17 - menyesal

332 34 1
                                    

"Istriku katamu? Aku lihat kau berpelukan dengan Jungkook di kantin tadi. Apa itu yang dilakukan oleh seorang istri di belakang suaminya?" suara Taehyung mendingin.

Yoon Jae terkejut mendengar hal itu. Dia tidak menyangka Taehyung akan salah paham dengan kejadian seperti itu.

"Taehyung-ah, kau salah paham, itu semua tidak seperti yang kau lihat." Yoon Jae mencoba membenarkan pernyataan Taehyung.

Seseorang yang tadi Taehyung telepon kini sudah mengangkat teleponnya.

"Yeoboseyo," Dia menempelkan hpnya di telinga untuk berbicara dengan seorang rekan kerjanya.

"Taehyung-ssi, tolong dengarkan aku," Yoon Jae mencoba untuk berbicara pada Taehyung yang kini sedang dalam posisi membelakangi Yoon Jae.

Taehyung tak mengubris ucapan Yoon Jae. Dia terlalu serius dalam berbicara di telepon. "Jeongmal? Baiklah, aku akan kesana sekarang." Taehyung mematikan sambungan teleponnya.

Dia membalikkan badan untuk berlari kencang ke arah pintu. Tapi karena terburu-buru, Taehyung tidak sengaja menabrak Yoon Jae yang sedang memegang gelas berisi susu vanilla panas.

Prak!

Yoon Jae terjatuh. Gelas yang dia pegang juga jatuh, menyebabkan gelas tersebut pecah dengan sebagian susu vanilla yang tumpah di bajunya.

Taehyung kaget melihat Yoon Jae terjatuh.

"Yoon Jae-ssi!" Taehyung membantu Yoon Jae berdiri. "Apa kau terluka?"

Yoon Jae menggeleng. Dia yakin dia baik-baik saja.

Dddrrttt... ddrrrttt...

Hp Taehyung berbunyi. Rekan kerjanya kembali menelepon Taehyung. Setelah mengangkat teleponnya, wajah Taehyung berubah menjadi pias mendengar suara di seberang sana yang menyuruhnya untuk segera hadir untuk rapat di kantor.

"Apa harus sekarang? Tidak bisa ditunda lagi?"

Yoon Jae membersihkan bajunya sambil memperhatikan Taehyung yang sedang menelepon. Beberapa detik kemudian, Taehyung mematikan telepon.

"Kau harus pergi sekarang, kan?" tanya Yoon Jae.

Taehyung mengangguk ragu.

"Pergilah, mereka membutuhkanmu." Ujar Yoon Jae.

Setelah berpikir sejenak, akhirnya Taehyung mengangguk. Dia pun segera pergi dari sana.

Yoon Jae menatap pecahan gelas yang sudah berserakan di lantai.

Dddrrrttt... ddrrttt...

Suara hp Taehyung terdengar dari sofa. Ternyata Taehyung melupakan hpnya lagi.

Yoon Jae ingin mengangkat telepon itu, tapi saat dia berjalan...

Brak!

Yoon Jae terjatuh karena terpeleset air susu yang tumpah ke lantai.

"Aw," Yoon Jae meringis kesakitan ketika pergelangan tangannya menembus pecahan kaca. Parahnya lagi, kaca itu menembus urat nadinya. Darah mulai bercucuran.

Seketika Yoon Jae menangis. Dia menangis bukan karena merasa sakit di pergelangan tangan, tapi merasa sakit di hati.

"Taehyung-ah, aku juga membutuhkanmu." Yoon Jae berjongkok sambil menutupi wajahnya yang menangis dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya yang terbuka dia biarkan terkulai lemas, sehingga darahnya jatuh setetes-setetes ke lantai.

"Hiks, hiks," Yoon Jae menangis sesegukan. Sebenarnya dia tidak ingin Taehyung pergi di saat seperti ini. Tapi di sisi lain dia juga tidak ingin merepotkan Taehyung.

Sekitar 5 menit dia tetap berada dalam posisi tersebut, sehingga membuat darah yang keluar sudah lumayan banyak, sampai bisa membentuk sebuah genangan kecil di lantai.

Air matanya tidak mau berhenti. Dia merasa seluruh pertahanannya runtuh. Sikap Taehyung yang tidak peduli padanya benar-benar membuat hatinya tersayat.

Sudah lama dia ingin menumpahkan air matanya dan sekarang adalah waktunya dia menumpahkan seluruhnya.

Tiba-tiba suara password pintu terdengar dipencet oleh seseorang. Ternyata orang itu adalah Taehyung. Dia kembali setelah turun ke lantai dasar karena melupakan hpnya yang tertinggal lagi.

Taehyung terkejut ketika melihat Yoon Jae yang meringkuk sambil menangis, dengan genangan darah yang terbentuk di lantai.

"Yoon Jae-ssi!" Badan Taehyung melemas ketika melihat genangan darah yang ada di lantai. Saat Yoon Jae mendongak untuk melihat dirinya, Taehyung langsung terduduk lemas melihat Yoon Jae yang menangis.

"Taehyung-ah, hiks...." Yoon Jae menangis sesegukan. "Aku membutuhkanmu."

PRAGMA[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang