Perempuan itu terus membenturkan kepalanya berkali-kali di atas meja belajar salah satu temannya, gadget yang terus bergetar ia abaikan, sesekali diliriknya Gadget yang terus bergetar itu, penelepon yang sama seperti sebelumnya, Perempuan itu menghela nafas pelan sebelum menempelkan Gadget di telinga kanannya setelah menggeser tombol hijau.
"Kenapa baru diangkat? Kamu dimana? Di apartment kosong, di rumah nggak ada! Di rumah Iva juga nggak ada, Kakak udah datangin semua temen kamu yang kakak kenal, tapi mereka juga gak tau kamu dimana, jangan buat kakak khawatir, sekarang kamu dimana?"
Perempuan itu menghela nafas lelahnya, kenapa ia harus berurusan dengan Pria overprotective yang memanggil diri sendirinya sebagai kakak itu, apa itu kakaknya? Bukan, lebih tepatnya lagi si penelepon itu adalah Pria yang sudah menjabat menjadi kekasihnya selama 3 tahun ini, umurnya 2 tahun lebih tua darinya.
"Prilly!"
Perempuan yang dipanggil Prilly itu menghela nafas lelahnya. Ya, Perempuan itu bernama Prilly, lebih tepatnya Prilly Daerlyna Laveryo, gadis bermarga Laveryo yang memiliki sifat cerdas, tangguh dan sabar menerima kenyataannya di dunia ini, ia harus memiliki kekasih yang overprotective, Possessive, jahil, Playboy, manja dan sok-sokan.
"Prilly lagi di apartement temen!" Hanya itu yang keluar dari bibir ranum Prilly.
Terdengar helaan nafas dari sebrang sana "Prilly kirim alamatnya, nanti kakak jemput!"
Prilly memejamkan matanya sejenak "Kakak ada janji sama selingkuhan kakak yang ke 6 kan?"
Decakan malas terdengar dari sang penelefon "Prioritas kakak cuma Prilly! Kalau masalah itu bisa kakak batalin!"
"Nanti Prilly kirim lewat WA!" Seru Prilly dan memutuskan sambungannya secara sepihak.
Suara decitan pintu membuat Prilly menoleh ke arah pintu dan melihat siapa yang masuk, dilihatnya perempuan seusianya yang membawa satu kantong camilan di tangan kirinya dan meletakan nya di meja.
"Sini Prill!" Prilly mengangguk dan berjalan ke arah temannya yang ada di sofa.
Temannya sibuk memilih-milih camilan yang akan ia makan terlebih dahulu, sedangkan Prilly hanya mengangkat bahunya acuh dan duduk di sebelahnya setelah meletakan ponsel miliknya di atas meja, matanya menangkap camilan yang ia suka, snack berwarna hijau bertuliskan Lays.
"Gue mau ini!" Seru Prilly dan mengambil snack pilihannya itu, sedangkan temannya mencerutkan bibirnya lucu dan mengeluh.
"Yah, tadinya gue mau itu" Prilly terkekeh mendengar rengekan itu, tanpa memperdulikannya Prilly memakan makanan temannya itu
"Lo kan bisa beli lagi La!"
Lala mengangguk, Lala Nandine dan Deliva kenya adalah sahabat Prilly sewaktu SMP kelas 7, mereka dulu sangat dekat , tapi sayangnya ketika awal masuk kelas 8 Lala pindah ke luar kota mengikuti kedua orang tuanya, mereka lost contact dan tadi siang, mereka tidak sengaja bertemu di cafe, Lala mengatakan bahwa ia akan menetap lagi di Jakarta dan Lala mengajak Prilly menuju Apartemennya.
"Ehh Prill, Lo masih pacaran sama Kak Ali?" Prilly menghentikan makannya dan melirik Lala, selera makannya hilang setelah mendengar nama yang beberapa menit lalu menelefonnya, Ali? Aliafiro Regio Ziyad, kekasih laknatnya.
Lala merasa bersalah ketika melihat wajah sedu Prilly, ia berfikir bahwa Prilly sudah putus dengan kakak kelas sekaligus Most wanted di sekolah SMPnya dulu "Sorr—"
Prilly memejamkan matanya dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa "Gue belum putus!"
Mata Lala terbelalak sempurna mendengar pernyataan yang keluar dari bibir ranum Prilly, pemikirannya ternyata salah "Wuohh, hebat bener Prill bisa bertahan selama 3 tahun," decak kagum Lala yang ditanggapi tatapan malas oleh Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Playboy
Genç KurguPERINGATAN KERAS 18+ Playboy mana ada yang Possessive. Tentu saja ada, seperti kisah mereka, seorang Playboy yang mempunyai selingkuhan dimana-mana, tapi ketahuilah hati dan cintanya hanya untuk pacar sahnya. Bagaimana perasaan kekasih sah si Playb...