gara-gara kamu deket sama Afkar terus Dewa bales deket sama cewek lain?”

“Nggak, Kak. Kak Dewa jatuh cinta sama Aira. Cewek malang yang perlu pertolongan dari Kak Dewa.”

“Jadi Dewa jatuh cinta karena kasihan?”

“Ceritanya rumit, Far.” Mama Norma berdiri hendak berlalu. “Aira itu adik tiri Tasya. Tasya itu simpanan suami Tante Cintya,” lanjutnya kemudian berlalu meninggalkan dua putrinya.

“Jelasin sama aku, La. Apa begitu ceritanya?” Fara duduk di tempat yang semula diduduki mamanya.

“Iya, Kak. Aku denger sendiri waktu Kak Dewa ngobrol berdua sama Aira. Kak Dewa bilang Aira berarti dalam hidupnya. Aku yakin Kak Dewa nggak main-main waktu ngomong itu.”

“Hm, ternyata sama aja kayak bapaknya ya? Sama-sama tukang selingkuh.”

“Aku juga baru tahu, Kak. Tapi jujur aja aku maish suka sama Kak Dewa.” Nala menunduk hampir menangis.

“Udahlah, bukan waktunya kamu nangis karena cowok. Masih ada cowok lain yang nggak kalah keren. Afkar.”

Nala menarik napas berat. Dia heran kenapa teman-teman dan kakaknya selalu menunjuk Afkar sebagai tempat pelarian masalahnya.

“Kalau menurut aku, Afkar berbeda banget dengan Dewa. Afkar terkesan lebih posesif. Betul begitu, La?”

Nala teringat akan kekeraskepalaan Afkar sejak mengenalnya beberapa bulan terakhir. Cowok yang keras kepala begitu biasanya memang posesif kalau sudah merasa memiliki. Tak sadar Nala begidik ngeri jika dia berpacaran dengan Afkar yang mungkin akan bersikap posesif padanya.

“Kayaknya iya sih, Kak. Tapi aku belum pengin menjalin hubungan pacaran lagi. Pacaran sama Kak Dewa adalah pengalaman pertamaku, dan aku sakit hati. Jadi sekarang aku pengin fokus belajar meski aku susah ngelupain Kak Dewa.”

Good, itu baru adek gue.” Fara menepuk bahu Nala kemudian melenggang pergi meninggalkan Nala yang masih termangu dengan pikiran kalut.

***

Pada saat jam istirahat, setelah Nala memergokinya sedang berdua dengan Dewa, kemudian Dewa pergi meninggalkannya, Aira dicari oleh guru BK. Aira begitu terkejut saat berada di ruang BK, dia melihat ibu Dewa. Saat itu Pak Harsa, salah satu guru BK, memintanya untuk pergi dengan ibu Dewa karena ada permasalahan yang harus diselesaikan. Dengan gerakan kaku, Aira menyetujuinya.

Gadis itu diam dalam panik ketika ibu Dewa membawanya entah ke mana. Aira tak berani bertanya. Sampai akhirnya mobil yang mereka tumpangi berhenti di pinggir jalan yang sepi, ibu Dewa meminta supirnya untuk keluar supaya tidak mendengar perbincangan mereka.

Pikiran buruk merasuki Aira. Bagaimana pun dibawa ke tempat sepi membuat membuatnya merasa keselamatannya terancam. Tapi kemudian yang terjadi, ibu Dewa hanya meminta pengertiannya.

“Saya mengerti, tak mungkin tak ada perasaan di hatimu kepada Dewa. Kebaikan Dewa pada kamu pasti meninggalkan sebuah rasa yang tak bisa kamu hindarkan begitu saja. Sama seperti yang dilakukan papa Dewa kepada Tasya dulu.” Ibu Dewa berhenti untuk mengamati raut wajah Aira. Sementara Aira hanya menunduk tak kuasa menahan sesak di dada. “Masa depan Dewa masih panjang. Dia anak lelaki saya satu-satunya. Saya sudah pernah dikecewakan oleh suami. Saya tidak ingin Dewa mengecewakan saya lagi. kamu paham, Aira?” tanya ibu Dewa lembut namun penuh penekanan.

Aira hanya mengangguk tak sanggup menjawab karena kerongkongannya terasa tersekat.

“Saya tidak pernah mengekang Dewa untuk melakukan apa pun yang diinginkannya. Tapi perbuatannya dengan menyembunyikanmu di apartemen adalah perbuatan yang salah. Itu aib yang sangat memalukan, yang bisa merusak nama baik keluarga saya. Keluarga saya sudah rusak, Aira.” Ibu Dewa mendesah panjang. “Meskipun keluarga saya memang telah rusak, tapi saya berkewajiban untuk menyelamatkan Dewa. Suatu hari nanti, kalau kamu memiliki anak, kamu pasti akan melakukan hal yang sama.”

Aira tak kuasa menahan titik air yang menetes. Gadis itu membiarkan air mata itu jatuh dan dilihat oleh ibu Dewa.

“Jadi, saya mohon sama kamu, Aira, pergilah dari kehidupan Dewa.”

Hanya itu, hanya itu kalimat terakhir diucapkan ibu Dewa. Tak ada kalimat yang menyinggung tentang dirinya sama sekali. Semua hanya demi Dewa. Keliru kalau dia ingin orang lain memikirkan tentang hidupnya. Dia harus menyadarkan diri, bahwa dia bukan siapa-siapa.

Kita nggak mungkin bisa bersama. Aku sadar siapa diriku sebenarnya, gadis kotor yang tak layak untuk lelaki sebaik kamu.

***

Secret Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang