Taehyung masuk ke dalam apartemen Yoon Jae. Sedari tadi Yoon Jae tak bisa menyembunyikan senyumannya melihat warna rambut Taehyung yang menurutnya sangat sangat cocok dengan Taehyung.
"Kau menyiapkan kue?" Taehyung menghampiri kue berwarna putih yang ada di meja makan.
"Iya, tadi aku ingin mengucapkannya lewat telepon tapi kau tidak mengangkatnya." Yoon Jae cemberut mengingat hal itu.
Taehyung langsung mencubit pipi Yoon Jae dengan gemas. "Sekarang kan aku ada di sini, aku ingin makan kue dan meniup lilinnya bersamamu." Kata Taehyung.
"Oke." Yoon Jae kembali tersenyum dengan ceria.
***
Setelah makan kue bersama dan juga berfoto, Yoon Jae memilih untuk segera tidur karena hari ini dia sudah sangat lelah. Yoon Jae sudah menggosok giginya dan mengganti bajunya dengan piyama berwarna pink.
Pada saat dia membuka pintu kamar, dia terkejut melihat Taehyung yang ternyata sudah tertidur di kasurnya. Awalnya dia kira itu adalah hantu karena cahaya yang hanya berasal dari lampu tidur itu mengaburkan pandangannya.
Padahal tadi Yoon Jae bilang Taehyung bisa tidur di kamar sebelah. Yoon Jae pikir alasan mereka satu kamar ketika di Korea adalah karena hanya ada satu kamar saja di sana. Tapi sekarang di sini ada dua kamar.
Yoon Jae berinisiatif untuk tidur di kamar sebelah, tapi pada saat langkahnya ingin keluar kamar, dia mendengar suara serak Taehyung yang baru saja membuka matanya.
"Mau kemana?" tanya Taehyung pelan.
"Tidur." Jawab Yoon Jae seadanya.
"Kenapa keluar?"
"Aku akan tidur di sebelah."
Taehyung menggeleng. Matanya setengah terbuka. Dia benar-benar seperti bayi besar yang harus diurus. Taehyung menepuk-nepuk kasur di sebelahnya mengisyaratkan agar Yoon Jae tidur di sebelahnya.
Dengan jantung yang sudah berdetak kencang, akhirnya Yoon Jae menurut untuk berbaring di sampingnya setelah ia menutup pintu dan berjalan ke arah Taehyung.
Taehyung menyelimuti tubuh Yoon Jae dengan selimut yang sama dan menarik Yoon Jae ke dalam dekapannya.
Wajah mereka kini sangat dekat. Hal itu membuat Yoon Jae kehilangan napasnya karena sudah lama dia tidak melihat Taehyung dari jarak yang sedekat ini.
Tanpa persetujuan Yoon Jae, Taehyung sudah mencium pipiny sekilas.
"Apa aku terlihat tampan dengan rambut ini?" tanya Taehyung sambil memainkan rambut pirangnya.
Yoon Jae tersenyum. "Kau selalu tampan. Tapi rambutmu sekarang sangat mengagumkan." Jawab Yoon Jae jujur.
Taehyung puas dengan jawaban itu. Dia kembali mencium pipi Yoon Jae sehingga membuatnya harus menutup mata karena malu. Sudah lama dia tidak berdekatan dengan Taehyung seperti ini.
"Tapi aku hanya bisa di sini selama 3 hari. Aku akan kembali ke Korea hari Selasa." Ujar Taehyung.
Yoon Jae langsung menunjukkan raut kecewa. Dia ingin mengomeli Taehyung, tapi sepertinya dia tak bisa berkutik ketika Taehyung mengecup bibirnya.
"3 bulan lagi aku akan mengunjungimu selama seminggu. Di situ aku ada waktu." Jawab Taehyung sebelum dia sempat mendengar omelan Yoon Jae.
"Kau masih dekat dengan Jungkook?" tanya Taehyung penasaran.
Yoon Jae membelalakkan matanya ketika dia menyebut nama itu. "Kami teman." Jawab Yoon Jae seadanya.
"Apa sekarang dia masih jadi pengantar pizza? Sebenarnya tadi aku melihatnya di depan apartemenmu. Apakah dia ingin menemuimu?" raut wajah Taehyung sudah berubah cemberut.
Yoon Jae menepuk-nepuk pipi Taehyung. "Dia ingin mengantar pizza, Taehyung. Kau cemburu?"
Tanpa menjawab, Taehyung mencium bibir Yoon Jae lagi. Kali ini dia menuntun tangan Yoon Jae untuk mengalungkan tangannya di leher Taehyung.
Sebenarnya tadi Taehyung ingin datang ke apartemen Yoon Jae. Tapi saat dia ingin kesana, dia malah melihat Yoon Jae yang menangis di depan pintu dengan Jungkook yang masih memegang pizza. Taehyung mendengar ucapan Yoon Jae. Gadis itu menangis karena dirinya. Dia menangis karena Taehyung tak menjawab teleponnya. Taehyung jadi merasa bersalah.
Yoon Jae menarik dirinya sebentar. Dia sedikit terkejut ketika melihat Taehyung yang sekarang sudah berada di atas tubuhnya. Hal itu membuat jantungnya berdetak sangat kencang.
Mereka saling menatap satu sama lain.
"Yoon Jae-ya," lirih Taehyung. Tangan Taehyung berada di belakang tengkuk dan bahu Yoon Jae, sedangkan tangannya berada di leher Taehyung.
"Hm?"
"Ka-kau sudah lulus kan?" tanya Taehyung terbata. Telinga Taehyung terlihat memerah walau sekarang minim pencahayaan.
Yoon Jae mengangguk. Dia tidak mengerti dengan pertanyaan Taehyung yang menanyakan apakah dia sudah lulus atau belum. Tentu saja Taehyung sudah tahu kalau Yoon Jae sudah lulus kuliah setahun yang lalu.
"Berarti aku ... aku boleh, hmmm ... melakukannya kan?" Taehyung berbicara dengan terbata-bata.
Yoon Jae mengernyitkan keningnya bingung. "Melakukan apa?"
Taehyung tampak menggigit bibir bawahnya. Dia terlihat tidak tahu harus mengatakan apa.
"Itu...." telinga Taehyung semakin memerah. Dia menatap ke sembarang arah, sepertinya tak berani menatap wajah Yoon Jae.
Sedetik kemudian Yoon Jae langsung tersadar dengan apa yang Taehyung maksudkan. Pipi Yoon Jae jadi ikut memerah. Jantungnya tak pernah berdetak sekeras ini sebelumnya. Yoon Jae menutup matanya karena malu.
Tapi tak berapa lama Yoon Jae merasakan kalau bibir Taehyung sudah merambat menuju lehernya dan Taehyung memberikan beberapa kecupan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAGMA[√]
FanficMenikah dengan Kim Taehyung adalah impian banyak wanita, tak terkecuali Lee Yoon Jae. Dia sangat senang ketika mendengar bahwa Taehyung akan dijodohkan dengannya. Tapi apa jadinya jika pernikahan yang Yoon Jae pikir romantis, ternyata tidak seindah...