56 - Jeon

150 18 0
                                    

"Jeon Jungkook?" Yoon Jae juga terkejut ketika melihat Jungkook yang memakai seragam salah satu toko pizza di kota Tokyo ini.

Jungkook menyunggingkan senyumnya. "Annyeong ... chinggu-ya," (halo ... teman)

Yoon Jae masih terdiam. Sebenarnya matanya fokus kepada rambut Jungkook yang dicat merah. Warna cat itu terlihat sangat pas dengan wajahnya. Yoon Jae langsung membayangkan bagaimana jadinya Taehyung yang mengecat rambutnya jadi merah. Pasti terlihat sangat tampan. "Yoon Jae, kenapa kau diam?" Jungkook menjentikkan jarinya di depan Yoon Jae agar gadis itu terbangun dari halusinasinya tentang Taehyung.

"Kau bilang ke sini ingin mengejar impianmu, ku pikir sekarang impianmu sudah terwujud. Menjadi pengantar pizza adalah hal yang keren untukmu." Tentu saja Yoon Jae mengatakan karena ingin meledek Jungkook.

"Pabo, aku bekerja part time supaya bisa mandiri." Jungkook menjitak kening Yoon Jae.

"Ini pizza pesananmu, mana bayarannya?" Jungkook menyodorkan pizza itu dengan tangan kanan dan meminta uang dengan tangan kirinya.

Yoon Jae terkekeh geli melihat bagaimana cara Jungkook meminta uang padanya. Dia merogoh beberapa lembar uang di dalamnya dan memberikan pada Jungkook.

"Arigatou gozaimasu," Jungkook membungkuk. Aksennya benar-benar seperti orang Jepang.

"Doitashimashite." Jawab Yoon Jae. Dia juga ingin memamerkan aksen Jepangnya. (Sama-sama).

Jungkook tersenyum. Sebenarnya Jungkook sudah menghapus segala perasaannya terhadap Yoon Jae karena tidak mungkin dia masuk kembali ke kehidupan gadis itu, sedangkan Yoon Jae sudah menikah. Jadi sekarang Jungkook sudah benar-benar menyerah dengan perasaannya.

"Mau jalan-jalan? Sudah lama aku tidak melihatmu. Banyak sekali hal yang ingin aku ceritakan padamu." Ujar Yoon Jae.

Dengan semangat Jungkook menganggukkan kepalanya.

***

Mereka berjalan-jalan di sekitar taman apartemen. Suhu kota Jepang sekarang tidak terlalu dingin. Jadi dengan jaket tipis saja sudah bisa meminimalisirkan suhu dingin.

"Oh iya, apa kau ingin menyapa Taehyung? Sepertinya dia merindukanmu." Yoon Jae merogoh saku celananya dan menekan tombol video call untuk menghubungi Taehyung.

Tak berapa lama laki-laki itu mengangkat teleponnya. Ternyata sekarang Taehyung sedang tidur-tiduran di kasur.

"Annyeong, Yoon Jae-ah, ada apa?" sapa Taehyung lewat telepon.

Yoon Jae mengarahkan layar ponselnya ke wajah Jungkook. Seketika Taehyung langsung menaikkan kedua alisnya ketika menatap Jungkook yang membungkukkan badannya untuk menyapa Taehyung.

"Apa itu rambutmu? Ku pikir aku melihat rambu-rambu lalu lintas." Ledek Taehyung

Yoon Jae tertawa keras mendengar ucapan Taehyung. Terlihat sekali bahwa lelaki itu kini sedang cemburu.

Sudah lama Jungkook tidak bertemu dengan Taehyung dan Yoon Jae, tapi hal pertama yang ia dapatkan dari keduanya adalah sebuah ledekan.

"Ah, mianhe, mungkin kau tidak mengerti tentang fashion, jadi kau salah mengira tentangku." Balas Jungkook.

"Aaah, jinjja? Apa aku perlu mewarnai rambutku jadi seperti pelangi supaya kau bilang aku mengerti tentang fashion?"

"Tentu saja, kau harus mewarnai rambutmu agar kau menjadi trending topic di media sosial sebagai badut tampan yang mengisi acara anak-anak." Balas Jungkook.

"Kau mengakui bahwa aku tampan? Wah, terimakasih atas pengakuanmu." Taehyung membalas Jungkook lagi.

Yoon Jae berpikir kalau perdebatan masalah rambut ini tidak akan selesai kalau dirinya tidak segera melerai. Jadinya Yoon Jae menarik hpnya agar Jungkook dan Taehyung tidak bertatap muka.

"Sudahlah, kalian bertengkar hanya karena permasalahan rambut?" Yoon Jae berusaha untuk mencairkan suasana.

"Aku tidak bertengkar dengannya, aku hanya menyerukan pendapatku." Bantah Jungkook. Dia memanyunkan bibirnya ke depan.

"Dia yang memancingku duluan, siapa suruh dia menampilkan rambut lalu lintas-nya itu." Taehyung juga ikut memanyunkan bibirnya di balik layar.

Rasanya Yoon Jae ingin terbang ke Korea sekarang juga hanya untuk mencubit pipi Taehyung itu.

"Sudah jangan dibahas lagi, lebih baik kalian berdua sama-sama minta maaf."

"Shiro yo,"

"Shiro yo,"

(tidak mau).

Yoon Jae akui seketika mereka berdua terlihat seperti anak umur 5 tahun yang sedang memperebutkan permen yang hanya tersisa satu.

"Kalau begitu nanti saja aku hubungi lagi, bye, Tae," Yoon Jae melambaikan tangannya pada Taehyung.

"Yoon Jae jang—"

Dia sudah memutuskan sambungan terlebih dahulu sebelum Taehyung bersuara.

"Benarkah kau sudah menikah dengan orang seperti itu? Sangat memalukan." Cibir Jungkook.

Yoon Jae mencubit lengan Jungkook karena merasa sedikit kesal Taehyung dijelek-jelekkan.

"Dia orang yang paling baik di dunia ini." Ujar Yoon Jae.

Jungkook terkekeh kecil melihat Yoon Jae yang tak terima Taehyung dijelek-jelekkan.

"Dia memang harus baik, tapi dia itu terlalu ketinggalan zaman kalau soal fashion." Entah kenapa rasanya Jungkook ingin melihat wajah Yoon Jae yang akan kesal.

"Yaaa! Dia itu selalu tampan walau hanya memakai kaos putih polos." Balas Yoon Jae.

"Aku tak percaya itu, dia tetap terlihat ketinggalan zaman." Ledek Jungkook.

Yoon Jae ingin mencubit lengan Jungkook lagi tapi cowok itu sudah lebih dahulu melarikan diri meninggalkan Yoon Jae.

"Jungkook-ssi, berhenti! Akan kucubit kau sampai memar!" teriak Yoon Jae. Dia berlari sekencang-kencangnya, tapi sialnya Jungkook hanya terlihat berlari-lari kecil dan Yoon Jae tetap tak bisa mengejar Jungkook.

Di sela-sela ia berlari sebenarnya Yoon Jae bersyukur menemukan Jungkook di Jepang. Itu artinya dia akan mempunyai seseorang yang akan menjadi temannya.

 Itu artinya dia akan mempunyai seseorang yang akan menjadi temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PRAGMA[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang